Akhirnya terungkap

712 43 0
                                    

Sekolah hari yang paling aku tunggu-tunggu dalam hidupku, tentunya kalian tahu kenapa? Karena hanya disekolahlah aku bisa melihat dan memandang sean sepuasnya.

Tapi hari ini aku tidak seantusias seperti semalam, tidak seheboh semalam aku yang selalu usik dia. Karena apa? Mungkin karena dia udah punya pacar.

Aku masih nunggu didepan kelas, berdiri dipinggiran pembatas balkon sambil melihat ke bawah apakah dia udah datang apa belum.

Tetiba aku tersenyum saat melihat sosok yang aku tunggu dari tadi, dia berjalan dilapangan sekolah. Namun senyumku langsung menghilang saat glo berlari mendekati sean, bahkan menarik tangan sean keatas.

"kok aku lupa ya, kalau kalian pacaran.." lirihku pelan.

"huft.., aku ga jadi deh nunggu kamu diluar ini." aku langsung berbalik masuk kelas.

Aku memilih membaca buku sebelum  jam pelajaran dimulai, walau sebenarnya ga konsen juga bacanya.

"sean, jangan usil donk." aku mendengar suara manja glova, spontan donk aku melihat mereka.

"iya maaf..yaudah, duduk sana.." balas sean sambil mengusap kepala glova. Dan aku masih menatap mereka yang menurutku romantis.

"cuma sama glova ya kamu bisa tersenyum.." batinku sedih.

"hehk..., bisa minggir ga?" aku tersentak, sean udah berada depanku.

"eh, iya maaf sean.." aku langsung berdiri dan bergeser supaya dia bisa duduk didalam.

"sean...jangan gitu akh.." tegur glova sama pacarnya, aku cuma menatap glo sebentar lalu kembali duduk.

Hingga bel berbunyi tanda jam belajar sekolah dimulai. Asli, hari ini aku kebanyakan diam aja. Bicara kalau ditanya guru.

Hingga jam pelajaran pertama pun selesai, guru pun pergi dan sebentar lagi guru pelajaran lain masuk, sambil menunggu jam pelajaran selanjutnya aku menenggelamkan wajahku diatas tangan yang ku sandarkan diatas meja.

Sean, juga lagi fokus membaca buku dan lagi-lagi niatku usik dia terhenti. Tapi jujur, aku sebenarnya mulutku udah gatal banget ingin ajak dia ngomong.

"sean..." aku mendengar suara glo tapi aku tidak mengangkat wajahku.

"apa glo?" jawab sean.

"hari ini kita pulang masing-masing ya.."

"loh, kenapa glo?"

"hem.., gapapa..aku mau kerumah temanku nanti."

"yakin ga pulang sama? Atau aku antar kamu kerumah temanmu." tawar sean.

"ga usah sean.., aku bisa sendiri kok. Ga perlu kamu antar."

"oh yaudah kalau gitu, kabari kalau udah sampai rumah teman mu ya."

"iya.., tenang aja..aku akan kabari kok. Yaudah aku cuma mau bilang itu kok." lalu aku mendengar suara langkah glo menjauh.

Tahukan mereka, kalau aku udah mati-matian menahan rasa kesal, cemburu mendengar omongan mereka. Ingin sekali aku pergi dari hadapan mereka.

Ga lama terdengar suara riuh kembali, aku langsung mengangkat wajahku.  Ternyata gurunya udah datang. Dan kita kembali belajar..

"hehk.., bisa minggir ga? Aku mau ketoilet."

"panggil aku michel plis..." lirihku pelan.

"apaan sih, minggir akh..aku udah kebelet nih." keselnya dan aku pun menghela nafas.

"pliss panggil aku michel.." kali ini menatap matanya memohon.

"huh.., michel tolong minggir ya.." aku langsung senyum saat dia menyebut namaku.

Hingga Nafas Terakhir Where stories live. Discover now