Michel berdamai dengan Sean..

507 23 6
                                    

"hai.." sapaku lembut.

"se..sean?" aku merasakan keterkejutan michel, aku pun mengangguk senyum.

"se..sean.., kamu..kamu..?" dia seakan masih tidak percaya akan kehadiranku, dan lagi-lagi hatiku sakit saat melihat air matanya berlinang.

"hai michel.., ini aku sean.." dia tersentak lalu buru-buru mengambil rambut palsunya namun langsung aku tahan tangannya.

"ehk.., lepasin tangan kamu." ucapnya lirih namun tegas, aku langsung mengitari ayunan kayu jati ini dan sekarang aku berdiri disampingnya dengan masih memegang tangannya.

"a..apa kabar chel?" tanyaku yang mengabaikan ucapannya tadi.

"apaan sih, lepasin tangan aku.." dia masih bersikeras, dimana tangan satunya mencoba mengambil rambut palsunya.

"sean!! Kembaliin rambut aku..!! Aku malu!!" marahnya saat rambut palsunya aku ambil.

"kamu ga perlu menutupinya chel, kamu jangan malu chel pada ku chel.." terlihat dia diam dengan mata yang udah berkaca-kaca.

"aku malu.., aku tak seperti wanita umumnya, aku sangat cacat, badanku kurus dan kepala botakku sangat jelek." ucapnya dengan nada sesak, aku mengusap sayang kepala botak yang dianggapnya jelek

"kamu cantik chel.., kamu tetap cantik meski keadaan kamu seperti ini.., jangan malu pada diri kamu yang sekarang chel.." air mata yang ditahan akhirnya jatuh, aku pun mengusap air matanya dengan lembut.

"kamu tetap cantik chel.., ga ada yang berubah dari dirimu.." dia langsung menghempaskan tanganku dari wajahnya.

"chel..." lirihku kaget, michel pun kembali duduk dengan bahu bergetar.   Michel menangis..

"aku minta maaf chel.." ucapku sambil berlutut depannya.

"aku minta maaf pada mu chel.., aku minta maaf.." aku kembali memegang kedua tangannya.

"hiks..hiks.., untuk apa kamu kesini hem? Untuk APA??" aku cuma bisa menahan nafas saat dia kembali marah dan aku mengerti itu.

"jawan SEAN!! Untuk apa kamu datang kesini??"

"JAWAB SEAN!! aauw.." bentaknya lagi.

"chel, kamu kenapa? Ada yang sakit?" panikku.

"awas kamu!! Jangan coba pegang aku lagi.."

"chel, jangan seperti ini.., kamu masih sakit.."

"sekali lagi aku tanya sama kamu, untuk apa kamu kesini hah??" aku pun menghela nafas lalu berkata..

"aku tahu terlalu banyak aku menyakiti perasaan kamu chel, aku selalu membuat kamu menangis, sampai membuat mu masuk rumah sakit. Aku menyesal chel..aku menyesali semua sikap aku pada mu."  air matanya semakin deras.

"maaf, jika menurut kamu aku terlalu gampang berucap apa lagi minta maaf, tapi inilah kenyataan.., aku benar menyesalinya dan benar-bener minta maaf pada chel.."

"chel.., aku minta maaf.." kali ini kembali memegang kedua tangannya.

"ka..kamu bohong.., kamu tidak mungkin menyesalinya.., kamu tidak mungkin menyadarinya, karena kamu memang selalu ingin menyakiti perasaan ku, itu memang tujuan mu dari dulu!!"

"ga chel.., aku ga bohong.., aku benar menyesalinya bahkan udah sangat lama, sebelum kamu menghilang kedua kalinya aku udah menyesalinya.., hanya aja..hanya aja aku terlalu gengsi meminta maaf pada kamu." michel menggeleng tanda tak percaya.

"masih bisanya kamu ngomong asalan!! Sementang kamu tahu aku mencintaimu jadi sesuka hati mu berucap manis, dasar brengsek!!" dia memukulku dan aku membiarkannya sampai dia puas.

Hingga Nafas Terakhir Where stories live. Discover now