Michel ketahuan..

577 30 0
                                    

Akibat tingkah bodohku tadi membuat mama menarik michel keruang tamu disusul sama ku dan glo.  Mama asik cerita heboh sama mama meski lewat tulisan dan dengan sabarnya mama menulis yang  penting puas cerita sama michel.

Dan aku cuma bisa mengamati mereka bertiga dari kursi ini sambil bersedekap tangan. Sesekali aku tersenyum kagum dalam hati melihat michel yang bisa bikin mama tertawa,  jelaslah dia kan anaknya memang heboh.

Hingga akhirnya michel pun pulang dijemput abangnya,  dan untuk pertama kali aku melihat abangnya sepertinya usia mereka cukup jauh. Bukan hanya itu aja, abangnya juga terlihat sangat posesif sama michel.

Dan sekarang aku dikamar tepatnya rebahan dikasur setelah habis mandi. Aku menatap langit kamar sambil senyum-senyum sendiri.

"kamu beneran gila ya chel.., bisanya kamu ngaku sama mama kalau kita pacaran, wkwkw..ada-ada aja kamu chel."

"dan, kamu cepat banget kompak sama mama, kamu juga sabar menunggu mama menulis dikertas. Untung kamu sopan sama mama ku, kalau aja ku dengar kamu hina mama ku dari belakang karena bisu dan tuli jangan harap hidup kau." membayang kan dia anaknya suka keceplosan.

"hhmm, tapi aku cukup senang melihat mama tertawa lepas kayak tadi."

"huftt, aku tahu kamu baik chel. Aku jadi merasa bersalah atas sikapku yang ga menghargai bekal mu buat ku."

"jujur, aku malu memakan bekal disekolah,  karena memang aku ga pernah bawa bekal kesekolah. Dan satu sisi, aku ga suka sama tingkah mu yang menurut ku berlebihan, kamu tuh bisanya bikin aku malu tahu ga chel." mengingat dia anaknya kepedean luar biasa sampai ga sadar telah berapa kali mempermalukan aku.

"huft, aku ga tahu kenapa kamu bertingkah heboh gitu sama ku, masa iya karena kamu suka sama ku sampai segitunya chel?"

Tiba-tiba aku teringat saat abangnya datang menjemput kerumah dan michel lagi-lagi memperkenalkan aku sebagai pacarnya dan sontak membuat aku dan abangnya kaget.  Tuh kan, ini memang gila.., tapi itu malah membuat aku senyum-senyum lagi.  Terutama saat dia pamit samaku sambil nyubit gemes kedua pipiku.

"chel..chel.., padahal 4 hari ini kamu menjauhi aku disekolah."

Tok..tok..tok..

"abang..abang..buka pintu." teriak glo.

"persis banget sih nih anak sama michel." geramku lalu membuka pintu.

"mesti kali teriak glo?" kesalku.

"halahh..." senggaknya dengan nerobos masuk kamarku.

"hey, asal masuk aja kau..! Kau kenapa lagi sih?" tanyaku frustasi.

"bang, apa maksudnya tadi hem? Kenapa kamu tiba-tiba bersikap baik sama michel? Bahkan mengakui juga kalau kalian pacaran padahal kau selalu membantah itu disekolah? Trus kamu juga mencium kening michel? Maksud mu apa sih bang?" ucapnya panjang lebar dan aku langsung mengusap kupingku dengar ocehannya.

"bang dengar ga sih??" geramnya.

"udah ngomelnya? Udah hem?"

"ihhh bang, aku ga mau ya kamu menyakiti sahabatku lagi, aku ga mau kamu mempermainkan dia lagi. Cukup bang..cukup kamu buat dia menangis." terlihat raut sedih dari wajahnya dan itu membuat dahiku mengerut.

"biarkan dia menyukai mu, biarkan dia jatuh cinta sama mu tanpa abang membalas perasaannya." aku mematung mendengar ucapan glo.

"karena yang ku tahu abang ga suka sama dia apa lagi cinta, bahkan abang ga suka sama kehadirannya. Kalau abang bersikap kayak tadi, itu semakin membuat dia terluka, karna yang michel tahu kamu jijik sama dia." aku menelan ludah.

Hingga Nafas Terakhir Where stories live. Discover now