Tak lama terlihat sebuah bus datang, Alleta tersenyum senang. Setelah bus tersebut berhenti, Alleta segera masuk ke dalam. Matanya mengerjap pelan, dirinya melihat si ketos berada di sudut bus, benarkah?

"Ketos?" Ujar Alleta spontan.

Kean mendongak, menatap seorang gadis yang selalu menjadi tanggung jawab Kean di sekolah karena kenakalannya. Memilih diam, Kean kembali menatap handphone nya.

"Ternyata lo bisa telat juga, ya?" Ucap Alleta, duduk di sebelah Kean sambil terkekeh kecil.

Kean menghela nafas pelan, jika saja kendaraan nya tidak bermasalah pasti ia sudah sampai di sekolah dan tidak akan bertemu dengan Alleta dalam waktu cepat.

"Jauh."

Alleta mengernyit bingung, dan kemudian senyum jahil muncul di wajahnya. Dengan sengaja Alleta lebih mendekatkan tubuhnya pada Kean, hal itu membuat Kean menatap tajam Alleta.

"Jauh gue bilang." Ujarnya datar.

Alleta cemberut, menatap ibu ibu di sebelahnya. "Buk, masak pacar saya marah, gak mau deket saya lagi." Ujarnya sedih.

Ibu ibu tadi menatap Kean tajam, "Mas ini ya, masak iya harus cewek duluan yang minta maaf. Dimana mana cowok yang salah mas!" Omelnya.

"Nah bener tuh, kamu sih yang." Lanjut Alleta terkikik geli. Lihat saja wajah Kean yang menahan kekesalannya.

"Yaudah deh buk, biarin aja. Ngambek aja Sono, nanti gue cari cowok baru."

Kean langsung menoleh menatap heran Alleta, oke! Dia akan mengikuti drama yang di buat cewek ini.

"Maaf,"

Mendengar itu, Alleta melotot, terkejut. Apalagi ketika tangan Kean merengkuh pundaknya dan memaksa kepalanya untuk bersandar di pundaknya.

Ibu ibu tdi tersenyum, "anak anak jaman sekarang, pacaran gak kenal tempat."

***


"Lepasin bego! Udahan dramanya!" Maki Alleta karena Kean masih menggandeng tangannya setelah sampai di depan sekolah mereka.

"Modus lo! Kayak gak pernah megang tangan orang cantik aja."

"Apa?"

"Eh, enggak!" Jawab Alleta, memaksakan senyum manis untuk terbit di wajahnya.

Alleta mengalihkan pandangan, menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

"Yah telat." Ujar garis tersebut, memasang wajah sedih seolah olah dia baru pertama kali melakukan kesalahan ini.

Kean menoleh sambil menunduk, menatap Alleta yang lebih pendek darinya.

"Bolos yuuu," ujar Alleta menatap mata Kean.

"Ga."

"Ayoo."

"Gue gak pernah alpha,"

Alleta berdecak, dasar sok suci.

"Yaudah, kita ijin bolos aja. Kan ijin tuh." Jawabnya.

Tatapan Kean menjadi semakin dingin, namun Alleta menatap Kean dengan wajah yang berbinar karena ide bagus yang muncul dari otaknya.

Tatapan Kean menjadi semakin dingin, namun Alleta menatap Kean dengan wajah yang berbinar karena ide bagus yang muncul dari otaknya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

***

(K E A N)

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

(K E A N)

Vote komen nya jangan lupa loh :(

P E N U T U P A N

P E N U T U P A N

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
PSEUDO (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz