hidup di rumah besar yang berisi kakak dan juga maid tidak membuat Alleta senang, disekolah tersenyum senang namun dirumah ia terpuruk. seolah memiliki dua jiwa dalam satu raga.
ini tentang Alleta, gadis yang berusaha memecahkan misteri penyebab kem...
"Lo kenapa?" Tanya Kean heran. Masak iya cewek itu menangis karna Kean tak mau membuka pintunya?
"Buka, gue mau ke taman."
"Ngapain?"
"KEAN! BUKA! INI MENYANGKUT ORANG TUA GUE!" Teriak Alleta. Air mata nya turun membasahi kedua pipinya.
Tak bisa di pungkiri, Kean cukup terkejut karena Alleta yang berteriak dan menangis secara bersamaan.
"Oke, lo tenang, gue anter." Ujar cowok tersebut. Menggandeng tangan Alleta menuju pintu ruangan osis dan membuka pintunya.
Alleta langsung melepaskan tangan Kean, berlari meninggalkan Kean menuju taman.
Setelah sampai di taman belakang sekolah yang memang sepi, Alleta melangkahkan kakinya menuju bangku yang ada di bawah pohon. Tidak ada siapa siapa disana, hanya ada dirinya, tidak dengan orang yang mengirim pesan tadi.
Kemudian Kean menyusul, cowok itu berada tak jauh dari Alleta, memantau cewek tersebut dari jauh.
Sedangkan Alleta, dia mengitari pohon, tidak ada apapun disana. Jadi yang mengirimi Ia pesan adalah orang yang ingin mengerjai dirinya?
Alleta menunduk, namun matanya menangkap sesuatu, ada kertas yang disembunyikan di balik rumput, tepat di dekat kaki bangku taman. Tangannya terulur mengambil kertas tersebut. Ada dua, dengan kertas besar yang di dalamnya terdapat kertas kecil dengan warna kecoklatan.
Alleta membuka kertas besar yang terlipat itu, membaca tulisan rapi yang ada di sana.
Maaf Alleta,
Kamu terlalu lama, aku tidak bisa menunggu karena disini nyawaku juga diancam. Aku tak bisa memberitahu mu langsung, aku selalu di awasi.
Setelah itu, Alleta giliran membuka kertas kecil. Kertas yang terlihat kumuh seperti kertas pada zaman dahulu.
Terbangun dalam kegelapan Menelan semua kenyataan yang sebenarnya. Terputar layaknya kaset rusak Menyakitkan!
Hubungkan apa yang kamu temukan.
Alleta diam, mencerna baik baik kalimat yang ada di kertas kecil tadi.
Kegelapan? Mati lampu kah?
Tak kunjung menemukan arti, Alleta mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa?" Tanya Kean mendekat.
Alleta menatap sayu, kemudian menunduk.
"Gue mau pulang,"
Kean menghela napas, cowok itu menarik Alleta berdiri dari bangku.
"Ayo."
***
Di dalam perjalanan, Alleta masih diam. Dia memikirkan.
Hubungkan apa yang sudah kamu temukan?
Dirinya hanya menemukan kertas lusuh. Kertas dengan model zaman dulu. Lalu apa yang harus ia hubungkan?
Setelahnya, Alleta mengernyit bingung, dirinya sudah sampai di depan rumahnya.
"Lo tahu rumah gue?" Tanya Alleta menyelidik.
Kean memincingkan matanya, "gue tau dari Pak Ando, gausah kepedean."
Alleta mencibir kesal, siapa juga yang kepedean.
"Gue pulang."
PULANG AJA SONO! GAPEDULI GUE!
"Bye, Babu."
"KEANJING!!"
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Vote and coment!!
(ADEL)
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
P E N U T U P A N
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.