60. Perkara Demonstrasi

1.6K 170 14
                                    

Binatang lemah lembut unyu-unyu begitu lo anggap lawan?
-Jonathan

...

Saat Dean datang lagi, maka Ezra pun terancam lagi. Begitu definisinya.

Seperti sekarang ini, Ciara dan Jonathan sudah mengungsi ke kamar abang kembar palsunya itu untuk menjauhi Dean atas perintah Ezra tentunya. Aneh. Ezra selalu merasa takut tersaingi saat berhadapan langsung dengan tetangga baru Ciara ini. Meski ditinjau dari keelokan visual dan Dean masih berada di bawah Ezra, agaknya Ezra tetap tidak akan tenang karena yang mengusiknya adalah fakta tentang Ciara yang tertarik pada Dean.

"Belum juga jadi tunangan beneran, Ciara udah mau putar haluan ke Dean aja, apa nggak mengancam keselamatan Ezra nantinya?" Itu kata Jonathan saat Andi bertanya kenapa mereka harus sembunyi dan menghindari Dean tadi. Andi 'kan masih tidak tahu jika Ciara menaruh perhatian spesial untuk Dean.

Maka di sinilah mereka berada, di kamar Jonathan dengan bermacam-macam es krim kesukaannya gadis itu.

"Tahan-tahan makannya, entar ribet kalo sampe diare, Dek." Perihal adiknya yang tidak bisa menampung terlalu banyak es krim dalam perut sudah tercatat paten dalam kepala. Jonathan akan ingat sampai kapan pun.

Ciara membalas "Hm," hampir tidak peduli dengan ocehan abangnya itu. Lagian siapa suruh mereka harus di sini? Kenapa juga harus menghindari Dean? Sialan banget jadi orang.

Ezra lagi 'tuh! Awas aja kalo nanti ketemu!

"Udah deh, segitu aja, ya. Abisin yang itu aja, yang ini jangan dilanjut. Sisain buat besok,"

Melotot garang, Ciara merampas semua bungkus es krimnya yang tersisa 12 bungkus lagi. Sebenarnya dia juga sudah tidak tahan, giginya mulai ngilu, pun tenggorokannya mulai terasa kering sekaligus perih; tapi mengingat rasa kesalnya yang masih merajalela, Ciara mengabaikan kondisi organ tubuhnya yang mulai tak memadai dan terus menghantam apa yang ada di depannya.

Jonathan berdecak khawatir. Kalau sampai Ciara sakit, serumah bakalan marahin gue ini. Begitu pikirnya. Itu pasti akan terjadi, sudah jelas karena hanya Ciaralah putri Rajendra.

"Dek, udahlah."

Hening. Ciara tidak menanggapi tegurannya barang sedikit pun. Jonathan kembali beringsut mendekati. "Dek, nanti lo diare lagi, gimana? Udah, ya?"

"Nggak mau!"

"Lo jangan gitu dong, Ra, kalo lo sampe demam, bukan cuma Bang Andi yang jadi lawan gue, Bang Rama juga bakalan ngomelin gue, nih." sungutnya mulai cemas.

Bukannya berhenti, Ciara justru terus menghajar es krimnya sembari menahan ngilu.

"Dek, abisin yang itu aja, ya. Yang ini gue simpen balik ke kulkas." Sisa es krim lolos dari si bungsu, Jonathan bernapas lega saat Ciara tidak lagi menuntut. Namun, pandangannya terjatuh pada ekspresi lain di wajah cantik adiknya. "Ra? Ciara?" panik melanda secepat itu, membuat Jonathan melemparkan sisa es krim adiknya ke dalam boxnya, dan menatap Ciara cemas.

Jangan bilang Ciara langsung demam?

"Ra?"

"Bang..."

"Kenapa? Mau minum?"

"Perut gue, Bang, perut gue ..." suara yang mencicit lemah sudah dapat menjelaskan bahwa adiknya memang sedang menahan sesuatu yang sakit. Maka dengan sigap Jonathan mengengakat Ciara dan membawanya ke kamar gadis itu.

"Gue bilang juga apa. Jangan dimakan semuanya, Ra! Kenapa batu banget, sih, jadi cewek? Gini 'nih kalo nggak mau nurut apa kata abangnya, kualat!"

"Bang ... sakit,"

SIBLING'SWhere stories live. Discover now