24. Berbaikan

2.9K 193 6
                                    

Kepo lo kayak netijen!
-Ciara

.

***

KASHI menahan langkahnya tepat di depan pintu kelasnya, ia berhenti dan bergeser sedikit agar tidak menghalangi jalan untuk masuk, terlebih agar Ciara jangan melihatnya yang tengah berdiri di sana.

Pagi ini Ciara berangkat ke sekolah lebih dulu tanpa menunggunya, membuat hati Kashi semakin gundah mengingat percekcokan mereka kemarin.

Rasanya Kashi ingin menangis saja saat mengingat kebodohannya itu, tapi biar bagaimanapun Kashi harus meminta maaf dan menjelaskan alasan kenapa ia merahasiakan tentang 'pria' itu jika masih ingin persahabatan mereka rukun.

Apapun tanggapan Ciara nantinya dan seperti apa kondisi yang akan terjadi, Kashi akan menerima dengan lapang dada karena memendam bukanlah tindakan yang benar.

Hatinya terus mengatakan agar Kashi masuk dan meminta maaf pada sahabatnya itu, tapi pikirannya tampak tak sejalan dengan hatinya.

Pikirannya malah menyuarakan bahwa jika Kashi menghadap Ciara -- apa yang akan Kashi katakan pada gadis itu? Maksudnya, bagaimana cara Kashi menyikapi atmosfer yang nantinya 'pasti' akan canggung. Bagaimana Kashi akan menegur sahabatnya itu? Dan... bagaimana jika Ciara marah dan tidak mau mendengarkannya berbicara?

Ah, Kashi mulai kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa di saat seperti ini dirinya malah berubah menjadi pecundang seperti ini? Tidak keren.

"Kash,"

Tiba-tiba suara seseorang menyita perhatian Kashi yang masih berdiri di dekat pintu masuk ke kelasnya itu. Kashi menoleh dengan tatapan seolah mengatakan 'apa' tanpa mengeluarkan suara.

"Ngapain berdiri di sini?" Gadis itu bertanya ditengah aksi terkekehnya. Ia juga menoleh ke kanan dan kiri mencoba mencari tahu kenapa Kashi tidak masuk ke dalam kelas, "Ciara udah di dalem tuh," lanjutnya saat melihat ternyata Ciara sudah duduk di bangkunya.

Meskipun tahu bahwa Ciara sudah ada di dalam kelas, tapi Kashi tetap ikut menengok ke arah yang ditunjukkan oleh Wiwin. Ia lantas tersenyum kecut dan mengangguk pelan.

"Iya tau, gue nggak nungguin Ciara. Lagi nungguin Nita," katanya menjawab setenang mungkin.

Wiwin yang percaya dengan ucapan Kashi lantas mengangguk saja, ia berpamitan dan langung meninggalkan Kashi di depan pintu kelas mereka. Melihat itu, Kashi menghela napas lega saat gadis bermata sipit itu percaya dengan alasannya.

"Jangan sampe ada yang tau deh," gumamnya mengusap dada.

"Tau apa, Kash?"

Kashi terkejut. Dengan cepat ia berbalik dan mendapati Nita dengan tatapan cerianya, seperti biasa. Buru-buru menggeleng dan tertawa sumbang, mencoba menutupi kegundahannya serapi mungkin dan berharap agar Nita bisa tertipu.

"Eh, udah nyampe lo, gue nungguin lo dari tadi," katanya cengengesan.

Sikap Kashi yang terlalu banyak tersenyum ini bukannya menjadi berita baik, malah menjadi sebuah pertanyaan bagi Nita. Pasalnya Kashi ini memang terlihat kurang menyukainya, jadi saat Kashi banyak tersenyum padanya tentu saja membuat Nita menaruh rasa curiga. Ditambah lagi... Kashi tadi bilang apa?

Nungguin lo?

Nungguin Nita 'kan maksudnya?

Ada apa sampai Kashi mencarinya?

"Paan sih?" celetuk Nita dengan tatapan ceria yang sudah berubah bingung, "tumben nyariin gue, biasanya juga mal--"

"Ah, jangan banyak ngomong deh. Gue nungguin lo karna lagi mau minjem buku,"

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang