#80 Bayi Kembar

4.4K 398 253
                                    

Arissa dan Bastian langsung melewati antrian begitu saja, karena sudah memiliki akses VIP yang telah di rencanakan jauh hari.

Dokter mempersilahkan masuk, dan meminta Arissa untuk berbaring di bankars, seorang perawat memberikan selimut di balik dress, kemudian menaikan dress hingga di bawah dada. Pemeriksaan seperti ini, membuat Arissa mulai tidak nyaman, mengapa harus membuka baju. Ujung matanya melirik ke Bastian, apa Bastian tidak akan terlihat protes, bagian tubuh sekitar perut terlihat jelas oleh Dokter. Dokter itu masih laki-laki.

Arissa menenangkan diri. Semoga Bastian tidak cemburu pada dokter muda ini.

Mendadak Arissa malu ketika Dokter melangkah mendekatinya. Buru-buru Arissa  menoleh pada Bastian, dan menayakan dengan matanya, apa hal ini tidak akan membuat Bastian cemburu.  Tapi Bastian hanya memasang wajah datar, dan tampak menunggu.

Mengedipkan matanya berkali-kali pada Bastian, akhirnya Bastian hanya memberikan senyum garis lurus dan terlihat tidak banyak membantu, ia  tidak terlihat marah, ataupun cemburu. Berarti hal ini cukup aman? Jika  di ingat berpegangan tangan dengan pria lain saja membuat, pria bermata biru ini murka. Lalu bagaimana dengan Dokter muda ini.

Arissa kembali menarik ujung jari Bastian, tapi Bastian tidak terlihat memiliki reaksi terhadap sang Dokter. Anggap saja sang Dokter sudah memiliki kantong ijin, melihat dan meraba perut. Hanya perut.

Seorang perawat mengambil gel yang di oleskan ke perut Arissa, rasanya dingin menyentuh kulit, setelah merata, kemudian Dokter mengambil alat seperti mini vacum yang kemudian perlahan memindai perut Arissa, dengan gerakan melingkar yang terasa menyedot-nyedot permukan kulit halus Arissa.

Layar hitam monitor mulai bergerak dan alat perekam jantung janin juga terdengar mengeluarkan suara berisik dengan ritme gaduh di telingga Arissa.

"Selamat yah, bapak dan ibu, telah di karunia anak, dan ini terlihat kembar."

Arissa memicingkan matanya melihat layar hitam, matanya tidak ada menangkap sosok bayi dalam gambar, "yang mana?  tidak kelihatan."

"Karena masih kecil bentuknya masih terlihat seperti kantong, kantong janin ada dua. Kemungkinan besar jenis kelamin berbeda, lelaki dan perempuan."

Bastian tersenyum menatap layar hitam, ia dengan jelas melihat dua kantong yang saling berdekatan. Itu buah hatinya. Ia tidak menyangka dirinya, memiliki dua calon anak dalam satu tembakan.

Arissa diam dalam kebingungan, sepenuhnya matanya terus meneliti layar monitor hitam. Wajahnya terlihat mengeluh ingin protes dan bertanya.

Mana gambar bayi kembarku ?

Perawat kemudian membantu menurunkan dress dan membantu Arissa kembali duduk.

Kertas USG telah tercetak, Dokter memberikan pada Arissa, kembali menatap foto  USG, meneliti mencari bentuk sang janin. Wajah Arissa menjadi mendung, dan menarik ujung kaos Bastian, "tidak terlihat, yang mana kaki tangan mata--"

Bastian hanya memberikan ponsel miliknya pada Arissa, ada tampilan konten youtube tentang proses kehamilan, "tonton sampai habis."

Arissa terkekeh, ternyata Bastian satu langkah lebih tau caranya agar ia berhenti merengek dan berhenti terus bertanya.

Bastian kembali ke meja, berhadapan menanyakan kondisi janin dalam perut, dokter dengan antusias menjelaskan.

"Berat janin sedikit kurang dari normal, karena bayi kembar, harus lebih banyak tapi itu hanya sedikit, di anjurkan  mengkosumsi makanan bergizi porsi sedikit namun tetap harus lebih sering, untuk EKG jantung  masih sangat bagus. Rutin makan asamfolat  dan vitamin penunjang."

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang