Part #15 Tohokan Bastian

25K 733 18
                                    

Last Chapter
Plakkk..

Setelah mendaratkan satu tamparan di wajah Tristan. Arissa menghentakkan mejanya dan berdiri menatap murka pada Tristan.

"Gue tau gue jalang... tapi kejujuran lu malah membuat gue merasa gue sadar pria-pria kaya lu, cuma ingin mencicipin gue aja. Trus ninggalin gue setelah habis rasa penasaran kalian...." hentak Arissa dengan wajah berderai air matanya.

Sa..kenapa lu cengeng gini!!! Benarkan kata There, mereka cuma kepo..selanjutnya mereka akan pergi begitu saja

*********

Tap...tap...tap...

Arrisa berhenti depan pintu lift, dan segera memencet sembarang angka saja, agar Lift cepat terbuka.

Ting...
Pintu Lift terbuka. Ia langsung merasa lega ketika sudah berada dalam Lift, satu jari menyentuh angka lantai room-nya. Tak henti-hentinya ia terus mengumpat otak kotor Tristan.

Jlebb...

Satu tangan menahan pintu Lift, kehadiran Tristan, membuat degup jantung Arisa meletup ingin marah. Segera Arissa kembali ingin keluar dari Lift , namun tangan kekar Tristan berhasil menahannya kembali. Tangan Tristan kini mengurungnya, menempel di dinding lift dan menyudutkan tubuh Arissa.

"Maaf, membuat lu terluka..tapi gue lebih terluka lagi bayangin lu tidur ama pria lain. Gue nggak bisa tidur sa... gue emang jatuh cinta ama lu..saat pertama kali lihat lu, gue...." nafas Tristan tertahan begitu saja, Arissa terhimpit begitu saja ketika Tristan malah merapatkan tubuhnya, dan satu  tangan Tristan melingkar di pinggangnya dan satu tangannya menahan tengkuk Arissa.

Arissa menelan air yang terkumpul di tenggorokannya. Ia tau apa yang akan dilakukan Tristan padanya. Mata Tristan penuh hasrat.

Untung gue sudah sikat gigi tadi..

"Gue sayang lu sa.."

"Tapi Tan.." Arissa menahan kalimat selanjutnya.

"Tapi kenapa ?"

"Lu punya Andien.." lanjut Arissa yang kemudian menempelkan tangannya di dada bidang pria berdarah Timur Tengah tersebut.

"Gue tau..lu punya utang ama Andien-kan"

"Aduh.. di moment kaya gini. Lu malah bahas hutang gue... " sengit Arisa yang mendorong tubuh Tristan karena kesal diingatkan hutangnya dengan Andien, namun Tristan tetap kokoh merangkulnya.

"Maksud gue lu itu milik Andien"

"....." Tristan diam, ia  menekan pinggang Arisa hingga melengkuk ke arahnya, perlahan nafasnya menyapa wajah Arisa, dan  seperdetik saling menyapa dan kemudian menyentuh bibir milik Arisa.

Ting...

Lift terbuka.. Arrisa sudah mencapai lantai tujuannya. Buru-buru Tristan menekan  tombol icon Lift tertutup kembali, tanpa melepas pagutannya. Arissa hanya memejamkan matanya menikmati lidah Tristan yang menjelajahi isi rongga mulutnya.

Lift kembali perlahan tertutup, namun pria bermata biru yang berdiri di luar Lift hanya bisa bisa menarik nafas dan membuangnya dengan sekali hembus,di sela-sela celah pintu lift yang perlahan menutup, ia melihat cumbuan-cumbuan pria itu menyentuh leher Arissa dan tangan pria itu berusaha membuka kancing kemeja Arisa, namun satu tangan Arisa menahannya. Arisa tampak menikmatinya, ia terus memejamkan mata menerima kenikmatan pria itu.

"Jalang..yah perempuan jalang" gumam pria bermata biru itu yang kemudian kembali ke kamarnya. Ada sedikit kekesalan, mendarat di hatinya. Kekecewaan yang tiba-tiba mengusik hatinya, ia mulai membandingkan dirinya dengan pria baru Arissa. Kemudian ia hanya menggelengkan kepalanya. Tak seharusnya ia memikirkan gadis murahan seperti itu.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang