Part 37 Cipika Cipiki

14.5K 574 27
                                    

Part 37 cipika cipiki

" Fokuskan pada Andien...aku tidak memerintahmu untuk lebih prihatin pada Arissa" gumam Bastian kemudian setelah jeda panjang.

Rasa dingin dalam mobil terasa lebih mencengkam setelah Bastian sedikit berbicara.

Ia terlihat gunung es. Mimik dingin makin terlihat membeku.

Thom mengangkat kelopak matanya, sebelum ia menganggukan kepalanya. Sebersit ingatan muncul, rasanya pagi tadi tampak Majikannya keluar dari kamar gadis itu, dan ia terlihat lebih segar.

Tapi mengapa...?

Apakah tuan di tolak?

Tak ingin lama  larut dalam pikirannya, Thom segera  membagikan informasinya yang terhubung ke beberapa anak buah yang sudah mengelilingi apartemen tersebut.

"Fokus dan cermati kedatangan Andien, dan culik .." perintah Thom, ujung matanya melirik ke spion tengah.

Tampak Bastian menjentikan korek gasnya dan mengenakan ujung batang rokoknya. Setelah rokok itu menyala. Ia menyesapnya lebih dalam dan membentuk kepulan asap dalam mobil.

Andra sudah lama pergi...

Hatinya pun sudah lama kosong..

Ia hanya merasakan cintanya menguap. Yang ia rasakan kini, hanyalah simpatik dan kasihan untuk Andra.

Dalam apartemen

Batman berada di atas tubuh Arissa, tangan keringnya berusaha menangkis dan menjebak usaha gadis itu.

Arissa awalnya  tak berdaya di lantai, namun kekuatan lainnya  mendesak dirinya. Ia mendengus jijik kala air liur Batman terlihat jatuh mengenai wajahnya.

Pyuhhh....

Arissa meludah kembali. Seketika wajah Batman menggelap, ia mencekik leher Arissa. Nafsu bejat berubah menjadi nafsu membunuh.

"Loee ingin mati ..." Teriak Batman menghentakan Ariss, dari kepala hingga punggung Arissa terayun dan terhemaps berkali-kali. Nafasnya mulai tersendat-sendat.

"Le...passkan....ma...ri ki..ta bi..ca...ra" runding Arissa memohon dengan manik permohonanya. Ia hanya wanita lemah. Walaupun lawannya seorang pria yang terkena Aids , namun kekuatan tubuhnya tetap lebih unggul.

Perlahan cengkraman  Batman melonggar.

"Makanya jadi cewek penurut,loe bakal tetap hidup... dan gue bakal kasih loe kenyamanan"

Nyaman... Jijik...

Arissa menggeleng jijik. Ia menyedot   nafas sekitarnya sebanyak mungkin, menyiapkan cadangan seketika Batman akan kembali mencekiknya sampai mati.

Pria ini, diujung akhir hidupnya. Tetap ingin berlaku mesum. Hal ini mengerikan.

"Kita bicara...ada hal lebih penting daripada menikmati hubungan lima menit " bujuk Arissa.

"Lima menit" Batman mengulang dua kata tersebut. Ia menyeringai pada sosok lembut yang masih terjebak di bawahnya. Sepertinya gadis ini meragukan kejantanannya, ia bertaruh walaupun ia sakit ia tetap memiliki stamina setidaknya tiga puluh menit.

Melihat wajah Batman yang terlihat berubah warna menjadi memerah dan mesum. Membuat Arissa tercekik cepat mengeluarkan tawaran yang menggiurkan

"Gue akan bayar loe sepuluh kali lipat daripada tuan loe...dengan syarat lepasin gue.." tawar Arissa yang melakukan negosiasi dalam satu nafas.

Batman merenung.

Terdiam sejenak.

Namun hasrat bejadnya saat ini, ia tak menginginkan uang. Lagi pula cepat atau lambat ia akan mati. Ia mengepak menarik kemeja Arissa, namun tangan Arissa lebih dulu mencegahnya, dengan wajah lembut dan mata yang mengkilat ia pun berusaha melakukan penawaran kembali.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang