#74 Saya tertipu!

3.1K 325 164
                                    

Bastian masuk ke koridor rumah sakit, mencari ke segala arah, dan seorang perawat segera menjawab dengan wajah yang  terpaku atas pesona pria bermata biru ini.

"Yang kecelakaan tadi di ruang operasi,"

Bastian tersenyum singkat, dan mengatakan "terimakasih", lalu mengikuti arah tangan perawat tersebut. Wajah petawat memerah mendapatkan senyuman pria bule setampan ini.

Kamar operasi.

Di saat ia mencapai pintu, lampu kamar operasi padam.

Deg.

Bastian tidak sabar langsung maju, melewati dokter dan petugas medis lainnya, dan ia hanya beelari untuk menemukan dan melihat pasien yang di dorong.

Tampak seorang wanita terbaring  masih tak sadarkan diri, terlihat sangat pucat dengan kepala, kaki , tangan , dan leher yang di balut.

Tapi ini There.  Bukan Arissa. Di titik keegoisannya, ia merasa lega. Walau ia mulai sedikit prihatin untuk There. Sedikit.

"Dokter, wanita yang satunya , mana?" tanya Bastian mencegat dalam satu langkah. Karena ia tidak menemukan Arissa berada di sekitar kamar operasi. Apapun itu Bastian sudah bisa menebak, Arissa tidak akan pernah pergi jauh dari There. Hal ini sangat mencurigakan, menemukan Arissa hilang.

Dokter melepaskan masker, mengangkat bahu, "saya tidak tau pak, tadi dia bilang akan terus menunggu di depan sini sampai lampu padam. Tapi rupanya sudah pergi."

Dokter cukup heran. Sepertinya pria yang datang ini lebih peduli pada yang lebih sehat, daripada yang baru selesai di operasi.

Sedetik kemudian, Bastian langsung mencari ruang informasi dan keamanan rumah sakit. 

Petugas melihat kedatangannya, langsung meblokir.

Bukk!!
Satu pukulan tepat di hidung petugas, karena berani memblokir aksinya. Ada yang hal lebih penting, tentu saja hanya satu tinju, untuk mempercepatnya dengan mudah.

Bastian mengetik dengan jarinya yang begitu cepat, dan membuka semua akses kamera yang  mengarahkan depan kamar operasi, dan parkiran dari waktu ke waktu.

Tak lama, semua rekaman muncul dengan adegan yang dimulai Arissa yang datang mendorong There, penampilannya sangat mengerikan dan berantakan, dressnya berlumuran darah  dan satu tanganya tetap tidak melepaskan There. Menangis di depan pintu, dan memohon ikut masuk ke dalam kamar operasi, dari gerak-geriknya terlihat jelas Dokter meminta Arissa untuk menunggu. Kemudian, Arissa terus menunggu dan menunggu, sampai satu pria asing terlihat membujuknya.

Bastian mengepalkan tangannya. Sudah sangat jelas. Arissa di culik lagi. Hal ini berhubungan pasti dengan Dira.

Bastian bersumpah, ia tidak boleh kecolongan lagi. Arissa dan juga anaknya.

Ia segera beralih ke adegan parkir, dan plat mobil yang membawa Arissa merupakan plat hitam, kembali melihat waktu, waktunya bersamaan dengan dirinya tiba di rumah sakit.

"Sialan! " geramnya dalam satu ketukan mulut, ia segera keluar menelepon beberapa kenalan untuk melacak nomor asing yang ingat persis dalam daftar  panggilan Dira.

Thom tiba datang mengejarnya dengan setumpuk dokumen di tangannya, ia terlihat sangat beepeluh keringat untuk menemukan tuannya.

"Boss, data sidik jari dari benda-benda di dalam kamar Dira." lapor Thom yang kemudian merobek sampul laporan tersebut.

Bastian hanya langsung menatap hasil identitas pemilik berdasarkan sidik jari,- KEMUNING, kemudian satu photo asli wajah Kemuning terlihat sangat berbeda dengan Andra. Sangat jauh berbeda. Lebih tepatnya Kemuning, copy paste  wajah Batman. Andai ia tidak menerima nama yang lolos dari Dave, yang berani menggoda Arissa dalam club,  ia tidak akan pernah tau jika Kemuning dan Dira, adalah wanita yang sama.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang