Part 29# Malam yang berbahaya 2

17.5K 543 33
                                    

Arissa mengutuki pak sopir beserta temannya, yang mencoba mendekatinya. Arissa mengacungkan sebuah rating pohon yang cukup besar dan mengibas-ngibasnya sembarang.

Pletakkk...

" Hmmm... Gue udah nggak sabar " terkam seseorang yang berwajah brewokan menghempaskan ranting kayu dengan sekali tendang. Dua tangan pria tersebut kini mendorong tubuh Arissa tergeletak ke lantai yang berbaur dengan tanah. Kaki mulus Arissa kembali terespos, cahaya bulat kecil yang keluar dari s fitur ponsel mereka terus menerangi bagian-bagian tubuh Arissa.

"Mulussss banget "

"Aihhhhh gue pengen"

Arissa ngesot mundur perlahan dengan mimik takutnya, sampai akhirnya ia terjebak di dinding.

Para pria bernafsu bejat tersebut perlahan-lahan mendekat dengan suara tapak sepatu yang bergetuk pelan, suara ringaian bejatnya menakutkan, sekujur tubuh Arissa bergindik ngeri.

"Ampyuuuun pak... Jangan apa-apain saya" mohon Arissa.

"Aduh pak...gue ini masih anak-anak...bisa jadi seumuran dengan anak perempuan bapak...." Rengek Arissa memohon dinlepaskan. Walau rasanya itu mustahil.

Satu tangan pak sopir membentang, menahan langkah tiga temannya.

"Gue duluan" peringat sang sopir membuat tiga temannya mundur selangkah, membiarkan sang pemimpin menodai buruan mereka untuk pertama kalinya.

"Jangan sok suci loe cuihhhhh" ucap sang sopir yang sudah melepaskan kemeja pengemudinya. Perut buncitnya pun terlihat melar dan menggelembung setelah sang sopir melepas ikat pinggangnya.

"Kalian keluar duluan" sang sopir hendak melorotkan celananya, namun ia lebih dulu menggelengkan kepalanya ke arah pintu memberi isyarat pada temannya untuk keluar.

"Jangan lama-lama yah boss"
Tiga temannya pun keluar dari ruangan, dan mengunci kamar gudang bekas pabrik tersebut. Arissa bergindik ngerik sekaligus jijik, hanya cahaya senter ponsel sang sopir yang ia letakkan berserak di lantai yang menjadi penerang ruangan.

Hanya ada dua pintu, satu penuju jalan masuk tadi, dan sisanya pintu keruangan lain, entah pintu itu terhubung kemana.

Sang sopir terlihat menurunkan celananya yang terasa sesak melewati pinggulnya, Arissa tak berlama-lama dalam kengerian, segera ia meraih cepat ranting kayu yang tergeletak tadi, sang sopir terkekeh melihat Arissa memasang kaki kuda-kuda, ia berdiri dengan gagah dengan wajah marahnya.

"Jangan sok gagah mba, akhirnya jatuh ke pelukan bapak juga..." Ucap Sang Sopir yang sambil masih berusaha mengeluarkan celananya yang kini melorot setengah tiang, walau keadaan setengah gelap, Arissa tetap bergindik ngeri melihat celana segitiga itu kini dipamerkan sang sopir tersebut tanpa malu-malu. Sang sopir terlihatbmengelus-ngelus sayang inti dibalik segitiga miliknya.

"Sialan..." Pekik Arissa yang kemudian mengayunkan ranting kayunya, sang sopir dengan mudahnya mengelak karena gaya pukulan Arissa yang mudah sekali di baca.

Bukkk...

Namun satu tendangan kuat yang menyusul dengan cepat, mengenai tepat inti dibalik celana segitiga pak Sopir, satu tendangan yang tak terduga olehnya yang datang begitu cepat dan tiba-tiba. Pak Sopir terbelalak menahan sakit, air matanya bahkan sedikit keluar karena kesakitan luar biasa yang ia rasakan.

Arissa tidak puas begitu saja, ia segera mengambil kursi yang berada dalam gudang dan ia kembali menghajar bagian tekuk pak sopir yang sedang membungkuk mengelus inti miliknya yang tidak mampu bergerak bangun kembali.

Bukkk...

Sang sopir jatuh tersungkur dengan mudahnya. Matanya kemudian terlihat menutup rapat perlahan.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang