Part 66 # Penjara Bawah

3.7K 471 285
                                    

"Sayang, mau kemana" Panggil Arissa ketika Bastian pergi terlihat mengendap dari kamarnya.

"Sebagai warga negara yang baik, kan ke kantor polisi" Jawab Bastian terpaksa berbohong. Gadis di depannya, tidak perlu tau apapun yang ia lakukan di belakangnya.

"Oh..iya..iya" Jawab Arissa kembali akan pergi tidur, namun hatinya turun gelisah.

"Tunggu sayang, apa aku perlu jadi saksi"

Bastian mengerut alisnya. Tambah rumit jika Arissa harus ikut.

"Jangan"

"Kenapa sayang?"

"Nanti hukuman saya, tambah berat"

"....." Arissa mengerut berpikir keras, sebegitukah ia akan menjadi masalah.

"Hukum Indonesia akan berat, kalau kamu nggak bisa bohong sayang" Jelas Bastian yang kemudian kembali ke sisi ranjang, dan memberikan ciuman di kening Arissa.

"Tenang aja, nanti ada Pengacara Leo di belakang. Saya tidak akan lama di kantor polisi. Kalaupun lama, itu artinya...." Bastian menahan nafas sebentar menunggu Arissa menebak kalimat selanjutnya.

"Kalau lama bearti sayang lagi inte..inte..integrasi" Tebak Arissa.

Integrasi??? Intograsi sayang.. 

Bukan Inte. Tetapi Into.

Ralat Bastian dalam hatinya. Tentu saja ia akan pergi ke penjara bawah miliknya dan melakukan penyelidikan sendiri terhadap beberapa orang yang berhasil ia tangkap.

"Integrasi atau negosiasi sih?" Arissa berpikir kembali. Namun tetap saja, jawabanya tidak tepat.

"Intograsi.... Oke tunggu aku pulang yah" Ucap Bastian yang kemudian meminta Arissa  kembali tidur.

Belum saja Bastian Pergi. Tangan Arissa kembali menempel, matanya terlihat bingung sebentar. Ia ingat apa yang Tristan katakan. Ia ragu membicarakan ini.

Mimik ragu Arissa, membuat Bastian menangkap ada sesuatu yang tertanam di benak Arissa. Tentu saja ia tau. Kalimat Tristan tadi.

"Saya tidak pernah jahat pada Andra. Itu cara saya melindungi dia, tapi dia tidak pernah mengerti saat itu. Ketika ia mengerti, itu sudah cukup terlambat" Jelas Bastian membuat Arissa tercengang. Karena Bastian dengan mudahnya menerka pertanyaan yang tertahan dalam mulutnya, yang sangat sulit keluar.

"Kedua, Saya tidak menculik Andien. Cukup jelas" Jelas Bastian.

Arissa segera memberikan anggukan mengerti.

"Cepat tidur. Jaga bayi kita. Okey" Pamit Bastian dan kemudian sekejap hanya terdengar derum mobil pergi dengan cepat.

Jaga bayi kita...

Kalimat terakhir Bastian menjadi momok dalam otak Arissa.

Jaga bayi kita...
Jaga bayi kita...
Semoga kita secepatnya punya..

Akhirnya Arissa tertidur lelap membawa kalimat tersebut dalam mimpi indahnya.

Ia membayangkan bagaimana ia memiliki bayi perempuan, wajah anaknya seperti Bastian. Mengambil seluruh Bastian. Sangat cantik dengan mata biru. Namun Arissa kembali mengerut keningnya. Ketika otak Jenius Bastian tidak turun pada anaknya, malah ia mewarisi otak Arissa.  Arisaa menggerutu kesal dalam mimpinya.

Di lain kamar...
Dira mengambil ponselnya setelah melihat kepergian Bastian. Memastikan Leo agar menemuinya besok. Sialnya Dave tidak bisa dihubungi. Pria yang bisa ajak bertukar muslihat, yang tersisa hanya Leo. Jika ia tidak mendapatkan Bastian, setidaknya ia harus mendapatkan harta sang tua bangka.  Kini ia ingin harta. Namun juga sangat iri dengan Arissa.

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang