Part 33.2 Tawananku (2)

15.2K 534 47
                                    

Andien menaikkan selimut, sedikit menggigit kulit bibirnya merasa jijik tak tertahankan,namun ia harus berpura- pura nikmat kala pria yang berada di atas tubuhnya menatap gairah dirinya. Setiap kali Andien harus membungkam mulutnya yang ingin berteriak jijik,   berbeda dengan pria yang berada di atas tubuhnya yang terus mendecap pada Andien dan terus memuji sensasi milik Andien, yang hanya berbaring kaku seperti patung yang hanya dan tak bereaksi sedikitpun ketika setiap inchi tubuhnya di makan dengan rakus.

Setelah tak lama pria itu akhirnya merasakan pelepasannya, Andien menarik nafas lega kala sang pria berguling ke samping dengan wajah lelahnya dan ingin tenggelam dalam tidurnya, namun bibir Andien mendekat menyentuh telinganya.

"Kau ingin lagi sayang"

Sontak Andien bergindik jijik. Tidak ingin. Ia hanya ingin membisikan apa yang menjadi hadiahnya atas pelayanannya malam ini.

"Aku lelah pipi .." jawab Andien lembut, membuat senyum dingin ayah angkatnya menyurut.

"Jangan lupa hadiahku pi. Andra , dan Arissa "

"Malam ini, kau akan melihatnya" gumam ayahnya terpejam. Andien tersenyum miring dan keluar dari selimutnya segera menuju kamar mandi. Membersihkan dirinya, dan tanpa sadar ia telah menuangkan satu botol sabun antiseptik ke seluruh tubuhnya. Namun rasa jijiknya masih melekat erat. Hatinya menggumpal kala jejak merah terpampang jelas menghias tubuhnya. Jijik ia bertambah jijik.  Hanya dua hal yang bisa mengurangi rasa jijiknya, menghukum Andra dan Arissa.

Kemudian ia berendam dan meneggelamkan seluruh tubuh hingga ujung rambutnyapun masuk dalam Air. Bukan untuk merenung, bukan untuk menyesal, hanya untuk membayangkan hukuman yang akan ia berikan untuk Andra dan Arissa. Malam ini. Ia tidak sabar menunggu matahari berganti bulan.

Selepas langit bewarna orange, Baskoro memasuki ruang bawah tanah. Kumisnya lebat dan tubuh coklatnya hampir menyerupai kegelapan, ia kemudian memerintahkan bebrapa anak buahnua untuk mengeluarkan Andra dari selnya.

"Tapi hal ini harus mendapatkan ijin nyonya mimi fha-fha" sang penjaga merasa ragu dan menahan kunci di udara. Baskoro dengan mata serigalanya menyapu pandangannya terhadap gadis kurus yang terlihat sisa tulang tersebut meeingkuk di atas lantai. Bagaimana bisa ia membiarkan dirinya terus hidup dalam penyiksaan seperti ini, seharusnya ia harus memilih mati di awal.

"Apakah tuan mu hanya mimi fha-fha saja... Lalu siapakah aku ini bagi anda?"

Pahhhhh

Sang penjaga baru saja mengangkat wajahnya, namun tamparan pedas sudah menjatuhkan dirinya ke lantai. Satu tendangan kemudian menyusul.

"Bawa dia keluar.."

Segera beberapa pengikut Baskoro membuka sel dan mengangkat wanita yang terlihat tak sadarkan diri, pakaiannya pun terlihat lebih buruk daripada milik seorang pengemis. Menyedihkan sekali.  Baskoro kini tersenyum jijik kala tangan berbentuk  tulang itu terlihat lunglai dan yang tanpa sengaja bersentuhan dengannya ketika melewati dirinya. Dulu ia secantik putri giok, mulus dan menyegarkan. Sekarang terlihat seperti daun kering.

Plok..plokk...

Baskoro menaikan matanya memoleh ke arah tangga. Tentu saja tepuk tangan yang keras ini, milik istri besarnya. Mimi Fha-Fha. Baskoro bersikap setenang mungkin menghadap wajah istrinya yang telah berubah hitam melihat dirinya. Tentu saja hal ini karena ia begitublancang mengeluarkan Andra.

"Mengapa you mengeluarkan taring hari ini? Ini bukan lima hari , ini bukan lima bulan... Gadis itu sudah gersang dalam penjara ini ..five years..  Apa you ...you bukan datang kesiangan, you sangaattt kemalaman..ha ha ha ha " sembur mimi Fha-Fha, kini beberapa pengikut mimi Fha-Fha nampak berhadapan dengan milik Baskoro.

Baskoro melengkungkan senyumnya mendekati istrinya. Mimi Fha-Fha menyembunyikan keterkejutannya, sudah lama ia tak pernah melihat senyum suaminya. Jika mereka tak pernah berpijak di bisnis yang sama, dan saling menguntungkan, sudah sejak lama Baskoro ingin melenyapkannya.

"Stupid man" gerutu Mimi Fha-Fha menyeringai seakan memberi gambaran jelas, bahwa ia tak terpesona dengan wajah suaminya saat ini. Baskoro malah tertawa dan menyeringai di hadapan istri besarnya.

"Sudahlah ini kenangan lama, aku hanya membawa ia keluar untuk mengakhiri penderitaannya lebih cepat. Mengapa kau harus cemburu pada daun kering .."

Mulut Baskoro seakan kerikil tajam yang di lempar ke wajah mimi Fha-Fha. Menggores tajam. Peristiwa itu sudah lama, tapi masih membekas keras di hati mimi Fha-Fha, suami yang ia cintai dengan segenap hatinya malah berselingkuh dengan gadis ini. Ia tidak akan segampang itu mengakhiri hukuman gadis ini.

"You mimpiiii aja..." Tekingnya kemudian, segenap beberapa pengawal mimi Fha-Fha maju beberapa langkah dan dengan mata garang mengintimidasi agar menyerahkan Andra.

"Aku nggak akan biarkan kalian sama-sama...aku hukum gadis itu seumur hidupnya" wajah mimi Fha-Fha yerlihat serius, sampai matipun ia akan membenci gadis itu.

"Sampai sekarang istriku cemburu buta...ha ha ha " Baskoro tertawa terbahak- bahak. Ia tak bisa menahan gelinya, karena rasa cemburu istrinya benar-benar telah membuaynya buta.  Andra hanyalah tameng untuk menutupi perselingkuhannya selama ini. Perselingkuhan sesunguhanya hanya dengan Andien, anak angkatnya. Kala pernikahannya begitu lama, tak pernah mendapatkan keturunan. Iapun dengan mimi Fha-fha mengangkat Andien sebagai anaknya, Andien tumbuh dewasa dan cantik, rasa protektif Baskoro dari kecil pada gadis kecil itu perlahan berubah, menjurus menjadi cinta yang tak tertahankan,seiring mekarnya bunga kecil tersebut, seiring itu pula ia mengingini Andien.

"Tutup mulutmu" mimi Fha-Fha mengatup kipasnya, dan tampak hendak menampar wajah suaminya. Jika karena bukan cinta, munhkin dari dulu ia sudah menghunuskan belati ke jantung pria ini.

"Lihatlah dia sudah kering, apa yang bisa kudapatkan dari dirinya..aku hanya kasihan... Dan aku tau kau tidak akan melepaskannya dengan mudah..."

"....." Mimi Fha-Fha nampak berpikir sejenak, dan  tak lama ia menunjukkan keenggananya.

"Tak kucingpun akan kau jilat, karena terlalu kau mencintai jalang ini"

Baskoro menatap lurus dengan cerdik memikirkan satu hal,  mengetahui karakter istri besarnya seperti ini, hal ini tak akan mudah kecuali saling membunuh.

"Apa kau yakin ..aku akan menjilat tai kucing..? Banyak mawar bermekaran di luar sana tak seharusnya aku menjilat kotoran..."gumam Baskoro menoreh hati istrinya kembali, segera mimi Fha-Fha mengecangkan cengkraman pada kipasnya. Sepertinya ia akan segera menampar wajah suaminya. Banyak mawar bermekaran di luar sana, apakah maksudnya ia akan berselingkuh kembali.

"Apa kau meragukan kesetiaanku...lima tahun aku selalu di sisimu, tak pernah menyentuh mawar manapun, bahkan lima tahun kau sudah cukup menghukumnya... Melihatnya akupun sudah jijik..apa kau tau ..aku jijik melihat tubuhnya yang telah kau lempar ke anjing-anjing pengikutmu"

Mimi  Fha-Fha menggertakan giginya, selama lima tahun terakhir ini suaminya selalu memanjakannya dan bahkan sekalipun ia tak pernah mengunjungi Andra selama lima tahun ini. Jika ia terus kepala, ia takut akan kehilangan belaian suaminya kembali.

"Lalu apa yang kau inginkan..."

"Aku hanya kasihan, aku ingin melepaskannya..."

"Ha ..ha ..ha ...kau ingin membunuhku...dengan melepas gadis ini, sama saja kau membuka kejahatanku..."

" Ha ha ha ha dia tidak akan mengatakan apapun..paling ia sudah menjadi gadis gila setelah keluar dari sini" ulas Baskoro kemudian.

*******
Author note:

Andra keluar terus jadi antogonis ?? Jadi jahat tiga kali lipat ...kejar Bastian atau Tristan ...?

Gadis Arisan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang