DUAENAM

5.4K 213 12
                                    

-----

Saat ini Alvin dan Emily sudah tiba di depan apartemen. Alvin dan Emily sempat terdiam sejenak karena Alvin menatap Emily tanpa berpaling beberapa detik.

"Lo benar pengen tinggal sendirian?"

Emily mengaggukan kepalanya pelan sambil menunduk. Ia sadar sangat berat bagi Alvin untuk membiarkannya tinggal sendirian.

"Masuk nanti langsung tidur. Besok pagi gue jemput. Gue juga pengen ikut nganterin Kenneth. Ke bandaranya langsung pake seragam aja ya!" pinta Alvin.

Emily mengangguk dan tersenyum.

***

Suasana menjadi canggung di antara pria dan wanita di dalam mobil yang terparkir tepat di depan sebuah rumah yang mewah.

"Gue turun ya! Makasih udah repot-repot nganterin gue."

Gadis itu hendak membuka pintu mobil dan turun dari mobil pria itu.

"B-besok mau gue jemput?" tanyanya gugup.

Gadis itu mematung memalingkan wajahnya dan tersenyum.

"Jangan telat ya," ucapnya membuat pria itu tersenyum lebar menghilangkan rasa gugupnya.

Ethan tersenyum dan memberi kode dengan mengeluarkan jari jempol dan kelingking yang ia tempelkan di samping telinganya, "Sebelum tidur, telfon gue."

"Masa gue yang telfon?"

"20 menit dari sekarang gue telfon."

Audrey dengan senyum lebarnya melambaikan tangan kepada Ethan lalu benar-benar keluar dari mobil. Sepertinya malam itu sudah menjadi pertanda bahwa mereka akan memulai sesuatu.

***

Di sisi lain, mereka baru saja tiba di mansion. Agnes yang menyimpan kekhawatirannya terhadap anak perempuannya langsung menuju ke kamar Naomi. Ia tidak tahu apa yang terjadi kepada anaknya yang tadi tiba-tiba pamit karena merasa tidak enak badan. Tanpa aba-aba, ia langsung menerobos masuk ke dalam kamar Naomi dan melihat seorang gadis yang sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan masih berhadapan dengan ponsel dengan headset di telinganya.

"Gimana keadaan kamu? Kamu baik-baik aja kan?"

Naomi mengangguk sambil menutup layar ponselnya, "Aku nyeri haid doang, ma. Hari pertama."

"Oalah, mama udah panik loh, kirain kenapa. Oh iya, gimana sama teman Emily si Kevin itu? Dia nganterin kamu selamat sampe rumah kan?"

"I-iya, ma. Nih buktinya aku baik-baik aja. Dia baik banget sama aku udah nolongin aku tadi. Dia gak macem-macem kok," ucapnya gugup.

Agnes mengangguk mengerti, "Ngomong-ngomong, dimana sekolahnya?"

"Dia udah gak sekolah, ma. Dia udah lulus dan sekarang lagi kuliah. Dia seumuran sama Kenneth."

Agnes akhirnya bernafas lega, "Bagus lah. Tapi Nam, si Kevin itu keliatannya anak baik-baik deh. Sebagai orangtua, mama ijinin kamu lanjutin hubungan kamu sama dia. Restu papa ada ditangan mama. Kalo ada apa-apa, jangan takut curhat sama mama ya? Ini kan first love kamu, jadi mama harus tau. Mama banyak pengalaman soal cowok loh!"

Naomi protes dengan keanehan ibunya, "Ma-maksud mama apaan sih?! Aku gak punya hubungan sama Kevin! Aku aja kenal dia belum sehari! Udah deh, jangan ngomongin itu, malu ih!"

Agnes hanya tertawa kecil dan beranjak keluar dari kamar itu karena merasa diusir oleh anaknya sendiri.

Namun tiba-tiba saja ia berhenti saat ingin menutup pintu, "Eh, tapi kamu sama Kevin udah tukeran nomor telfon kan?" ledeknya lalu menutup pintu kamar Naomi.

Emily [SELESAI]Where stories live. Discover now