TUJUHBELAS

5.7K 275 4
                                    

-----

Emily membuka pintu kamar Delina dan Devano lalu melihat seorang wanita sedang duduk di meja kerjanya yang nampak kelelahan menatap layar laptop. Emily menghampirinya lalu memeluknya dari belakang. Sontak tentu saja Delina kaget mendapat perlakuan tersebut.

"Istirahat, ma. Jangan kecapean," ucap Emily lembut.

"Kamu pulang?"

"Ma, ijinin aku tidur sama mama malam ini. Boleh ya?" tanya Emily.

Delina sangat senang mendengar tawaran dari anaknya itu.

"Tentu saja boleh. Mama kangen banget sama kamu," ucap Delina sambil tersenyum senang.

"Kamu udah makan?"

Emily menggeleng, "Lapar."

"Ayo, kita makan!" ajak Delina.

Delina menggandeng putrinya keluar dari kamar menuju ke meja makan untuk mempersiapkan makan malam bagi putrinya.

"Dev! Malam ini kamu tidur di kamar Emily dulu ya! Emily pengen tidur sama aku!" pinta Delina.

Emily tidak berhenti tertawa melihat tingkah pasutri itu. Awalnya Devano ingin protes. Ia juga sangat rindu dengan putrinya dan bagaimana bisa hanya Delina yang menghabiskan malam ini dengan putrinya. Namun setelah melihat tawa yang diciptakan keduanya, Devano mengurungkan niatnya untuk protes. Jarang-jarang bahkan baru kali ini ia melihat dan mendengar suara Emily yang tertawa senang dan bercanda gurau dengan ibunya.

***

"Mama kayak lagi meluk baby Emily sekarang," ledek Delina.

Emily tertawa di pelukan ibunya. Malam itu ia merasa kembali menjadi sosok bayi Emily yang sesungguhnya. Padahal waktu kecil ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan babysitter dan oma opa nya.

"Tidur ma, jangan sampe kecapean dan sakit," pinta Emily.

"Kamu tau gak? Sekarang mama sama papa milih buat kerja di rumah dan lebih meluangkan banyak waktu biar bisa lebih dekat dengan keluarga. Tapi kayaknya telat ya?" tutur Delina.

"Kalo mama ngebahas soal ini lagi, Emily pindah kamar."

Delina tersenyum dan mempererat pelukannya kepada anak gadisnya yang sangat ia rindukan. Beberapa menit kemudian, baru lah Delina benar-benar terlelap. Sedangkan Emily? Tentu saja masih terjaga. Ia masih mengotak atik ponselnya. Sebenarnya ia mengharapkan permintaan maaf dan penjelasan dari Alvin, namun hari itu tidak seorang pun yang menghubunginya, kecuali Alex yang menyerahkan sebuah rekaman. Dan tepat pukul 23.00, orang yang sama menghubunginya kembali.

Alex : "Mil, boleh keluar gak? Gue ada di eston cafe nih."

Emily memutar bola matanya malas. Dari awal ia berpikir bahwa Alex akan membahas soal taruhan Alvin dan Ethan. Emily sudah mengira bahwa Alex pasti akan memancingnya untuk berpihak padanya dan membenci Alvin. Sebenci apa pun Emily kepada Alvin, rasanya tidak akan bertahan lama. Ia tetap butuh penjelasan dari Alvin untuk memastikan itu benar atau salah. Namun ia gengsi jika harus menghubungi Alvin duluan. Dan ia tambah kesal dengan Alvin yang tidak mencarinya lagi.

Dan tanpa pamit, Emily meraih kunci mobil beserta tasnya dan pergi meninggalkan mansion. Kemana lagi kalau bukan untuk bertemu Alex karena ada banyak hal yang ingin ia tanyakan kepada Alex juga. Terutama ia tidak ingin akhirnya salah paham kepada Alvin. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, ia sudah tiba di cafe miliknya yang tentu saja masih di buka. Bahkan 24 jam. Tiap pegawai bergantian shift kerja.

Baru saja turun dari mobil, ia sudah disambut oleh Megan. Dari situ ia tahu bahwa sepertinya Alex ingin mengajaknya balapan lagi karena Megan hanya menyambutnya jika ada kegiatan itu.

Emily [SELESAI]Where stories live. Discover now