LIMA

13.1K 518 2
                                    

-----

Malam harinya, mereka sekeluarga menjenguk Emily dan membawakan Emily makanan sehat dan juga berbagai macam buah-buahan sebagai cemilannya. Kurang lebih satu jam mereka menghabiskan waktu menjenguk dan berbincang santai, mereka langsung pamit pulang, kecuali Ethan dan Bill. Ethan dan Bill belum berniat untuk pulang, tetapi mereka izin sebentar kepada Emily untuk membeli kopi di cafe yang berada tepat di depan rumah sakit itu. Emily hanya mengangguk mengiyakan.

Beberapa menit setelah Ethan dan Bill keluar, seorang pria datang dan diam mematung di depan pintu dengan wajah yang kaget karena melihat sekeliling tidak ada orang lain selain Emily yang menatapnya dengan tatapan yang membuat kesan menakutkan.

"Loh, udah pada pulang ya? Sorry, tadi Bill sama Ethan bilang kalo mau jengukin lo, gue kira mereka masih di sini. Ini gue bawain buah-buahan sekalian gue pamit mau langsung balik. Lo lanjut istirahat aja," ucap Alvin dengan nada yang gugup sambil meletakkan buah di meja samping ranjang Emily.

"Duduk dulu. Ethan sama Bill sebentar lagi balik," celetuk Emily dengan pandangan lurus ke tv dengan wajahnya yang datar.

Alvin menurut dan menunggu Ethan dan juga Bill di sana bersama dengan Emily.

"Btw, gimana keadaan lo? Udah lebih membaik?" tanya Alvin.

"Lumayan."

"Bagus deh."

"Lumayan bosen."

Alvin tahu itu akan terjadi. Emily terlalu susah untuk diajak serius dan bercanda. Alvin tahu ini akan jadi sangat canggung, tapi akan lebih canggung lagi jika tidak berusaha mengajaknya berbicara sama sekali.

"Lo suka main game? Gimana kalo main game aja? Mungkin bisa naikin mood lo juga," tawar Alvin.

"Gak punya game," ucap Emily berbohong.

Padahal di ponselnya ada sebuah game yang selalu ia mainkan di saat ia bosan di sekolah. Itu hanya menjadi alasan saja bagi Alvin agar berhenti mengoceh dan terus memaksanya untuk berbicara.

"Oh ya? Berarti lo harus coba game yang sering gue mainin, pasti lo suka!" Alvin menghampiri Emily dengan excited.

Alvin membuka aplikasi game yang sering ia mainkan dan memberikan ponsel itu kepada Emily.

"Gue gak bisa," ucap Emily sambil mencoba memainkan game yang Alvin berikan.

"Sini gue tunjukkin cara mainnya," ucap Alvin sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Emily yang hanya berjarak beberapa sentimeter dan tetap fokus ke gamenya.

Emily mulai canggung, namun tetap bertingkah seolah tidak ada apa-apa. Ia tidak gugup sama sekali, melainkan hanya menatap wajah Alvin dengan tatapan sedikit risih, seolah menyuruhnya menjauh. Alvin mengenggam tangan Emily dan mulai memberikan arahan bagaimana cara memainkannya. Baru kali ada ini seorang pria yang mendekatinya di luar keluarganya. Namun Emily tetap tidak merasakan apa-apa, melainkan malah biasa saja.

*ceklek*

"Wah, pemandangan apa ini?" celetuk Bill memecahkan keheningan.

Alvin yang mendengar ada suara yang tidak asing di belakangnya itu langsung terkejut dan refleks menjauh dari Emily, sedangkan Emily tetap bertahan biasa saja, menganggap itu hal yang tidak perlu dikejutkan.

"Memanfaatkan kesempatan dengan baik lo ya!" ledek Ethan.

"Bukan gitu, bro. Tadi Emily bosen dan gue nawarin dia main game. Tapi katanya dia gak punya game di hpnya dan gak bisa main game juga. Jadi gue ngajarin dia main game ini yang sering kita mainin bareng-bareng," ucap Alvin gugup.

Emily [SELESAI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon