TIGAENAM

1.3K 121 8
                                    

-----

"Aku mau berhenti jadi anggota OSIS."

"Iya, gue dukung lo kok, gue ada di pihak lo," ucap Emily.

"10 menit lagi ujian di mulai. Nih kunci mobil gue dan ini roti bakar. Tungguin kita di mobil sambil sarapan roti bakar gih!" pinta Alvin.

Di sisi lain, seseorang tak sengaja melihat kebersamaan ketiga orang itu dan mulai kebingungan. Tidak lama setelah itu, kelas 12 diperintahkan untuk masuk ke dalam ruangan ujian masing-masing.

"Di dalam mobil nanti, lo jangan nangis ya. Pas dengar bel istirahat, ikut gabung sama kita di kantin. Lo tau kan tempat biasa kita?" pinta Emily mendapat anggukan kecil dari Dea.

***

Ujian mata pelajaran pertama baru saja selesai, dan peserta ujian diberikan kesempatan untuk istirahat selama enam puluh menit. Mata Emily tidak tenang sambil mencari keberadaan seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu.

"Nungguin siapa sih, Mil? Gelisah banget kayaknya!" tegur Kenzie.

"Dea."

Raut wajah Naomi seketika berubah, "Berapa kali gue bilang sama lo, stop deket-deket sama cewek itu. Lo juga, Vin! Harusnya lo larang dia deket sama itu cewek, tapi lo juga malah ikut-ikutan. Gue liat lo bertiga tadi di taman!"

"Nam, tenang dulu. Lo gak tau apa-apa tentang Dea. Anaknya baik kok," ucap Alvin.

"Gue ke toilet dulu."

Entah kenapa Naomi begitu takut jika Emily celaka ke sekian kalinya. Setelah kejadian itu, ia lebih menjaga Emily seketat itu. Ia tidak mau kehilangan seseorang.

"Apa lagi yang lo mau? Gue udah muak sama lo!"

"Lo gak bisa mutusin gue kayak gitu! Kita jadian udah lama, tapi lo dengan gampangnya ngomong putus di depan banyak orang!"

"Gue udah capek dimanfaatin mulu sama lo! Gue bisa depresi sama apa yang gue alamin dan lo gak pernah ada di saat gue butuh lo."

"Ya lo harus kuat hadapin ini semua! Lo udah gede, bukan anak kecil lagi!"

"Gue broken home. Dan setiap gue ngeluh dan nangis, lo selalu bilang gue lebay dan kekanak-kanakan. Lo gak pernah ngerasain di posisi gue!"

"Broken home dari mana? Keluarga lo utuh! Lo aja yang gak bersyukur."

"Definisi broken home bukan cuma tentang perpisahan. Lo gak pernah tau gimana rasanya kesepian dan gak dipeduliin sama orangtua yang menganggap uang bisa menyelesaikan semuanya. Dan kakak gue yang selalu ngancem gue kalo gue gak nurut perintah dia. Lo harusnya tau gimana perasaan gue!"

"Terus hubungannya sama gue apa? Gak penting banget urusannya sama gue."

"Lo gak pernah ngerti perasaan gue. Kita bener-bener harus putus!"

Terdengar suara langkah kaki yang melangkah mendekati Naomi di depan pintu toilet umum yang saat ini tidak sengaja menguping pembicaraan sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

"Perempuan gak tau diri!"

*plakkk*

Emily [SELESAI]Where stories live. Discover now