DUABELAS

8.1K 343 2
                                    

-----

"Gue malu, Mil."

"Udah, cepetan turun! Malu-maluin cowok gak gentle kayak gini!" ledek Emily.

"Eh, siapa nih ribut-ribut?"

"Oma?" Emily menghampiri Sarah dan memeluk Sarah seperti sudah satu abad tidak bertemu.

"Kamu ganti mobil?" tanya Sarah.

"Nggak, itu mobil teman aku. Sebentar ya oma," Emily menghampiri Alvin dan menarik paksa Alvin untuk keluar dari mobil.

"Gue malu, sumpah!" Alvin terus-menerus mengeluarkan kata-kata itu.

"Emily, ini siapa? Pacar kamu?" sapa Thomas tiba-tiba keluar mendengar suara-suara dari depan rumah.

Alvin terdiam dan pasrah mendengar siapa yang keluar dari rumah. Alvin terpaksa menuruti kemauan Emily.

"Gak ada niatan nyuruh masuk dulu nih?" ucap Emily.

"Kamu nih gimana sih? Ajak masuk dong, kayak di rumah siapa aja," ajak Sarah.

Alvin masih terdiam dan pasrah ditarik-tarik oleh Emily masuk ke dalam rumah kediaman Palvin. Emily menyuruh Alvin untuk duduk di ruang tamu.

"Oma, si ganteng," celetuk Emily mengkode Sarah dengan memutar bola matanya seraya menunjuk ke arah Alvin.

"Iya, emang ganteng. Ganteng banget!" puji Sarah.

"Ih, oma lupa waktu oma jemput aku 8 tahun yang lalu di SD lamaku?!"

Alvin memperhatikan wajah Sarah dengan sangat detail. Hingga akhirnya ia sadar bahwa wanita paruh baya inilah orang yang sama dengan yang ia lihat waktu 8 tahun yang lalu yang memanggil Emily dan mengajak Emily untuk naik ke mobilnya.

"Kenapa?" tanya Sarah bingung.

"Oma gak peka deh!"

"Kenapa sih marah-marah gak jelas gitu sama orang tua? Gak baik ya," tegur Thomas.

"Ini si ganteng yang nemenin aku pas oma jemput aku dulu!" tegas Emily.

"Si ganteng? Hah? Serius?" histeris Sarah.

Emily mengangguk senang melihat Sarah yang sepertinya sudah mengenali siapa yang dimaksud Emily.

"Hm, selamat sore oma, opa," sapa Alvin.

"Iya, selamat sore. Wah, gak nyangka kamu ternyata ganteng beneran!" puji Sarah sekali lagi.

"Kenapa gak dari tadi nyapanya!"

"Gue malu," celetuk Alvin.

"Heh, ngapain harus malu? Santai aja sama kita. Kita masih makan nasi kok, gak makan orang," ledek Thomas.

"Garing," celetuk Emily.

Alvin tersenyum. Ternyata di balik sifat pendiam Emily, ada keluarga yang asik yang selalu mendukungnya. Alvin cukup tenang melihat Emily yang masih bisa merasakan kebahagiaan seperti gadis-gadis normal pada umumnya.

"Oma, masak yuk!" ajak Emily.

"Oma baru aja mau masak, tiba-tiba kamu datang. Sini bantuin omah!" ajaknya.

"Lo tunggu di sini, jangan kabur," ucap Emily pada Alvin.

Alvin mengangguk seperti anak kecil. Emily dan Sarah pun meninggalkan Alvin dan Thomas di ruang tengah untuk memasak makan malam.

"Kamu temenan sama Emily?" tanya Thomas membuka suara dan duduk tepat di depan Alvin.

"Iya, opa."

"Opa gak nyangka kalo Emily punya teman cowok, cakep lagi," ucap Thomas tersenyum.

Emily [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt