END

96 3 0
                                    

-----

Satu minggu kemudian...

Satu minggu full, Alvin dan Emily disibukkan oleh persiapan mereka menuju hari pernikahan. Mereka berdua mulai kewalahan menghadapi Kinan dan Delina yang begitu exicted dan tidak sabar melihat mereka berdua bersanding di altar. Para sepupu dan sahabat dari Alvin dan Emily pun ikut disibukkan dengan perintah-perintah dari Kinan dan Delina yang menyuruh mereka untuk membantu ini dan itu.

Di sisi lain, Kevin pun ikut kesulitan di saat ia harus mengerjakan beberapa pekerjaan, namun Naomi tidak ingin ditinggal olehnya. Memang ia merasa sedikit kesulitan, tapi sangat menyenangkan juga saat Naomi berada di sampingnya, berasa melepas segala rindunya kepada sosok Naomi yang pernah ada. Senang rasanya bisa menyebut nama itu lagi, walaupun di sosok yang berbeda.

Emily dan Alvin jadi jarang bertemu karena mereka mempersiapkan persiapan yang berbeda dan terpisah. Mereka juga menjadi sedikit kelelahan karena jam tidur mereka yang terganggu. Biasanya mereka tidur sesuka hati mereka, namun kali ini selalu bangun lebih awal untuk persiapan-persiapan yang tidak ada habisnya, di tambah pekerjaan yang sudah menjadi tanggungjawab mereka.

"Ma, aku sama Alvin mau ketemuan hari ini. Kita udah berhari-hari gak ketemuan," ucap Emily sembari meminta izin Delina untuk bertemu dengan kekasihnya.

"Jangan dulu deh. Kalian jangan keluar-keluar dulu, pamali!"

"Sebelumnya aku sama Alvin setiap hari ketemu loh, ma! Dan ini udah berhari-hari aku gak ketemu sama pacar aku! Mama tega liat aku gak semangat kayak gini?"

"Biarin. Terserah kamu mau bilang mama tega, intinya kalian dilarang ketemu dulu! Ini demi kebaikan dan kelancaran acara pernikahan kalian!" tegas Delina

~ skip ~

Pernikahan mereka tinggal 2 hari lagi. Sudah lebih dari satu minggu mereka tidak bertemu dan hanya mengobrol lewat video call, itu pun hanya saat malam setelah semua kegiatan mereka selesai.

Saat pagi tiba, Delina membangunkan Emily untuk mengajaknya ke salon.

"Ma, aku capek banget."

"Kamu gak mau keliatan cantik nanti di depan Alvin? Bisa-bisa nanti tamunya loh yang lebih cantik dari kamu," ledek Delina.

"Yaudah, iya."

Dengan terpaksa, Emily bangun dari tidurnya dan langsung bersiap-siap untuk pergi dengan Delina ke salon. Tidak lupa juga ia mengabari calon suaminya.

"Kalo gue cowok, pasti gak seribet ini deh," batin Emily.

Saat mereka diperjalanan menuju ke salon, Emily menyuruh Delina untuk membawa kendaraan karena Emily masih merasa ngantuk. Delina pun menurutinya agar tidak ada adu mulut lagi di antara mereka.

"Mama jadi sedih, kamu udah mau ninggalin mama dan hidup bersama suami kamu. Ethan juga pasti sebentar lagi dia akan nyusul kamu," ucap Delina dengan nada haru.

Emily menaruh tangannya di pundak Delina, "Aku gak akan ninggalin mama. Lagi pula, aku gak pindah ke luar negeri kan. Kita masih satu negara, satu provinsi, satu kota, jadi mama tenang aja. Mama gak akan kehilangan siapa pun. Kalo mama rindu, mama boleh sesekali datang ke rumah kita atau biar aku yang samperin mama ke rumah."

Emily [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang