b a g i a n d e l a p a n b e l a s

117 31 30
                                    

Aku baru sadar kalau hari libur terkadang bisa semembosankan ini. Sudah sejak pukul enam aku bangun, tapi tidak juga beranjak dari kasur, padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan sekarang.

Aku meraih ponselku yang tergeletak di sisi kanan kasur. Notifikasi dari grup kelas membanjiri whatsappku, tidak kubuka karena aku yakin isinya tidak berfaedah seperti biasanya. Ada pesan masuk dari Dina yang belum aku baca sejak semalam, setelah menceritakan kejadian di perpustakaan waktu itu, aku ketiduran.

Dina: Yaudah nonton aj yuuu

Tidak langsung menjawab, aku menimang dahulu apakah harus mengiyakan atau bergelung dengan selimut seharian. Tapi, bosan juga di rumah saja.

San: film apa? Jam berapa?

Dina: Jumanji! Nanti siang jam 11

San: Sekarang ke taman baca dulu yu smbil nunggu jam 11, deket juga bioskop dr situ.

Din:ok, aku siap-siap!

Aku terkejut Dina mengiyakan ajakanku untuk pergi ke taman baca. Tidak seperti biasanya, sejak kapan juga Dina suka diajak ke tempat seperti itu. Tapi tidak apa-apa, itu bagus.

Aku juga segera mandi dan bersiap-siap. Rok plisket army selutut dengan kemeja putih menjadi pilihan yang cocok hari ini setelah aku lengkapi dengan sneakers hijau armyku juga. Aku segera memasukkan apa yang aku butuhkan ke dalam slingbagku lalu menemui ayah dan ibu untuk meminta izin.

"Ibu... Kakak mau main sama Dina,"

Ibu yang sedang menonton televisi hanya bergunam mengiyakan, sedangkan ayah sedang tertidur di sofa, seperti hari libur ayah yang biasanya.

"Main kemana?" Setelah acara yang ditontonnya menayangkan iklan, ibu bertanya.

"Ke taman baca, habis itu mau nonton,"

"Hmm.. Yaudah"

Aku bersorak. Segera menyalami tangan ibu dan keluar rumah untuk menunggu Dina yang baru saja berangkat dari rumahnya.

^°^

Aku menatap Dina yang kini tengah tertidur di hadapanku. Katanya dia merasa kesal semalam setelah aku menceritakan tentang Leo, kemudian karena kesal dia merasa lapar dan menunggu hingga tengah malam agar bisa memasak mie, karena pada jam itu kedua orang tuanya sudah berangkat kerja, jadi dia tidak akan tertangkap karena terlalu sering makan mie, dan sekarang dia merasa ngantuk karena setelah makan mie dia tidak bisa tidur hingga pukul tiga pagi. Aku menggeleng-gelengkan kepala, ada-ada saja.

Aku menatap buku novel yang tadi kubaca. Aku sudah membaca novel ini tiga kali dan tidak pernah merasa bosan dengan ceritanya yang lucu. Aku baru saja menyelesaikan bab terakhirnya, aku memutuskan untuk menaruh kembali buku tersebut dan mencari buku novel lainnya untuk kubaca.

Aku berjalan mundur saat mencari novel di deretan novel fiksiremaja, terlalu asyik mencari novel dengan cara berjalan mundur. Aku tidak sengaja menabrak seseorang yang kuperkirakan berjalan mundur juga, karena aku tahu kalau yang aku tabrak adalah bagian punggungnya. Aku cepat-cepat membalikkan badan karena merasa tidak enak.

"Maaf," "Maaf,"

Kami sama-sama mengucapkan permintaan maaf, aku membulatkan mata ketika mendengar suaranya. Tentu aku hafal betul suara itu. Suara yang aku hindari sejak seminggu ini. Sepertinya dia juga terkejut, karena buku digenggamannya yang kulihat cukup tebal itu terjatuh menimpa kakinya. Aku ikut terkejut, pasti sakit.

AWAS JATUH, SAN! (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang