b a g i a n d u a

368 74 24
                                    

Aku memutuskan untuk mengerjakan tugas bersama Dina dirumahnya malam ini. Walaupun pada akhirnya kami diterima dijurusan berbeda setidaknya tidak menjadi masalah jika masih mengerjakan tugas bersama kan? Dia IPS dan aku IPA. Meski sama-sama angka satu, tetap saja kelasnya berjauhan, dan dia tidak bisa duduk sebangku denganku, ya kalau dengan Dina sebangku saja tidak semeja aku ikhlas, dia memaksa soalnya, tapi sekali lagi aku tidak apa-apa, dia suka memberikanku makanan soalnya.

  Aku mengerjakan tugas biologiku, sedangkan Dina sibuk dengan tugas geografinya. Perlu diketahui, aku adalah orang yang cukup aktif di sosial media. Tidak bisa kulewati seharipun tanpa membuat status di whatsapp, membuat sebuah tweet, atau membuat instastory. Tidak sekecanduan itu sih, tapi refleks saja sepertinya membuat sebuah status ketika ingat belum ada satupun foto yang mejeng di storyku seharian.

  Seperti sekarang ini, Dina yang tengah menunduk pada bukunya menjadi foto yang cocok untuk kumasukkan kedalam story whatsappku. Kemudian, aku kembali berkutat dengan catatan biologiku. Baru saja mau mencari sesuatu yang tidak tercantum dalam buku paket di internet, ponselku menampilkan sebuah notifikasi. Ada yang membalas status whatsappku satu menit yang lalu. Refleks saja aku membukanya.

Leo : Rajin..

  Aku sempat mengerutkan kening beberapa saat kemudian jariku bergerak mengetikan balasan.

San : Iya lah

Setelah itu aku memutuskan untuk mencari apa yang aku butuhkan di internet, meski tak lama balasan darinya masuk, tidak kuhiraukan sampai aku mendapatkan materi yang kubutuhkan, baru aku beralih pada pesannya.

Leo : semangat...biologinya

San : hn

"Kamu tahu ini San?"

  Aku menoleh, membaca soal yang Dina tunjukkan, baru saja kupelajari dua hari yang lalu ternyata, setidaknya aku masih ingat materinya.

"Yang A, ada di buku catatanku."

"Loh, kamu ada pelajaran geo?"

"Lintas minat jurusanku geografi dan ekonomi, kamu juga ada kimia dan fisika bukan?"

"Ah iya benar juga!"

Ada hening sampai Dina secara tiba-tiba melemparkan pulpennya kearahku, membuatku yang kaget refleks berjengit kebelakang.

"Ada apasih?" tanyaku sewot, masalahnya kekagetannya jadi menular kepadaku yang sedang fokus menulis, bukuku kan jadi kecoret?!

"Itu.. Aku baru inget deh,"

  Aku jadi menatapnya, mengabaikan bukuku yang memiliki coretan panjang.

"kan dikelasku ada yang namanya  Saka kan ya-"

"Aku tahu itu," potongku

Dina memerotes, "Ih dengar dulu!"

"Diantara anak cowok kelasku kan memang nggak ada yang benar ya, bisa dihitung jari deh pokoknya yang normal kelakuannya, nah Saka tuh termasuk yang normal"

  Dahiku berlipat, tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini.

"Jadi?"

"Dia anaknya asik gitu loh, baik banget!"

"Hubungannya denganku?"

  Dina diam, aku jadi ikut diam.

"Tidak ada sih,"jawabnya.

"Tapi, dia itu Saka yang waktu MOS kemarin disamping kamu terus kan ya?"

  Mataku memelotot, hampir saja keluar dari tempatnya, bisa salah paham orang yang mendengar pertanyaan Dina barusan.

AWAS JATUH, SAN! (√)Where stories live. Discover now