02. Kecewa

13.6K 832 53
                                    

"Jika hatimu terlalu sakit, itu artinya cintamu tidak bercanda."

***

Sunyi dan sepi. Dua kata itu yang menggambarkan suasana malam ini. Selama perjalanan pulang, Gilang hanya fokus menyetir sedangkan Netta hanya memilih diam sesekali menatap keluar jendela mobil.

Semenjak kejadian tadi, gadis itu memang sangat irit bicara. Setiap Gilang bertanya, Netta hanya merespons dengan menggeleng ataupun mengangguk. Mungkin karena hati dan pikirannya sedang kacau. Gilang paham. Sangat paham. Ini semua juga ulahnya. Andai ia tahu akan seperti ini, ia mungkin lebih bisa mengendalikan emosi, hati dan perasaannya. Seharusnya ia lebih tahu bagaimana gadis itu, mereka sudah bersama kurang lebih 1 tahun.

Bodoh!

"Lang," lirih gadis itu membuka suara namun Gilang tak menggubris, ia tetap fokus pada jalanan di depannya.

"Kamu marah?" Sekilas cowok itu menoleh lalu menggeleng.

"A–aku minta maaf, Lang."

Ucapan Netta kali ini membuat cowok itu mencengkeram erat setir mobilnya. Ia benci kalimat itu, terlebih lagi jika itu keluar dari mulut Netta. Ini murni kesalahannya dan kenapa gadis itu malah meminta maaf, bukankah seharusnya gadis itu marah.

"AKU YANG SALAH, NETTA!" Suara Gilang naik hingga beberapa oktaf, hingga membuat gadis itu membeku di tempat.

"Tapi, Lang—"

"Aku akan menunggu!"

Kalimat yang dilontarkan Gilang kembali menciptakan keheningan malam ini, hanya suara mesin mobil dan lalu lalang kendaraan yang terdengar. Hingga akhirnya cowok itu meminggirkan mobilnya di depan sebuah rumah minimalis berwarna putih, pekarangannya cukup luas nan indah.

"Kamu nggak mampir?" tanya Netta setelah turun dari mobil.

"Enggak. Sampaikan salamku sama ibu." Netta mengangguk.

Gilang mengembangkan sebuah senyuman, senyuman yang tidak akan Netta temukan pada diri orang lain.

Netta berjalan memasuki halaman rumahnya, sementara Gilang tetap di sana memastikan gadis itu benar-benar masuk. Ia menatap nanar punggung Netta yang semakin menjauh. Ia tersenyum getir.

Suatu saat kita akan berada di posisi ini, Netta. Kamu kian menjauh, dan aku hanya bisa menatap dari jauh.

Gilang merogoh saku celananya, mencari keberadaan ponsel miliknya.

Ia menggulir layar ponselnya lalu membuka aplikasi hijau bernama whatsapp, ia mengetik sebuah pesan singkat di sana. Pesan yang ditujukan kepada salah satu nama didaftar kontaknya, Netta Jelek.

Memangnya Netta jelek? Enggak, nggak!

Sungguh berbanding terbalik. Gadis itu nyaris sempurna di mata Gilang. Namun entah kenapa dan bagaimana asal-usulnya ia menambahkan embel-embel 'jelek' di sana.

Huh! Laki-laki satu ini memang sedikit iseng.

Netta menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuknya, sejenak memejamkan mata, hingga ponselnya bergetar dan membuatnya sontak membuka mata.

Netta kemudian meraih tas kecil yang tadi dibawanya dan mencari benda tipis itu di dalam sana.

Sebuah pesan masuk.

Gilang
Selamat beristirahat, Netta.

Netta
Iya, Lang.

NETTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang