Chapter 40: Kekacauan Yang Tidak Biasa

2.4K 67 4
                                    

!Attention!
Cerita ini adalah cerita fiksi yang murni dibuat oleh penulis.
Jika terjadi kesamaan tempat ataupun nama itu hanyalah suatu kebetulan.
••• 🎬 •••

••• 🎬 •••

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

°•○●♡●○•°

Perpustakaan Kota-Yogyakarta
Central Java, Indonesia
09:14 am

Laju angin yang tadinya begitu kencang kini semakin mereda. Arsen membelokkan motor kebanggannya menuju parkiran dekat pintu masuk. Seolah tempat tersebut sengaja ia sewa agar kekasihnya tidak perlu berjalan jauh untuk sekedar membaca buku.

Ketika standar motor telah berdiri dan siap menumpu bebannya, Adela segera turun dari jok penumpang dan melepaskan helm putih itu dari kepala. Rambut gelombangnya yang masih tetap bertahan, terombang-ambing melalui celah udara yang berhembus.

Begitupula dengan Arsen, cowok keren itu meletakkan pelindung kepalanya di tiang spion agar terlihat menggantung serta merapikan kaos putih dari debu selepas perjalanan tadi.

"Mau lihat trik sulap?"

Celetuk Adela yang mampu mengalihkan perhatian Arsen. Pria itu hanya menggeser tubuh besarnya berbalik arah dan tetap duduk di jok motor. "Oke, tunjukkan, sayang," kedua tangan bebasnya tersampir ke depan, di antara kedua kakinya yang mengangkang.

Gadis manis itu menerbitkan senyum mendambakan sembari memindahkan jaket mengilap Arsen untuk menutupi sepanjang bagian permukaan tangan kanannya. Sementara, tangan kiri Adela memegang ujung dari pakaian hangat itu di atas siku.

"Temukan tanganku yang hilang."

Arsen tersenyum kecil sambil terkekeh pelan. Melihat tingkah lugu Adela membuatnya semakin gemas dan mencintainya. Ingin sekali ia dekap tubuh beraroma strawberry itu begitu erat seperti lagu pada balonku ada lima dan tidak akan melepaskannya sampai Adela memohon.

Tangan penuh otot-otot tebal itu mulai masuk ke dalam jaket yang tentu sudah dapat ditebak apa isinya. Sentuhan halus mengenai jaringan kulit Arsen. Ia mampu menerka secara akurat bahwa itu pasti tangan milik Adela.

"Dapat!" Arsen lantas mencengkram lembut pergelangan tangan Adela, binar di matanya memamerkan kemenangan. "Kamu yakin?" gadis itu bertanya seolah tidak tau ataupun dapat merasakan genggaman dari kekuatan jemari Arsen.

"Yap," seru Arsen terdengar percaya diri.

Badan Adela bergerak menuju sisi sebelah Arsen yang kosong. Para pengunjung pergi berlalu lalang sepanjang area parkir namun sepasang kekasih itu tidak peduli. Sudah 5 menit mereka berada di halaman tersebut tetapi tidak kunjung masuk kawasan baca.

My Possesive MantanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt