Chapter 39: Penilaian Sebuah Foto

2.8K 78 2
                                    

Adela’s House-Yogyakarta
Central Java, Indonesia
07:21 am

♡•● in her room ●•♡

Dalam ringkupan selimut putih berlapis warna oranye, Adela mendesah gelisah ketika jiwa setengah sadarnya berusaha mencari guling kesayangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam ringkupan selimut putih berlapis warna oranye, Adela mendesah gelisah ketika jiwa setengah sadarnya berusaha mencari guling kesayangannya. Tangan yang terbalut gelang sederhana itu mencoba menggapai pinggiran kasur sembari berharap jika barangkali disana terdapat sesuatu yang bisa dipeluk.

Namun upaya tersebut sia-sia, ia menghembuskan napas kesal dan kelopak matanya mengerut ke dalam bertambah jengkel sebab tidak dapat menemukan benda yang ia cari.

Lantas gadis cantik itu memutuskan untuk bangun dari tidur singkatnya dan mempertajam penglihatan. Hah, bagaimana mungkin ia bisa bangun secepat ini hanya karena tidak ada yang dapat dipeluk? Bahkan Adela baru bisa tidur jam 2 pagi tadi.

Lagi-lagi ketukan dari pintu kamar menganggu konsentrasinya untuk segera sadar dari alam bawah sadar.

“Dela, mau ikut ke sekolah gak?”

Sejenak, Adela memberi jeda hanya untuk sekedar menggaruk kulit kepalanya yang terasa gatal. Ia memang harus cepat-cepat mandi dan keramas sekarang.

“Ah...gak deh, ma. Nanti Adela ada rencana pergi.”

Balas gadis itu tak kalah lantang.
Kemudian, terdengar suara derap langkah kaki menjauh. Adela spontan melompat dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi.

Seusai membersihkan diri, gadis mungil itu memilih memakai pakaian off-shoulder blouse berpola lavender kecil ditemani rok pendek yang senada dengan warna bunga tersebut. Ukuran tubuhnya yang pas dan cocok dengan busana yang ia pakai menambah kesan korean style dalam dirinya.

Adela berkeinginan untuk membentuk gelombang di rambut basahnya yang sudah dikeringkan. Ia mulai menginjakkan kaki ke permukaan ubin lain hingga sampai pada meja riasnya yang berwarna putih terang.

Gadia manis itu dengan hati-hati menancapkan curly iron pada stop kontak terdekat. Tangannya bergerak dan mulai bekerja sesuai keinginan bentuk rambutnya.

Untaian rambut yang lurus saat termakan oleh waktu membentuk gelombang yang begitu cantik, seperti gadis remaja luar negri yang akan tengah pergi kencan bersama pasangan barunya.

Ketika terasa cukup panas, Adela melepas jepitan kuat pada belahan rambut terakhirnya lalu tersenyum penuh kemenangan. Ia berhasil tampil cantik!

Tak lupa juga, ia menata poni panjangnya menggunakan sisir. Diletakkannya ke sebelah kanan kepala. Setelah merasa cukup mempercantik diri, Adela menyinggahkan catokan tersebut ke tempatnya dan berjalan pelan menuju pintu.

Ia memutar knop pintu dan mengintip dari celah yang terbuka. Mama dan Papanya ada di ruang makan. Ketika Adela meliukkan kepalanya ke samping, dilihatnya Daniel tengah turun dari lantai atas sambil menggendong tas punggungnya yang tampak berat.

My Possesive MantanWhere stories live. Discover now