Chapter 23: Menginap

6.6K 214 7
                                    

Setidaknya aku masih bisa tenang jika malam ini ditemani oleh teman-teman.

-Adela Putri-

Waktu menunjukkan pukul 3 sore dan sekarang Adela serta teman-teman kelasnya terjebak di perpustakaan dengan tugas yang masih bisa dihitung menggunakan jari. Namun rasa lelah bercampur kantuk menguasai diri mereka hingga suara keluhan sering terucap di bibirnya.

Bukannya Adela malas untuk mengerjakannya, tetapi dia sudah terlalu lelah memikirkan kejadian tadi pagi. Apakah tindakan yang ia pilih untuk tidak bertemu Arsen selama 2 minggu itu akan memberi dampak baik? Atau malahan gadis itu sendiri yang galau.

Ping...

Bunyi notifikasi serta getaran benda tipis yang berasal dari saku roknya membuat Adela kembali ke dunianya. Gadis itu tampak memperhatikan sekitar, dilihatnya Bu Sifa, guru yang menampung mapel seni budaya tengah mengobrol asik dengan penjaga perpustakaan.

Saatnya, batin Adela dalam hati. Dengan langkah pelan, ia menarik ponselnya dan mengecek pesan tersebut dengan cara menyembunyikan hp nya di bawah meja.

Adela membuka grup Arla Shipper. Chat tidak berfaedah dan tidak bermutu memenuhi isi grup itu dengan hitungan detik. Terpaksa Adela harus men-silent hp nya agar tidak terciduk.

Riri.30
Eh, gaes gmn kita nginep di rmh ka adela
Itung2 nemenin dia yg sedang bersedih

Eja Adela dalam hati. Ia nampak menimbang. Boleh juga adik kelasnya yang rusuh bin receh ini menginap di rumah.

Adela mengetikkan sesuatu lalu mengirim pesan tersebut. Bertanya berapa hari adkelnya akan menginap di rumah. Kemudian dijawab oleh Riri, hanya satu hari saja. Ya gapapa deh, beruntung juga dia mempunyai adik kelas yang baik.

Buru-buru, gadis itu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku dan kembali mengerjakan tugasnya. Tiba-tiba suara desisan seperti mengundangnya untuk menoleh.

"Ssstt...ssttt..."

Adela menengadahkan kepala dari buku tulis dan mendapati Lina yang sedang mengamati sekitar sambil mulutnya yang tidak berhenti mendesis. "Apa?" tanya Adela menatap bingung ke Lina. "Ngapain cek hp?" tanya Lina balik kemudian baru benar-benar menghadap ke Adela.

"Itu adkel minta nginep di rumah."

"Eh ikut dong!"

"Baru mau nawarin."

"Ciah keduluan aku. Hahaha..."

Cekikik Lina sambil mengatup mulutnya dengan satu tangan. Apanya yang lucu, Adela heran. "Berarti pulang dulu nih?" omong Lina yang masih berbisik-bisik. "Ya iyalah! Emang mau sehari penuh pake seragam yang udah apek dan bau. Aku aja ogah," Adela menjepit hidungnya menggunakan jari sambil memandang jijik ke Lina.

"Ih santai kali! Aku nanya doang," Lina mendorong pelan bahu Adela. "E..eh...ehh aku mau jatuh, lin," Adela nampak menyeimbangkan tubuhnya yang hampir jatuh dan menyentuh lantai dingin. Namun untung saja, berkat dia memegang kuat pinggiran meja perpustakaan ia tidak jadi jatuh dengan posisi yang memalukan.

"Harusnya aku dorong lebih kuat tadi," cibir Lina jutek sambil menopang dagu dengan sebelah tangan dan bibir seperti bentuk kerucut. "Ih! Jahat banget sih," sergah Adela menyikut lengan Lina.

🌹🌹🌹

Bel telah berdentang sejak tadi. Waktunya bagi para siswa untuk pulang dari penjara ilmu dan mengistirahatkan pikirannya yang terus bekerja sedari jam 7 pagi.

My Possesive MantanWhere stories live. Discover now