Chapter 24: Sapaan Hangat Di Tengah Malam

5.4K 229 12
                                    

Apa aku salah telah membiarkan dirinya pergi dari hidupku?

-Adela Putri-

Suara riuh nan bising dengan cepat memenuhi isi ruang seluruh penjuru rumah. Tak henti-hentinya berbagai ocehan serta celaan menemani suasana disana. Berteriak pun menjadi hal yang wajar karena anggota rumah hari ini sedang banyak.

"Ssttt...diem dek! Ganggu tetangga ntar," peringat Adela dengan telunjuk yang diletakkan di depan bibir. Sekarang, gadis itu sedang bersantai ria duduk di depan televisi sambil mencemot cemilan kesukaannya. Yang pasti bukan rengginang tentunya.

Tadi Adela sudah solat maghrib dan isya jadi suasana hatinya menjadi tenang dan lega. "Wanjir! BH gue dikemanain?! Anjir, gak lucu yang udah ngumpetin benda paling gue butuhin sekarang," oceh Veylin yang masih menggenggam handuk kuat-kuat supaya tidak jatuh.

Suara cekikikan mulai terdengar lantaran Veylin yang masih diliputi oleh emosi. "Yang penting lu masih pake cd lah. Sans ae," tanggap Hasna benar-benar tenang. "Kampay! Lu pikir gue cowok apa!" Veylin melempar bantal sofa ruang tengah ke Hasna.

"Anjay bener nih anak! Kagak dibalikin! Awas gue bakal buat perhitungan!" Veylin tampak sedang berpikir. Ketika ide sudah melintas di otaknya, baru ia memulai aksinya.

"Siapa yang udah ngumpetin BH gue bakal gue umpetin doi lu di kamar gue!! Inget kali ini gue gak main-main," teriak Veylin yang sengaja lantang supaya dalang dari semua ini segera mengaku.

"Anjay! Serem uga," celetuk Anggi yang baru saja keluar dari dapur sembari membawa segelas teh hangat.

Tiba-tiba hempasan benda yang dicari tersangkut di muka Veylin dan membuat si empu marah. "RIRI! gak baik umpetin bh orang, nak. Sapa yang ngajarin kamu, ha?!" ngotot Veylin sembari berkacak pinggang.

"Awas ntar handuknya jatuh," tunjuk Riri ke Veylin.

"Eh iya-iya. Jadi siapa yang ngajarin kamu, ha?" Veylin berlagak seperti ibox-ibox yang sedang membuka lapak ceramahnya. Jari telunjuk Riri berputar-putar hingga berhenti di satu orang, yaitu...

"ARAAAA!!!" pekik Veylin hendak mengejar targetnya yang sudah memasang kuda-kuda untuk berlari.

"Sini lu tong! Gue kasih pelajaran yang lebih berharga daripada ngumpetin BH orang. Sini kampret!" Veylin yang masih setia untuk berlari dan mengejar Ara meskipun hanya bermodalkan handuk serta BH yang sekarang sebagai senjata untuk menyabet Ara menjadi bahan lawakan malam ini.

Tidak ada hentinya, tawa serta kekehan menggema di ruangan itu. Seakan orang yang tidak terlibat di masalah itu menjadi penonton sirkus.

"Hei! Hei! Sudah ribut-ributnya. Veylin cepet kamu pake baju dulu sana, malu ih!" peringat Adela membuat acara stand up comedy yang tidak direncanakan bubar seketika dan menghasilkan keluhan kecewa dari orang sekitar. "Ahh kurang jos! Harusnya lu~"

"Key..." Adela menggerak-gerakkan jari telunjuk ke kanan dan kiri, memberi sebuah isyarat jika ia tidak boleh melanjutkan kata-kata. "Hehehe...maaf kak," Key menggaruk tengkuk kepala yang tidak gatal sama sekali.

Akhirnya semua kembali berjalan normal. Tidak ada suara omelan yang menyakiti telinga. Mungkin hanya suara ocehan dan bisik-bisik tidak jelas dari para adkel Adela.

Seluruh anggota berkumpul di ruang tengah untuk menonton tv. Sudah dipastikan jika malam ini merupakan malam jumat yang tentunya banyak stasiun tv yang menyediakan berbagai jenis flim horor.

Lina yang duduk di samping Adela selalu menutup dirinya dengan bantal sofa dari awal film berlangsung. Anggap saja ia cupu karena memang Lina tidak bisa menonton film horor.

My Possesive MantanWhere stories live. Discover now