Chapter 6 : Perlakuan Manis atau Buruk?

22.7K 891 14
                                    

#MaafLamaUpdatenya🙏🙏🙏

🌹🌹🌹

Sore itu, Adela sudah mandi, sudah wangi, dan sudah cantik. Ia berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah riang. Adela bersyukur bahwa hari ini ia tidak mendapat pekerjaan rumah apapun dari sekolah. Adela juga yakin 100% jika hal itu merupakan keinginan semua anak sekolah.

"Hmm harumnya" gadis itu menghampiri meja rias kamarnya sambil menatap pantulan tubuhnya di cermin dengan senyuman. Ia mencium aroma tubuhnya yang berbau strawberry dan itu sangat nikmat baginya.

Setelah melakukan kegiatan berdandan, seperti: menyisir rambut, menyemprotkan minyak wangi, memakai baby lips, dan memoles wajahnya dengan sedikit bedak, ia lalu beralih menuju tempat tidur untuk mengambil handphone sekaligus memainkannya.

Berawal dari membuka instagram, Adela tiba-tiba menjadi sedih karena ada foto 'mantan'nya yang terpampang di layar hp. Di foto itu, ia bersama Arsen sama-sama sedang memakan es krim. Lengan Arsen yang mengalungi pundak Adela membuat gadis itu reflek memegangi pundaknya sendiri. Mulut mereka sama belepotan yang lagi-lagi membuat Adela memegangi mulutnya sendiri.

Kemudian, gadis itu men-scroll ke bawah untuk melihat lagi beberapa post lain dari teman-temannya. Namun, sekali lagi ia menemukan foto yang mampu menampar wajahnya.

Foto Arsen bersama dengan dirinya sewaktu liburan kenaikan kelas 11 SMA, jadi foto itu tidak terlalu lupa untuk di ingat. Disana, Arsen sedang mencium pipinya dengan lembut sambil memegang kamera sedangkan ia sendiri sedang menutup mata sambil tersenyum ceria.

"Arsen..."

Kata Adela yang tanpa sadar meneteskan air mata. Ia begitu sedih, bahkan sempat merasa menyesal ketika teringat jika ia yang memutuskan hubungannya dengan pria kelewat tampan itu.

Adela memeluk handphonenya sendiri. Suara tangisan yang tadinya rendah kini telah menjadi isakan. "Kenapa, Sen? Kenapa kamu malah tidur sama cewek itu. Kalo aja kamu nggak ngelakuin hal kae gitu pasti kita masih sama-sama, Sen" isak tangis Adela semakin meningkat setiap menitnya. Bahkan ia perlu menutup mukanya dengan bantal agar suara itu tidak dapat di dengar oleh orang lain.

Setelah beberapa lama menenangkan diri, Adela memutuskan untuk memblokir akun mantannya itu. Lalu, ia mematikan telpon genggamnya dan duduk bersandar di kasur. Adela berkali-kali mengatur ulang pernapasannya agar merasa lebih tenang lagi.

"Benar, aku nggak boleh nangis. Aku harus kuat. Aku pasti bisa melupakannya. Ya aku yakin" gumam Adela mencoba menyemangati dirinya sendiri.

"Adela ini ada temennya, katanya ada kepentingan " teriak pembantu rumahnya yang bernama Bibi Susi. Seketika, gadis itu langsung tersadar dari lamunannya. "Oh ya bi, suruh tunggu bentar" balas Adela tak kalah keras.

Gadis manis itu cepat-cepat turun dari kasur dan berlari keluar dari kamarnya kemudian menuruni tangga dengan langkah hati-hati. Ia langsung berjalan ke pintu utama rumahnya.

Dari kejauhan, ia mendapati sesosok pria berpakaian kasual. Lelaki itu membelakangi Adela dan nampak saja jika ia memang benar-benar tampan. Rambutnya pun ditata dengan rapi, kelihatan jika lelaki itu sebelumnya pergi ke salon terlebih dahulu. Kemudian, Adela mencoba untuk menebaknya.

"Kak Daffa"

Panggil Adela ragu-ragu. Pria itu berbalik dan menampilkan senyum manisnya membuat gadis itu salah tingkah.

Daffa, seorang murid yang satu SMA dengan Adela namun berbeda kelas. Tingkatannya pun berbeda. Adela yang masih kelas 11 sedangkan Daffa duduk di kelas 12. Dia termasuk orang yang cukup perhatian kepada semua kaum hawa, tetapi yang membuat ia berbeda saat memilih seorang cewek adalah dari kasih sayang yang lebih kepada cewek tersebut. Siapa lagi kalau cewek itu bukannya Adela?

My Possesive Mantanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن