Chapter 18: Permintaan Maaf

6.1K 291 4
                                    

Tuhan, jaga dia saat jarak menjadi penghadang untuk aku melindunginya.

-Arsenio Prasaja-

"Halo, sayang!" sapa Arsen lembut dari sebrang sana. Perlahan, Adela meneguk ludahnya dengan susah payah.

"H-hai, sen," balas gadis itu terbata-bata. Adela berusaha menyembunyikan ketakutan dalam hati namun hal itu menjadi sia-sia mengingat betapa ganasnya pria itu.

"Kenapa nelpon aku, hm?"

"Ga-gak papa. Aku cuma mau bilang terima kasih."

"Buat?"

"Makasih udah nganterin aku pulang tadi."

"Bukannya kamu udah bilang pas di mobil?"

Adela menggaruk tengkuk kepalanya, mencoba mencari alasan yang tepat. "E-eh...emang kalo aku bilang makasih lagi, salah ya?"

"Enggak juga sih."

Hening untuk beberapa saat. Tak tahan, Adela berceletuk, "Kamu lagi ngapain?"

"Habis nge-gym. Tumben kamu nanyain."

"Ya udah deh aku gak bakal tanya-tanya lagi."

"Eh...gak gitu juga dong, sayang. Aku seneng banget kamu nanyain aku. Harusnya momen ini dicantum ke museum cinta abadi."

"Hahaha...apaan sih. Lebay banget deh," Adela terkekeh geli mendengar pernyataan Arsen. Sepertinya gadis itu sudah tidak ketakutan lagi.

"Sayang!" panggil Arsen penuh lemah lembut. "Hm," Adela yang sedari tadi berdiri pun duduk di tepi ranjang kamarnya.

"Jaga diri baik-baik ya," pesan Arsen terlihat sedikit serius. "Ha?" kening Adela berkerut. "Jaga diri baik-baik?" ulang Adela dengan nada bertanya. "Iya," jawab Arsen singkat.

"Maksud kamu?"

Terdengar suara hembusan napas milik Arsen. "Besok aku gak masuk sekolah," terang pria itu terlihat sedih. "Kenapa?" tanya Adela lagi. "Ada urusan keluar kota."

"Berapa hari?" Adela mulai menyalakan mode keponya. "Sehari doang."

"Oh..." tatapan Adela kini tertuju pada pakaian. Dimainkannya ujung kain dari baju santai itu. "Adela sedih?" tanya Arsen membuat gadis itu salah tingkah. "E-enggak lah," tanggap Adela cepat.

"Kok suaranya kae sedih gitu."

"Aku bilang gak, Arsen!" tegas Adela penuh penekanan. "Jadi yang sedih cuma aku doang ya," kata pria itu kecewa membuat benak Adela berbicara, Gak sen! Itu gak bener!

"Maaf," segelintir kata keluar dari bibir manis Adela. "Untuk?" kini Arsen yang dilanda oleh kebingungan. Sebelum menjawab, Adela menggigit bibir bawahnya, sebenarnya ia takut untuk menjawab pertanyaan Arsen tetapi mau tidak mau ia harus mengatakannya, bukan?

Menghirup napas sebanyak-banyaknya, berharap dengan langkah tersebut mampu mengumpulkan keberanian dalam dirinya. "Del?"

"Aku minta maaf buat hubungan kita," kata Adela cepat. "Apa? Kamu ngomong cepet banget, sayang."

"Aku minta maaf buat hubungan kita," ulang Adela lebih pelan. "Oh...." mulut Arsen membentuk huruf O besar. Dahi gadis itu berkerut, "Just Oh?"

"Aku udah maafin kok."

"Semudah itu?" tanya Adela tidak percaya.

"Ya gimana ya~" Arsen yang sedang duduk di kursi belajar, memainkan pulpen berwarna hitam legam.

My Possesive MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang