Chapter 38: Miliknya Selamanya

3.6K 95 0
                                    

Let's fill this part of story with your vote and comment, guys

°•○●□■♡■□●○•°

An Old Building-Yogyakarta
Central Java, Indonesia
09:23 pm

Tatkala dirasa bibirnya basah oleh benda lain, seketika tubuh Adela menegang kaku bersamaan dengan matanya yang membulat sempurna menatap Arsen yang sedang menciumnya.

Gadis itu tidak tau akan berbuat apa. Terasa gravitasi yang ia pijak kini menarik seluruh syaraf di tubuhnya hingga ke bawah dasar bumi untuk tidak memperbolehkannya bergerak sedikitpun dari tempat ia berdiri.

Salah satu telapak tangan Arsen yang tadinya menangkup hangat bagian samping rahang bawah Adela, kini mulai berpindah ke tengkuk belakang gadis itu. Menekannya lebih dalam sehingga pria itu leluasa untuk mengitari area mulutnya.

Gadis itu memutar kembali memori lampaunya. Arsen tidak pernah seagresif ini dalam hal bercumbu.

Bahkan pasca ia masih berpacaran dengan lelaki bertipikal bad boy itu, Arsen hanya mengecup perlahan bibirnya kemudian menyatakan perasaan bahwa Adela merupakan wanita paling berharga dalam hidupnya.

Seketika kedua tangan Adela mendorong pelan dada bidang Arsen yang berlapis tuxedo cukup mahal itu, mengakhiri sesi ciuman dengan raut wajah kecewa. Kepalanya tertunduk sembari berusaha menampilkan senyum kebahagiaan.

Lalu, kepala Adela mendongak dimana jemari lentiknya tengah menghapus jejak air mata yang ia buat. “Apa kabar, Sen? Gimana rasanya tinggal di Amerika? Pasti seru banget kan?” kata Adela kemudian yang masih senantiasa mengulum senyum manisnya.

Tampang Arsen sejenak berubah menjadi rasa bersalah, kedua alisnya menyatu menyiratkan bahwa permainan bodoh ini harus segera dihentikan. Hatinya merasa sudah cukup puas melihat reaksi Adela yang sedih begini dimana menandakan kecemburuan tentang keberadaannya.

“Dela...”

“Ahh ya, pasti kamu ditemani Shirin juga kan kesananya? Wow bahagia sekali hidupmu. Meninggalkanku yang sudah susah payah membeli kue untuk dirayakan bersamamu. Mungkin pepatah yang mengatakan ‘lelaki itu semua sama saja’ sekarang terbukti setelah aku bertemu denganmu!”

Arsen mengerutkan keningnya, menyadari bahwa hal tersebut tidak ada sama sekali dalam rencana!

“Del, aku gak tau kalo kamu-”

“Ya, aku memaklumimu untuk gak tau tentang kejutanku diam-diam ini. Tapi, bisakah kamu Sen untuk menghargaiku sekali saja walaupun kamu udah anggap aku orang asing?”

Tetes air mata Adela kembali turun dimana kian menghancurkan hati Arsen yang tengah melihatnya. Perih pada lubuk hati pria tampan itu tatkala mendengar kata ‘bisakah’ yang diucapkan gadis itu beberapa detik lalu.

“Dela, kumohon jangan menangis.”

Adela berusaha bersikap tegar, menyapu pelan kedua pipinya yang kembali basah. “Jika kamu ingin tidak membuatku menangis, maka aku mohon. Aku punya satu permintaan buat kamu.”

Wajah Arsen berubah menjadi ceria, mungkin ini salah satu jalan yang bisa membuat Adela memaafkan kesalahannya selama ini. Lantas, dia menggapai dua lengan Adela bersamaan. “Apapun, katakanlah.”

Awalnya, gadis itu berdiam diri namun setelah setengah menit ditunggu barulah ia mulai berbicara.

“Menghilanglah dari hidupku.”

Arsen terkejut mendengar permohonan Adela yang terdengar tidak masuk akal bagi dirinya. Ia menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Arsen masih menggenggam lembut lengan gadis berambut hitam secerah malam itu.

My Possesive MantanWhere stories live. Discover now