Jennie kembali mengangguk paham. Gak lama cewek berambut bondol dan pirang yang Jennie gak ketahui namanya itu akhirnya mulai pergi.

Mata Jennie kembali Dia edarkan ke sekeliling ruangan. Fokusnya tiba-tiba terhenti disebuah benda yang mendiami meja nakasnya kini. Sebuah paper bag hitam dengan nuansa mewah seukuran telapak tangan. Seingat Jennie, Dia gak pernah membeli sesuatu menggunakan paper bag. Gak pernah ada paper bag dalam kamarnya sebelumnya.

Dengan hati-hati, Jennie mulai meraih paper bag itu. Menemukan sebuah surat yang ditulis dalam kertas kecil yang di klip di pegangan paper bag tersebut.

Jennie mengernyit ketika membaca isi dari kertas kecil itu.

"Open when you find it".

Hanya itu. Jennie gak menemukan hal lain ketika mencoba membalik-balikkan kertas tersebut. Atau bahkan dalam paper bagnya. Gak ada nama pemilik atau identitas atau clue apapun dalam paper bag tersebut.

Jennie mulai menelusuri isinya. Menemukan sebuah kotak kecil dan setangkai bunga mawar putih kecil di dalamnya. Kembali menemukan secarik kertas yang tergantung indah di ujung tangkai bunga tersebut.

Lagi-lagi, kernyitan dari dahi Jennie itu kembali terlihat. Sangat jelas ketika Dia membaca isi surat tersebut.

"Be my girl when I meet you".

Jennie segera membuka isinya dari kotak kecil tadi. Menemukan satu buah cincin di didalam sana. Mulutnya gak bisa Dia bekap. Matanya nampak begitu membesar melihat penampakan cincin indah yang terpasang rapi dalam kotaknya itu.

 Matanya nampak begitu membesar melihat penampakan cincin indah yang terpasang rapi dalam kotaknya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jennie segera memasukkan kembali kotak dan bunga tersebut ke dalam paper bag. Keluar sambil membawa paper bag tersebut. Menemukan beberapa orang yang masih ada disana.

"Kalian, ada yang merasa punya ini, gak? Atau gak sengaja ketarok di kamar gue?", tanyanya memberi pengumuman.

Para penghuni dorm itu langsung menoleh, menatap paper bag hitam dengan kesan mewah itu. Gak lama mereka saling melemparkan tatapan masing-masing sambil menggeleng.

"Engga. Lagian, kan kita penghuni baru. Masa udah narok barang aja di kamar lo. Lagian itu kayaknya barang mahal", ujar salah satu dari mereka.

Jennie terdiam. Merasa ucapan cewek baru penghuni dorm itu ada benarnya.

"Oh, okay. Thankyou", ujar Jennie sambil kembali masuk ke dalam kamar. Menduduki bokongnya ke atas kasur sambil memandangi paper bag berisi cincin dan mawar putih itu.

Benda ini gak mencantumkan untuk siapa dan dari siapa. Cuman sekedar kertas kecil tanpa pengirim dan tanpa penerima. Jadi, Jennie gak punya hak untuk menerima cincin dan bunga itu, kan?

Tapi tetep aja. Ini dari siapa? Dan untuk siapa?!!









- - 7 Rings : END -  -

Nahhhhh😌7 Rings ini udah mencapai limit chapter:))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nahhhhh😌
7 Rings ini udah mencapai limit chapter:))

Ayoo, silahkeun bagi yang ingin bersumpah serapah sama saia :)) Saya ikhlas di bully buat chap ini, nih. Karena emg dari kemaren emg mikirnya kek gini.Moon maap :""

Thankyou buat support kalian yang udah mau baca work ini dari awal work ini netas dan sampe sekarang. Yang selalu ninggalin jejak dan ngasih gue semangat buat terus ngelanjutin work ini.

Pokoknya lo semua terdabeesst!!!

Thankyouuu Woiii!!!!! Sampai jumpa di work selanjutnya!!



Lopu, heyra❤

7Rings
26th of March, 2020.

7 R I N G S  -  J E N N I EWhere stories live. Discover now