yeol

6K 814 44
                                    

Keadaan ruangan sekarang bener-bener kaku dan diem. 7 orang penghuni ruangan L-220 itu sibuk baca-baca buku literatur yang Wonwoo bagiin.

Jennie makin gak nyaman dengan keadaan ini. Dia pikir klub ini gak bakal sekaku dan sebosenin yang dibilang Hani dan Bomi. Ternyata ini lebih dari kenyataan yang seharusnya.

"Ini selama satu jam kita cuman bakal baca-baca literatur tanpa ada hal-hal yang bisa dibahas?", suara Jennie itu memecah hening. Seisi ruangan langsung pada ngeliatin Dia dengan tatapan bengis dan gak percaya. Sementara Jennie terlihat biasa aja. Nolehin tatapan ke arah Wonwoo yang juga natap Dia sekarang.

"Gue, kan masuk ke sini biar bisa dapet pencerahan buat bikin tugas dari Mrs. Kim. Masa waktu udah masuk klub cuman dikasih makan bacaan doang", Jennie lagi-lagi menyuarakan pendapatnya.

Dadanya terasa berdetak dua kali lebih cepat waktu Wonwoo tiba-tiba bangkit dari duduknya. Nyamperin Jennie dengan sebuah buku tipis ukuran A4 yang digulung ditangannya itu.

"Cari 70 kata asing dibuku ini. Yang lain tetep baca! Jangan ada yang noleh!", kata Wonwoo dengan tampang dinginnya itu. Menyuruh Jennie untuk mencari 70 kata asing dalam buku literatur tersebut.

Jennie lagi-lagi protes, "masa gue doang yang disuruh. Kan anggotanya bukan cuman gue!", katanya lagi.

Wonwoo gak bereaksi. Serius, tatapan tajam Dia itu bikin Jennie bergidik. Tapi Dia berusaha tegar dengan mencoba menatap balik Wonwoo.

"Mau baca atau nyari 70 kata asing?", tanyanya kali ini.

"Gue gakmau dua-dua---", tiba-tiba satu pukulan kecil dari buku yang Wonwoo gulung itu mendarat dikepalanya.

Jennie meringis kesakitan sambil ngusep-ngusep kepala Dia itu, "apaan, sih? Kok gue malah dipuku----", satu lagi pukulan kecil mendarat di kepalanya.

"Kerjain", perintahnya lagi tanpa memberi instruksi lain. Jennie akhirnya cuman berdecak. Menarik buku literatur tersebut dan mulai menandai kata-kata asing di dalamnya. Sementara Wonwoo berdiri di samping Jennie sambil sibuk membolak-balikkan buku tadi.

15 menit berselang dan Jennie masih belum menyelesaikan pekerjaannya.

"Waktu udah habis. Yang lain udah bisa balik ke dorm masing-masing", kata Wonwoo ketika ngelirik jam tangan Dia dan udah hampir pukul 9 malam.

Semuanya nampak beres-beres dan keluar satu persatu. Termasuk Jennie yang juga mulai nutup buku literatur tadi.

"Lo ngapain?", tanyanya waktu Jennie lagi-lagi beres-beresin buku itu.

Jennie natap Wonwoo bingung, "ya, balik ke dorm, lah. Kan lo udah nyuruh tadi", jawabnya.

"Gak ada yang nyuruh lo pulang".

Jennie menggerutu, "lah, kok gitu, sih? Gak adil, ah! Masa yang lain boleh balik gue engga, sih?".

"Selesain dulu tugasnya", perintah Wonwoo lagi.

Jennie nampak kekeuh. Menutup semua buku literaturnya sambil masang wajah nolak ke arah Wonwoo, "wonu, gue mau balik. Titik", katanya sambil berdiri dari bangku.

Wonwoo cuman natap Jennie datar tanpa ekspresi, "nama gue Wonwoo, bukan Wonu".

"Biarin aja. Gue mau manggilnya wonu. Manggil wonwoo ribet", kata Jennie lagi sambil meletin lidah dan bergegas pergi dari sana ninggalin Wonwoo sendirian.

Jennie berjalan menapaki areal kampus. Perasaanya selalu gak enak tiap kali ngitarin kampus dimalam hari kayak gini. Apalagi sekarang udah jam 9 dan keadaan kampus bener-bener sepi.

Dia mencoba meneguhkan diri kalo gak ada yang namanya hantu dan mencoba berpositif thinking soal keadaan. Tapi makin lama perasaannya makin gak enak.

7 R I N G S  -  J E N N I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang