seorun

4.2K 607 51
                                    

"Revisi!".

Jennie menghela nafas ketika Mrs. Kim, si Dosen menyebalkan yang akan selalu membuat mulutnya penuh dosa itu melemparkan makalah milik Jennie ke atas meja dengan kasar. Padahal kriteria makalah sudah Jennie buat semirip mungkin dengan tuntutan yang Dosen sialan itu berikan.

Atau karena gak ada campur tangan Taeyong di dalamnya?

Jennie cuman bisa berdecak ketika makalah tadi Dia raih. Menatap benda itu dalam pandangan pasrah sambil melirik Mrs. Kim, "Yang mana lagi, sih Mrs, yang kurang? Ini saya pure gak ngopas. Lagian tiap materi yaang sayaa dapet saya sunting lagi pake bahasa saya sendiri", ujar Jennie memprotes. Berbuah pelototan dari Mrs. Kim disana.

"Kamu, ya! Udah berapa lama, sih kamu jadi mahasiswa disini? Biarpun materi sudah kamu sunting dari narasumber asli, tapi kalo di mata saya masih belum sempurna, ya saya minta revisi! Berani kamu, ya memprotes hal seperti ini. Hati-hati, loh! Saya gak akan segan ngasih kamu nilai C kalo attitude kamu kaya gini!", ancamnya, bikin Jennie semakin jengah dan hanya bisa menghela nafas.

Cewek itu terdiam sebentar sambil menatap sang Dosen tanpa ekspresi apapun. Berusaha menahan amarahnya karena Ia tau, Mrs. Kim akan selalu mengancam mahasiswa dengan nilai. Dan itu akan selalu membuat mahasiswa kalah duluan. Siapa rupanya yang ingin jadi mahasiswa Abadi di kampus?

Jennie akhirnya membungkuk sedikit, "Saya minta maaf, Mrs. Akan saya revisi secepat mungkin", ujarnya sopan.

Tak ada respon dari dosen tersebut. Wanita itu hanya diam menatap sinis Jennie lalu memberi kode kepadanya untuk keluar dari ruangannya tersebut.

Jennie cuman bisa berdecak geram melihat eksistensi wanita paling menyebalkan itu. Bahkan terkadang ada hasrat baginya ingin membunuh seorang Mrs. Kim.

"Dosen goblok! Apalagi ini yang kurang coba? Malah gue begadang mati-matian ngerjain ni tugas. Malah di tolak gitu aja! Pengen ngomong kotor, gue!!", gerutunya bermonolog sangking gemesnya sama Mrs. Kim.

Namun pada akhirnya Jennie cuman bisa pasrah. Ngabisin tenaga doang emang buat marah-marah sendiri kayak tadi.

Merasa penat, Jennie mulao mendudukkan dirinya disalah satu anak tangga ketika Ia baru akan menuju ke lantai bawah. Menghela nafas sambil memandang tugas makalahnya yang masih terkemas baik di dalam jilidan buku itu. Dia bahkan menghabiskan banyak uang cuman buat kumpulam kertas berjumah 35 halaman itu.

Gak lama ekor matanya bisa menangkpa seseorang yang kini duduk tepat disampingnya.

"Sendirian aja, bos. Ngegalauin siapa? Gue?", celetuknya setelah beberapa sekon duduk.

Jennie menoleh. Menemukan Jung Jaewon, si cowok dengan rambut gondrong dan sebutan playboy kelas kakap itu tengah ternsenyum jahil ke arahnya. Siapa lagi rupanya yang mau mempertanyakan hal semacam itu kalau bukan seorang Jaewon.

Jennie cuman bisa berdecak sambil menghela nafas, "Lo jangan gangguin gue, ah! Gue lagi pusing!", sungutnya.

Jaewon tak merespon banyak. Hanya tersenyum kecil sambil melirik makalah yang masih Jennie pegang itu.

Dia udah bisa nangkep poin kenapa seorang Kim Jennie menggalau sendirian, "Oh. Mrs. Kim.", celetuknya lagi, bikin Jennie menoleh.

Jaewon tiba-tiba memotong jarak antara dirinya dengan Jennie. Merangkul badan mungil cewek itu dengan lancang sambil memberikan sedikit motivasi. Bikin Jennie rada risih gara-gara Dia.

"Apaan, sih lo? Mau ngalus gak gini juga kali".

"Nih, ya Jen. Kalo mau tugas diterima sama Mrs. Kim, gak ada cara lain selain lo harus bawa salah satu dari kita ke ruangan Dia. Especially, Taeyong. Itu anak pawang Mrs. Kim banget. Mau segimanapun makalah lo, gak bakal keterima kalo gak pake iming-iming kita. Kecuali kalo emang makalah lo sesuai sama porsi dan selera Dia, baru bakal diterima. Itu perempuan, kan rada ganjen", nasihatnya kepada Jennie. Hal yang baru aja cowok itu ungkapkan bener-bener bikin Jennie K.O. Gimana Dia bisa berkuliah dengan tenang dan mandiri kalo soal tugas aja Dia harus bawa orang supaya keterima?

7 R I N G S  -  J E N N I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang