daseot

7.1K 882 42
                                    

"Kim Jennie, saya tahu kamu memplagiat salah satu situs, kan?".

Makalah yang Jennie buat semalaman itu dihardik begitu aja oleh Mrs. Kim, si guru cantik tapi ngeselin itu. Ini udah tugas kedua revisinya, tapi Mrs. Kim masih aja bisa nemuin kesalahan dari makalahnya itu.

"Mrs. Kim, saya kan udah nyantumin sourcenya disana", ujar Jennie meminta dispensasi.

Mrs. Kim dengan mantap menggeleng, "saya memberi kamu tugas mengobservasi lingkungan kampus. Kamu pikir copasan yang kamu tuangkan di makalah kamu ini masuk akal? Kampus kita jauh berbeda dengan penjelasan dari kampus yang kamu buat. Sedangkan kamu hanya mengubah nama kampus saja tanpa menyaring isi".

Bener. Jennie udah langsung K.O dengan sekali perlawanan dari Mrs. Kim itu.

"Mrs. Kim, jadi saya harus ngulang lagi, gitu?", tanya Jennie memelas.

"Ya, jadi menurut kamu gimana? Harus saya terima makalah hasil jiplak karya orang lain ini? Ambil!", perintahnya lagi membuat Jennie menggerutu sebal dalam hati sambil mendelik ke arah Mrs. Kim.

"Apa, kamu gak suka? Saya blacklist kamu nanti dari kelas saya", ancamnya bikin Jennie cuman masang wajah bebek.

"Mrs. Kim, tolong dong. Masa saya harus ngulang lagi, sih? Capek, mrs", Jennie mulai meminta toleransi dari Mrs. Kim dan langsung ditolak mentah-mentah olehnya.

"Kalau gak mau capek gak usah lanjut kuliah. Dirumah aja, tidur, nganggur", sahutnya menusuk bikin Jennie jadi makin gedek ngeliat Mrs. Kim ini.

Berusaha untuk menahan amarah, Jennie akhirnya ngangguk, ngeiyain perintah Mrs. Kim dan keluar dari ruangannya.

Jennie mulai berjalan ngitarin lapangan tengah kampus. Ngamatin ornamen dan bangunan-bangunan yang berdiri di sekitar sana. Ia berdecak sebal dengan keputusan Mrs. Kim barusan.

"Apaan coba yang beda? Dimana-mana juga namanya kampus ada bangunan, ada lapangan, ada orang. Sinting banget sih tu dosen. Kesel gue", ujar Jennie menggerutu.

Bokongnya akhirnya Ia dudukkan diatas rerumputan areal kampus. Mengobrak abrik makalahnya itu sampai udah gak ada bentuknya lagi. Dia kesel banget. Udah tinggal di dorm sisa, tugas disuruh revisi terus.

Ditengah dirinya yang daritadi berdecak jengkel aja, Jennie menemukan eksistensi si pria dari dimensi lain, Lee Taeyong. Dia kelihatan sendirian. Lagi sibuk sama laptopnya.

Jennie nampak mulai berpikir sebentar, "kalo gue minta tolong Dia, dia mau bantuin, gak ya? Secara kayaknya Dia pinter. Dari kemaren sibuk main laptop aja", batinnya. Rada ragu untuk meminta tolong kepada cowok berwajah tak nyata itu.

Paling tidak Ia bisa bertanya kepada Lee Taeyong perihal syarat agar makalahnya dapat diterima oleh Mrs. Kim.

"Taeyong", panggilnya. Memang terasa geli bagi Kim Jennie yang harus memanggil namanya. Padahal Dia jamin Taeyong gak pernah tahu dan gak pernah mau tau nama Dia siapa.

Taeyong noleh. Masang wajah bertanya sambil nunjuk dirinya untuk mastiin kalau Jennie emang manggil Dia.

Jennie cepet-cepet ngangguk. Gak lama Dia akhirnya nyamperin Taeyong.

"Yong, boleh minta tolong, gak?".

Taeyong mengernyit ketika tiba-tiba Jennie sudah duduk disampingnya saja dan berbicara layaknya orang yang sudah kenal lama itu.

"Lo, siapa ya?", tanyanya.

Jennie menghela nafas kasar sambil bergumam pelan, "Tuhan, tolong deh bukain mata hati anak-anak di dorm".

7 R I N G S  -  J E N N I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang