seumul yeodeol

4.4K 597 76
                                    

"Jadi, pre test akan saya lakukan kembali minggu depan. Jadi tolong semua untuk mempersiapkan diri dengan matang", ujar Mr. Han di depan sana seraya mulai membereskan barangnya.

Seluruh mahasiswa yang mendiami ruangan tersebut juga ikut melakukan hal yang sama. Sampai gak lama Mr. Han kembali berujar seraya menolehkan pandangannya ke arah Jennie, "Nona Jennie, udah membaik?", tanyanya lembut membuat seluruh penghuni kelas saat ini melempar tatap ke arahnya.

Jennie yang saat ini sudah tidak lagi memakai masker dan topi hitam itu hanya tersenyum canggung sambil mengangguk pelan. Mendapat respon senyuman tipis dari Mr. Han yang sudah mengangkat peralatannya kini, "Saya berterima kasih karena kamu sudah mau mengerti situasi dan kondisi dengan tidak memakai pakaian serba tertutup ketika kelas berlangsung. Ambil waktumu untuk beristirahat dan pemulihan. Saya akan menunggu sampai wajahmu benar-benar kembali normal", ujar Mr. Han lagi. Jennie hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis, "Makasih, Mr", ujarnya canggung, bersamaan dengan Mr. Han yang mulai berjalan keluar dari kelas.

Jennie cuman bisa menghela nafas pelan. Mencoba menenangkan diri dengan penampilannya saat ini.

"Jadi, lo abis ngapain sebenernya sampe bisa dapet lebam kayak gitu?", pertanyaan nyeletuk yang datang dari Mingyu sukses bikin Jennie menoleh. Cewek itu cuman menatap Mingyu malas. Karena Dia tahu, model pertanyaan seperti Mingyu itu cuman sekedar untuk kepo doang.

"Bukan urusan lo!", jawabnya jutek sambil mulai bangkit dan meninggalkan kelas. Menyisakan Mingyu dengan ekspresi sedikit kesalnya, "Udah jadi ganas aja, lu!", gerutunya sembari mulai melanjutkan aktivitas membereskan barangnya.














Jennie mulai mengarungi lorong dengan langkah biasa. Masih selalu berbincang dengan diri sendiri kalau Dia tak perlu takut dengan kondisinya yang masih terdapat lebam dan luka. Jennie senantiasa untuk selalu meyakinkan dirinya bahwa lebam ini akan hilang. Cukup ingat ucapan Taeyong, "Luka itu harus dipancing biar sembuh".

Langkah kakinya mulai memasuki area kantin. Dia tidak lapar, hanya ingin sekedar menumpang duduk karena kondisi kantin hari ini tidak begitu ramai.

Cewek itu mulai duduk disalah satu seat kosong di dalam kantin tersebut. Mulai mengeluarkan hape dan earphonenya sembari membaca buku untuk menghadapi pra test yang akan dilaksanakan oleh Mr. Han minggu depan.

Jennie nampak menikmati alunan lagi ditemani buku bacaan itu dengan khidmat. Ia bahkan sampai terlihat tidak memperdulikan khalayak saat itu.

"Oi!!".

Jennie sedikit tersentak ketika merasakan bahunya sedikit terdorong kesamping. Dia paling sebal jika ada orang yang menganggu waktu senggang dan sendirinya seperti ini.

Menoleh, Jennie menemukan Lim Jaebum, si cowok mageran yang udah duduk berdekatan dengannya dibangku kantin itu sambil tersenyum sumringah.

Jennie berdecak seraya mengerjapkan mata. Mulai melepaskan kedua earphone putih yang tadi bertapa di kedua lubang telinganya itu seraya menggerutu sebal ke arah Jaebum.

"Apaan, sih! Ganggu aja, deh! Gak liat gue lagi khidmat?", ujarnya sebal. Mendapat ringisan pelan dan senyum gemas dari Jaebum.

"Ciyeee, udah balik jadi galak lagi", katanya menggoda, membuat Jennie semakin sebal.

"Bodo!".

Jaebum kembali tersenyum gemas melihat tingkah Jennie yang sudah kembali seperti sedia kala. Bukan Jennie yang traumatis dan pemurung lagi.

"Oh, bentar", Jaebum nampak seperti teringat sesuatu. Mulai merogou sesuatu di dalam saku hoodienya. Menemukan satu buah pasta salep dari kantung hoodienya itu bersama dengan sebotol susu pisang.

7 R I N G S  -  J E N N I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang