18. Search in Lombok - 2

329 35 5
                                    

Aku menunggu mobil yang Ilham sewa untuk keliling mencari cincin di tempat-tempat yang kemarin kami singgahi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menunggu mobil yang Ilham sewa untuk keliling mencari cincin di tempat-tempat yang kemarin kami singgahi. Selama penerbangan tadi, Ilham memberikan ide beberapa tempat untuk mencari. Jadi, kami putuskan untuk mendatanginya satu per satu.

Terakhir ke sini waktu jalan-jalan, beberapa kali kami mampir sebelum akhirnya ke hotel untuk beristirahat. Ada tiga tempat yang kami datangi, termasuk toko mutiara yang sudah kucoret dari daftar pencarian.

Tempat pertama adalah Masjid Agung Praya. Lokasinya tidak terlalu jauh dari bandara, hanya butuh waktu kurang dari tiga puluh menit dengan mobil untuk sampai di sana.

Ekspresi kesal Ilham kulihat sesaat setelah aku masuk ke dalam mobil. Sepertinya aku terlalu lama melamun, jadi tidak sadar kalau Ilham sudah menungguku sejak tadi.

"Sorry," gumamku sambil meletakkan tas di jok belakang mobil.

"Tidak apa. Bisa kita jalan sekarang?" tanyanya dengan senyum singkat.

"Iya."

Selama perjalanan ke Masjid Agung, aku mencoba mengingat-ingat bagian masjid yang kulewati dulu. Waktu itu aku, Siska dan Riri sedang berhalangan, jadi tidak masuk ke bagian dalam masjid. Kami hanya berjalan-jalan di sekitar masjid selama menunggu Ilham dan sopir mobil yang kami sewa menunaikan ibadah. Tapi masalahnya, area sekitar Masjid Agung itu luar biasa luasnya, masa iya aku kelilingi setiap sudut masjid? Bisa gempor ini kaki.

Oh iya, waktu itu aku hanya berjalan di sisi kanan masjid karena dekat dengan toilet wanita. Jadi, aku akan mencarinya di sekitar sana saja.

"Lagi mikir apa?" Ilham bertanya sambil menoleh sekilas padaku.

"Mikirin di bagian mana aku akan mulai mencari cincinnya."

Ilham menarik kedua sudut bibirnya dengan tetap fokus mengendarai mobil.

Sesampainya di Masjid Agung Praya, Ilham memarkirkan mobil. Sepertinya kami datang di waktu yang kurang tepat, karena area parkir masjid dipenuhi mobil tamu undangan pernikahan yang diadakan di area outdoor masjid. Bersyukur, sisi sebelah kiri masjid yang paling banyak digunakan untuk pesta, walaupun di sisi kanan banyak juga tamu yang duduk-duduk dan bersenda gurau.

"Banyak orang begini, gimana nyarinya, nih?" kataku bingung pada diri sendiri.

"Nggak perlu banyak mikir. Ayo, kita cari cincinnya." Ilham menepuk pelan kepalaku dan berjalan di depanku ke arah sisi kiri masjid.

Aku berlari mengejar dan menarik lengannya. "Eh, mau kemana?! Ngapain ke situ? Kita bukan mau jadi tamu undangan, loh."

"Ya emang enggak. Aku ke sana mau nyari cincin kamu." Wajah herannya terlihat lucu di mataku, tapi anehnya aku tersipu dengan kata-katanya.

Tunggu! Tadi dia sebut dirinya 'aku'? Bukan 'saya' seperti kemarin-kemarin? Aku melepas tanganku yang melingkari lengannya, tiba-tiba merasa malu di dekatnya.

Finding My RingWhere stories live. Discover now