7. Sky Wing

318 36 2
                                    

Setelah hampir empat jam di jalan, akhirnya kami sampai juga di resort Lembang. Saat keluar dari minibus yang mengantarkan kami, angin sejuk segera menyapa dan mengurangi sedikit penat yang kurasakan beberapa hari belakangan.

Aku teringat kembali saat menemukan handphoneku yang tergeletak di atas meja kerja pada keesokan hari setelah aku sadar handphoneku tertinggal. Baterai handphoneku low saat itu, layarnya juga meredup, tapi aku masih bisa melihat satu pesan gambar masuk dari nomor yang tidak kukenal.

Aku membuka pesan itu dan mendownload gambarnya. Notifikasi baterai lemah mengganggu rasa penasaranku, proses download jadi lebih lama. Aku segera mengisi daya baterai lebih dulu. Gambar berhasil terdownload. Gambar dua orang berangkulan dengan sudut pandang bagian belakang terlihat. Karena diambil dari jarak yang cukup jauh, aku jadi sulit untuk mengenali siapa orang-orang itu. Tapi, salah satunya bisa kukenali dari postur tubuhnya. Tidak salah lagi, itu Freddy! Aku tidak mungkin salah mengenalinya. Kaus hitam dengan gambar jari kelingking bertautan di bagian belakangnya itu merupakan kaus yang aku berikan padanya sebagai hadiah ulang tahun beberapa bulan yang lalu.

Di foto itu, tangan Freddy merangkul pinggang seorang wanita yang tidak aku kenal. Rangkulannya terlihat cukup mesra, karena wanita itu menempel erat di sisi tubuh Freddy dengan nyaman. Wanita itu memakai kaus polos warna putih dengan celana jeans biru muda yang membalut kaki jenjangnya yang ramping.

Seketika, ada nyeri terasa di sudut hatiku. Freddy berselingkuh? Tidak mungkin. Itu bisa saja temannya atau saudaranya, mereka pasti tidak memiliki hubungan apa-apa.

Kulihat lagi gambar tersebut. Aku zoom untuk melihatnya lebih jelas. Namun, makin kuperbesar, semakin memperjelas kemesraan Freddy dengan wanita itu. Hatiku semakin sakit.

Tidak! Ini pasti salah. Aku harus mencari tahu kebenarannya.

Kucoba menelepon nomor tersebut by aplikasi, tetapi sampai nada masuk habis tidak ada jawaban. Aku beralih pada telepon biasa, hasilnya sama, tidak juga ada jawaban. Malah, nomorku sepertinya diblokir. Aku masih belum menyerah, kali ini aku mencoba menelepon menggunakan telepon kantor, siapa tahu diangkat, masa iya nomor telepon kantor juga diblokir.

Nomor yang Anda hubungi salah. Silakan periksa kembali nomor tujuan Anda-

Belum juga operator selesai bicara, kututup telepon dengan kesal. Sialan! Siapa orang yang sudah mengirimiku pesan kaleng. Sekarang hatiku benar-benar tidak tenang.

"Woy, Kinan!" tegur Siska di sampingku.

Ternyata aku melamun sejak tadi dan tidak sadar saat Ilham memberikan intruksi kepada kami untuk istirahat dan membereskan barang-barang untuk selanjutnya sama-sama makan siang di restoran hotel yang sudah disediakan.

Aku tersenyum canggung pada Ilham yang menatapku sambil tersenyum. Senyumnya antara maklum dan simpati. Ah, aku sudah berhasil mengacaukan acara jalan-jalanku sendiri.

"Lo kenapa, sih? Sumpah, sikap lo aneh sejak pagi. Lo kesambet, ya?" tanya Siska penasaran. Riri hanya melihatku sambil menyimak.

"Gue nggak papa, bener deh. Kurang tidur aja kayaknya, jadi nggak fokus," jawabku.

"Yakin?"

Aku mengangguk.

"Ya udah, kalau gitu plan ke Maribaya sama Farm House hari ini mau dibatalin aja? Biar lo bisa tidur dan istirahat cukup. Besok kan kita mau terbang ke Surabaya, loh," kata Siska mengingatkan.

"Eh, jangan," tolakku segera. "Sayang banget udah jauh-jauh sampai di Bandung masa nggak main dulu. Gue penasaran pengen ngerasain sensasi Sky Wing yang kayak berayun di langit, pasti seru," ucapku antusias.

Finding My RingWhere stories live. Discover now