6. Tour Beginning

331 40 0
                                    

Sesampainya di rumah, aku belum juga sadar kalau handphoneku tertinggal di meja kerja. Saat ingin membalas pesan WhatsApp dari Juara Indonesia Trip, baru aku mencari-cari handphoneku dan tidak menemukannya di mana pun.

Dengan panik aku menumpahkan seluruh isi tasku ke atas kasur, tapi tidak ada. Aku berlari turun ke bawah, menuju garasi untuk memeriksa di mobil, juga tidak ada. Masih dengan raut bingung, bunda mendatangiku yang masih berdiri di samping mobil.

"Kamu kenapa, Kin? Kok kayak panik gitu?" tanya bunda.

"Handphoneku nggak ada, Bun. Jangan-jangan jatuh di jalan, aku nggak tahu," jawabku dengan nada panik.

"Tenang dulu. Inget-inget lagi terakhir kamu pegang di mana. Siapa tahu ketinggalan di kantor. Udah yuk, masuk dulu. Insyaa Allaah kalau masih rezeki pasti ketemu," kata bunda menenangkanku.

Kata-kata bunda benar, aku tidak akan bisa berpikir kalau panik begini. Jadi, kuputuskan mengikuti kata bunda dengan masuk ke dalam rumah. Bunda mengajakku ke dapur, ternyata dia sudah membuat segelas air jahe hangat untukku. Bunda memang paling mengerti aku.

Sambil menyeruput air jahe hangat yang perlahan melewati tenggorokanku, aku teringat kapan terakhir aku memegang handphoneku.

"Oh iya, Bun!" pekikku.

Bunda yang sedang mencuci piring sedikit terlonjak mendengar suaraku yang tiba-tiba. "Astagfirullaah! Kamu ngagetin aja. Ada apa, sih?

Aku menyengir, menampilkan barisan gigi depanku. "Hehe... Maaf, Bun. Aku baru ingat, terakhir aku pegang handphone itu sebelum pulang kerja. Kayaknya ketinggalan di atas meja kerja, deh."

"Tuh, bener kan kata Bunda. Kamu tuh emang teledor. Apa-apa ditaruh sembarangan," katanya masih sambil menggosok piring yang sudah disabuni.

"Oh, iya. Cincin tunangan kamu mana?" tanya Bunda tiba-tiba, kepalanya menoleh padaku.

"Ada dong, Bun. Ini aku pakai, nih lihat," kataku sambil menunjukkan jari manis tangan kiriku.

Kemarin, aku sempat berpikir untuk menyimpan saja cincin ini di kotak perhiasan. Tapi, setelah kupikir lagi, tidak baik menyimpannya sementara aku masih sering bertemu dengan Freddy. Dia pasti bertanya-tanya kalau melihat jariku polos tanpa cincin tunangan pemberiannya.

*

Tidak terasa waktu berlalu. Hari pertama jalan-jalan tur keliling Indonesia-ku dimulai. Aku sudah siap dengan gaya dan dandanan casual ala-ala backpacker. Tas ransel hitam di belakangku hanya berisi barang-barang kebutuhan penting. Sisanya, untuk baju dan perlengkapan lain tetap masuk koper ukuran besar yang mampu menampung dua anak kecil usia tiga tahun sekaligus.

 Sisanya, untuk baju dan perlengkapan lain tetap masuk koper ukuran besar yang mampu menampung dua anak kecil usia tiga tahun sekaligus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Riri dan Siska juga sudah siap. Saat ini, kami sedang menunggu di tempat janjian sebelum sama-sama pergi ke kantor Juara Indonesia Trip.

"Handphone lo yang ketinggalan di kantor waktu itu gimana? Ketemu?" tanya Siska setelah menyeruput teh hangat untuk sarapannya.

Finding My RingWhere stories live. Discover now