10. Lombok Island - 1

267 37 5
                                    

Nomor yang Anda hubungi sedang tidak aktif atau berada di luar service area. Silakan menghubungi beberapa saat lagi.

Sudah tiga kali operator menjawab panggilan teleponku ke Wanda. Entah kenapa aku kesal. Tidak biasanya Wanda menonaktifkan handphonenya. Dia kan gadget minded, orang yang tidak bisa hidup tanpa gadget.

Kucoba sekali lagi menghubunginya. Saat jariku siap menekan kembali logo telepon, handphoneku berbunyi, ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Aku mengernyitkan dahi, bingung. Tidak ingin menduga-duga, kuangkat panggilan itu.

"Hallo," sapaku.

"... Beib..."

Freddy? Aku melihat layar handphoneku, siapa tahu tadi aku salah lihat nama Freddy dengan nomor tidak dikenal, tapi yang terlihat pada layar handphoneku memang nomor tidak dikenal.

"Beib, kamu masih di sana?" panggil Freddy dari seberang telepon.

Kenapa Freddy pakai nomor lain? Apa diam-diam dia punya dua nomor yang salah satunya tidak kuketahui?

"Beib, kamu kok diem aja? Hallo..." panggilnya lagi.

"Ini kamu Freddy?"

"Iya, ini aku, Beib. Kok nanya?"

"Kamu ganti nomor? Atau ini nomormu yang lain?" tanyaku menyelidiki.

"Ini nomorku yang biasa, Beib. Kamu hapus nomor aku karena ngambek kemarin, ya?" katanya ringan, mencoba bercanda.

Hapus nomor? Aku?

"Aku hapal nomormu dan aku nggak hapus apapun sejak pertengkaran kita kemarin. Bahkan chat dari kamu nggak ada yang aku hapus, aku-"

Tut... Tut... Tut... Tut...

Bunyi panggilan terputus menghentikan ucapanku. Freddy memutuskan telepon sepihak.

Tanpa menunggu, kucari kontak Freddy yang tersimpan di handphoneku. Benar saja, nomornya masih kusimpan dengan nama 'Yank Freddy', lalu yang tadi menelepon nomor siapa?

Aku beralih ke history panggilan, mencoba memanggil balik nomor yang tadi meneleponku. Tapi, saat ku cek, nomor itu tidak ada. Aneh, kenapa bisa tidak ada? Jelas-jelas yang tadi meneleponku itu Freddy.

Masih bingung dengan nomor yang hilang di history panggilan, handphoneku berbunyi kembali. Kali ini dari nomor Freddy yang kusimpan. Segera kuangkat panggilan darinya.

"Beib, maaf tadi tiba-tiba putus, pulsaku tiba-tiba habis. Maaf ya, sayang," ucapnya dengan nada memelas.

"Yang pertama tadi kamu nelepon pakai nomor siapa?" tanyaku.

"Nomor siapa? Nomor yang ini lah, Beib. Nomor yang mana lagi?" katanya.

Tidak mungkin. Aku belum buta dan aku tidak hilang ingatan. Nomor yang menelepon pertama tadi nomor lain Freddy yang tidak kuketahui.

"Beib, kamu masih di sana?"

"Iya."

"Kamu masih marah, ya? Masih ngambek? Please, jangan diemin aku lagi, aku sengsara kamu cuekin." Suara Freddy seperti memohon.

Aku menghela napas. Banyak tanda tanya dalam pikiranku, ditambah rasa kesal yang masih ada akibat pesan kaleng foto Freddy berselingkuh. Kurasa, lebih baik sekarang aku tenang dulu. Foto yang kulihat memang mirip Freddy, tapi bisa jadi juga bukan dia, hanya orang yang mirip dia.

"Enggak, aku udah nggak papa. Cuma agak capek aja baru sampai di hotel lagi setelah terbang dari Surabaya," kataku sambil membuka lemari pendingin di bawah meja kamar hotel, berharap menemukan minuman dingin yang bisa menyegarkan.

Finding My RingWhere stories live. Discover now