12. Stop The Journey

311 44 5
                                    

Aku turun ke restoran pukul 6.30 pagi untuk sarapan. Semalam, beberapa kali aku terbangun karena bermimpi, suatu hal yang jarang terjadi. Biasanya aku bermimpi jika ada sesuatu yang membuatku tertekan di dunia nyata. Imbas dari tekanan itu berupa mimpi tidak jelas. Entah itu mimpi terjatuh, mimpi tersesat, bahkan mimpi bertemu hewan buas.

Dari lobi yang mengarah ke restoran hotel, kulihat Freddy duduk satu meja dengan Ilham. Mereka sedang berbicara, terlihat dari gestur tubuh Freddy yang condong ke depan meja dengan kedua tangan bertautan. Sedangkan Ilham, wajahnya terlihat tenang, walaupun tubuhnya juga maju, mungkin untuk menghormati lawan bicaranya. Tapi, apa yang sedang mereka bicarakan?

 Tapi, apa yang sedang mereka bicarakan?

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Tepukan di pundak membuyarkan lamunanku. Siska dan Riri ternyata juga baru turun untuk sarapan.

"Ngapain lo berdiri bengong di sini?" tanya Siska.

"Tuh." Aku menunjuk dengan kedikan kepala dan memandang ke arah Freddy dan Ilham yang duduk bersama.

Siska dan Riri mengikuti arah pandangku, lalu kembali menatapku dengan tatapan iba.

"Hei! Apa-apaan tatapan kalian? Memangnya kenapa kalau mereka ngobrol santai begitu?" tanyaku bingung.

"Santai dari mana? Iya, si Ilham santai. Tapi, lu liat bae-bae dah tuh si Eric, bahasa tubuhnya aja udah kelihatan kalau dia lagi ajak orang di depannya ngomong serius," jawab Riri to the point.

Perasaan tidak enak seketika mengusikku. Benar kata Riri, gestur tubuh Freddy yang seperti itu mengartikan pembicaraan serius baginya. Jangan-jangan Freddy sedang melobi Ilham untuk menghentikan jalan-jalanku sampai di sini dan mengajakku pulang? Kalau memang begitu, aku harus menghentikannya.

Saat ingin berjalan ke tempat Freddy dan Ilham, tangan Riri menahanku. "Mau ngapain lu?"

"Ke sanalah. Feeling gue Freddy lagi minta sama Ilham untuk biarin dia bawa gue pulang sekarang dan selesaiin jalan-jalan sampai di sini. Ogah, nanggung juga, udah separoh jalan gini," ucapku berapi-api, tak bisa menahan amarah yang muncul tiba-tiba.

"Tenang dulu. Kayaknya nggak bisa semudah itu juga Freddy dapet izin, gue lihat Ilham agak keberatan, tuh lihat mukanya," kata Siska menunjuk pada Ilham.

Kulihat wajah senyum seulas Ilham dan wajah kesal Freddy, aku jadi penasaran. Kudatangi mereka, Siska dan Riri mengikutiku.

"Hai, kalian sedang bicara apa?" tanyaku riang sambil melihat bergantian pada Ilham dan Freddy.

Mereka berdua menoleh bersamaan. Freddy menghela napas, sementara Ilham terlihat biasa.

"Ada apa?" tanyaku pada Freddy.

"Berhubung orangnya ada di sini, kenapa tidak Anda tanyakan langsung saja? Keputusan untuk menghentikan tur ini bukan ada di saya, tapi ada di orang yang melakukan tur, dalam hal ini Kinan dan teman-temannya," jelas Ilham.

Finding My RingМесто, где живут истории. Откройте их для себя