Sequel

7K 302 16
                                    

💜Happy reading💜

Sematkan cinta dalam hati
Buanglah rasa bernama benci

***

“Mas tahu kenapa aku kurang suka mandangin bintang?”

Hilmy berhenti mengunyah, menatap istrinya yang sedang menatapnya penuh binar kekaguman. “Karena kamu capek ngedongak?”

Hana menyilangkan tangannya. Tersenyum manis. Wajahnya sedikit pucat karena pembawaan kehamilannya. Sudah berusia sembilan bulan. Tanggal perkiraan yang telah ditentukan dokter hanya menghitung hari. Hana sedikit gugup. Dan jika itu terjadi maka dia akan menggoda suaminya atau bermanja-manja.

“Emang jawabannya apa?” Hilmy menyuapkan makanan untuk Hana. Agak gemas karena sang istri belum menyentuh makanannya.

“Karena bintang yang ada di depan aku lebih bersinar, namanya Hilmy Sadewa.”

Hilmy memasang wajah datar. Sudah terlalu sering terkena rayuan gombal. Hilmy jadi ingat dengan puisi yang Hana sisipkan saat lomba bernyanyi dulu. Kala itu hidupnya sering diteror, ada banyak orang yang bertanya ini-itu.

“Mas….” Hana pindah tempat, bersandar di bahu Hilmy.

“Iya?”

“Kamu dengar anak kita ngomong apa?”

Hilmy menggeleng.

“Dia mau kalau mamanya dicium.”

Hilmy hampir tersedak, beruntung karena Hilmy bisa mengontrol dengan baik. Tergesa mengambil air lalu meminumnya dengan cepat. Tidak ada raut bersalah terpatri di wajah Hana.

Keseharian mereka tetap seperti itu sejak tiga tahun yang lalu. Hana tidak pernah berubah, masih menjadi cewek perusuh dengan segala keajaiban dalam hidupnya. Hana tidak melanjutkan pendidikan karena ingin mengikuti jejak sepupunya, Hara. Memilih kerja sampingan sebagai youtuber. Hana banyak meng-cover lagu dari berbagai jenis musik. Pengikutnya hampir mencapai tiga juta.

Karena Hilmy bertugas di Jakarta, maka mau tak mau Hana harus meninggalkan kota kelahirannya. Membeli rumah sederhana yang tidak jauh dari kediaman Hara. Seringkali kedua cewek itu bertemu, mengobrol tentang kehamilan.

Ku ingin saat ini, engkau kan menciumku.

Memelukku dengan hangat penuh kasih sayang.

Walau hanya sebentar, sayang. Tolong kabulkanlah. Ku kan membalas semua apa yang engkau lakukan. Bahkan bisa lebih lama….

Hilmy tidak sanggup lagi. Hana punya banyak kejutan dalam otaknya. Merayu berbagai cara agar keinginannya terpenuhi. Seperti bernyanyi asal, mengubah liriknya sesuka hati.

“Kamu mau dicium dimana?” Hilmy menyudahi makannya, mengelap mulut dengan tisu.

“Di pipi boleh?”

Hilmy mengangguk mengiyakan, bibirnya mulai mendekat, memfokuskan pandangan pada pipi gembil nan berisi itu. Setelah cukup dekat, tinggal beberapa senti lagi, Hana langsung menoleh cepat. Alhasil bibir mereka yang bertemu.

Oh... Teacher! [✓]Where stories live. Discover now