Chapter 17 : Bara Api

3.8K 251 0
                                    

Hana memantapkan hati untuk memberitahu kejadian kemarin. Hilmy tidak boleh dipermainkan seperti itu. Mentang-mentang Clara adalah seorang model yang sangat seksi dan cantik. Hana yang akan menjadi penghalang bagi keduanya. Kenapa? Karena Hana tahu jika sang pujaan mencintainya juga.

Tepat setelah pelajaran usai Hana bergegas menghampiri Hilmy. Mengajaknya ke tempat yang lebih sepi karena pembahasan ini cukup serius. Hana memilih belakang kantor. Tempat itu jarang diekspos murid lain.

“Mas, ini penting.”

“Tentang perasaan kamu lagi?”

“Bukan, Mas.”

“Terus apa?”

Hana menarik napas dalam-dalam, menatap Hilmy lekat. “Mas nggak boleh nikah sama Clara.”

“Hah?”

“Mas, dia itu cewek yang nggak baik.”

Hilmy memiringkan kepalanya, melipat tangan di dada. “Maksud kamu apa? Kamu bilang gitu karena kamu belum bisa ngelepas saya?”

“Bukan, Mas….”

Hilmy tahu betapa besar cinta yang diberikan Hana, Hilmy juga enggan untuk melepaskan cewek itu. Tetapi dia tidak boleh menjadi lelaki yang berengsek. Dia telah terikat dan harus mempertanggungjawabkan segalanya.

“Hana, kamu mungkin udah tahu bagaimana perasaan saya ke kamu. Tapi saya nggak bisa ninggalin Clara, mau tidak mau saya harus nikah sama dia.”

“Mas, tapi cewek itu selingkuh! Saya lihat dia ciuman sama cowok lain!”

“Hana, jangan ngarang cerita. Saya tahu Clara itu seperti apa, dia nggak mungkin selingkuh dari saya!”

Hana menggaruk kepalanya. Ternyata tidak semudah perkiraannya.

“Sekarang kamu pulang,” ucap Hilmy.

Tangan Hana terulur menggapai lengan Hilmy, tidak akan melepaskan sampai mendapat kepercayaan.

“Mas harus percaya, Clara memang selingkuh! Saya lihat sendiri! Dia ciuman!”

“Clara nggak mungkin ciuman sama orang lain. Dia cuma nyium saya.”

Hana memekik. “Mas sama dia pernah ciuman?”

Hilmy terdiam sejenak. Ciuman yang dimaksudnya adalah ciuman di pipi, itu pun Clara yang menciumnya.

“Mas pernah ciuman sama dia?” Suara Hana mulai bergetar. Dia dengan mudah membayangkan Hilmy dan Clara saling bercumbu, mengakibatkan rasa sakit di dalam jiwa.

“Iya.” Hilmy tahu kebohongannya akan menimbulkan sakit hati yang mendalam. Tetapi dia harus seperti itu agar Hana hilang rasa kepadanya.

“Di bibir?”

Hilmy mengangguk. Entah mengapa dia sendiri yang merasa sakit.

Hana perlahan mundur. Tiba-tiba dia muak dengan segalanya. Pacar pertamanya juga pernah berciuman dengan cewek lain, lalu sekarang dia mendapati kejadian yang serupa, walaupun tidak dipertontonkan secara langsung kepadanya. Tapi tetap saja, rasanya sakit.

“Mas nggak bohong, kan?”

Hilmy menggigit bibirnya kuat. “Nggak.”

Hana terduduk begitu saja, kakinya lemas. Masa kelamnya datang kembali. Sakitnya lebih terasa.

“Hana….” Hilmy berjongkok, mengelus kepala itu.

Hana terisak. Suaranya terdengar pilu.

“Jangan nangis….”

Oh... Teacher! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang