Chapter 13 : Dilema Terbesar

3.5K 261 1
                                    

Ini adalah hari minggu, hari dimana Hana kebagian tugas untuk berbelanja di pasar. Bu Lia mengandalkannya karena Hana sangat pandai menawar. Andai saja Hana tidak sekolah, mungkin dia yang akan bertugas membeli bahan makanan setiap hari. Hana juga tidak keberatan, malahan dia senang.

Pasar kali ini tidak terlalu ramai. Tidak sesak seperti hari-hari sebelumnya. Beberapa pedagang juga sudah tahu siapa Hana, bisa dibilang mereka berteman. Selain cerewet, Hana itu ramah sekali. Tak jarang dia mendapat barang gratis, seperti ayam dan beberapa sayuran.

“Kali ini mau beli apa cantik?” Pak Dodo tersenyum lebar, salah satu pedagang yang sangat dekat dengan Hana, sudah dianggap anak sendiri.

“Anu, Pak. Cabenya setengah kilo, bawang putih sekilo, garamnya satu sama kemiri.”

“Gimana sama sekolahnya? Baik?”

“Baik, Pak. Semuanya aman terkendali.”

“Nggak dihukum lagi, kan?”

Hana nyengir, mengangguk pelan. Pak Dodo tahu itu karena Hana juga sering berkeluh kesah kepadanya. Saat berbelanja kadang Hana tidak sadar jika telah membeberkan aibnya sendiri.

Setelahnya Hana pun berlalu dari sana. Barang belanjaannya sudah terpenuhi semua. Ketika keluar dari pasar Hana tidak sengaja bertemu dengan Hilmy. Gurunya itu sedang membeli buah-buahan.

“Mas!”

“Hana?”

“Mas kok nggak bilang kalau mau ke pasar?”

“Loh? Kenapa saya harus lapor?”

“Biar kita bisa bareng, Mas.”

Hilmy memperhatian barang belanjaan Hana, ada dua kantong besar di tangannya. Terlihat cukup berat.

“Kamu ke sini sama siapa?”

“Sendiri, Mas.”

Hilmy meraih salah satu kantong itu. “Saya bawain satu biar kamu nggak capek.”

“Mas….” Hana tersenyum malu-malu.

“Nggak usah kayak gitu!”

“Mas.”

“Apa?”

“Mas lagi beli buah apa?”

“Alpukat, mau dijadiin jus.”

Hana melompat senang. “Saya bisa buatin, Mas.”

“Nggak perlu, saya bisa sendiri.”

Hana mencebik, menghentakkan kakinya kesal. Diam-diam Hilny tersenyum akan tingkah lucu Hana. Cewek itu terlihat lebih imut tanpa pakaian seragam. Rambutnya juga lebih lucu jika dikuncir dua. Ah, Hilmy jadi ingat dengan mantan gebetannya. Hana sekilas mirip dengannya.

“Mas….”

“Apa lagi?”

“Kita jalan-jalan yuk, Mas.”

“Hah? Jalan?”

“Sebelum Mas nikah….”

Hilmy memicingkan matanya. Alasan Hana itu terdengar sedikit memuakkan. Sekian lama ini Hana biasanya memberikan alasan yang konyol. Hilmy lebih suka dengan alasan seperti itu.

“Kamu emangnya mau jalan kemana?” Hilmy melangkah lebih dulu. Sekarang dia yang membawa dua kantong belanjaan.

“Mas mau ke taman?”

“Taman?”

“Kan di sana seru tuh, Mas.”

Hilmy kurang setuju. Taman biasanya dihuni oleh orang yang menjalin kasih. Akan lucu jadinya jika mereka berdua ke sana. Bagaimana kalau ada yang melihat mereka?

Oh... Teacher! [✓]Where stories live. Discover now