Chapter 15 : Sakit? Tentu!

4.2K 273 4
                                    

Bukan Hana namanya jika dia akan menyerah secepat itu. Tidak! Kata menyerah tidak terdapat di rumus kehidupannya. Dia sudah berjanji akan menghujani Hilmy akan cintanya, setelah itu akan mundur saat hari pernikahan telah tiba.

Masalahnya adalah Hilmy sudah tahu arti debaran di jantungnya. Persis sekali saat dia jatuh cinta kepada Hara. Hilmy merasakan hal yang sama, secara perlahan cinta bertamu di hatinya. Semua itu karena rasa nyaman dan tentunya berkat rayuan gombal Hana.

Sama seperti hari-hari sebelumya, Hana tetap menempel. Cewek itu membawa sesuatu untuk Hilmy.

“Mas, saya buatin keripik kentang.”

“Saya nggak mau.”

“Kenapa, Mas? Setahu saya ini makanan kesukaan, Mas.”

Hilmy tidak menjawab lagi. Berjalan begitu saja. Hilmy hanya tidak mau rasa cinta itu tumbuh semakin kuat. Ada hati yang akan terluka. Clara pasti akan murka jika tahu kekasihnya tidak menaruh setetes cinta padanya.

Hana menyusul langkah itu. Mengekori kemana pun Hilmy melangkah.

“Hana, jangan ikutin saya!” Hilmy sedikit membentak.

“Tapi, Mas….”

“Ini salah! Kita nggak boleh kayak gini terus!”

Hana menatap sendu. Perasaannya terbagi menjadi dua, satunya merasa pilu dan satunya lagi merasa bahagia. Hana senang karena Hilmy mengatakan sayang kepadanya, tetapi hatinya sedih karena Hilmy menyuruhnya menjauh.

Hilmy duduk di tempatnya dengan tenang, sebenarnya berusaha untuk terlihat tenang. Bersikap biasa-biasa saja karena ruang guru adalah tempat yang cukup sensitive baginya, akan ada banyak mata yang memperhatikan mereka.

“Mas….” Hana menggeser kotak bekal berisi keripik kentang, berharap Hilmy mau menerimanya. “Saya udah buat ini pagi-pagi banget. Untuk Mas….”

“Hana, kamu harus ngerti keadaan.”

Hana mencebik. “Saya ngerti keadaan, Mas.”

“Kalau kamu ngerti, kenapa kamu masih ngejar saya?”

“Karena Mas cinta sama saya, kan?”

Hilmy terkesima, mulutnya menganga.

“Mas harus jujur sama saya.”

Hilmy terpaku. Bibirnya terkatup rapat. Tidak ada kata yang pas untuk mengelak dari kenyataan. Hilmy memang menyukai muridnya itu. Cinta yang selama ini ditenggelamkannya kembali muncul ke permukaan. Datang dengan perasaan baru yang lebih dalam. Mengalahkan cinta pertamanya.

“Hana….” Hilmy menatap. Sebisa mungkin menahan tangannya untuk tidak mengusap rambut panjang itu.

“Iya, kan, Mas?”

“Nanti kita bicara setelah pulang sekolah. Kamu masuk kelas, gih!”

“Tapi bekalnya diambil, ya? Saya udah bikinin….”

“Iya, saya ambil. Tapi beri saya waktu buat mikir dulu.”

Hana mengalah. Dia kembali ke kelas dengan perasaan yang tidak keruan. Ingin menangis tetapi dia sedang malas mengeluarkan air matanya. Maka dari itu dia memilih untuk bersih-bersih. Menyapu depan kelas sambil bernyanyi.

Suara Hana terdengar sangat merdu. Beberapa siswa yang sedang gabut merasa terhibur. Hana menyanyikan lagu yang berjudul lightweight. Lagu yang memiliki nada tinggi. Sengaja memilih lagu seperti itu untuk mengeluarkan rasa sakitnya dengan cara berteriak. Berteriak dengan baik.

Oh... Teacher! [✓]Where stories live. Discover now