Chapter 16 : Kesempatan

3.8K 257 1
                                    

Hana tidak pernah seterpuruk ini dalam hidupnya. Hana cewek yang kuat, makanya sanggup diselingkuhi tiga kali, dipermalukan dengan banyak kata yang menghujam hatinya. Hana sanggup, dia mumpuni. Tetapi tidak kali ini. Hatinya sudah benar-benar hancur. Hana berjanji tidak akan mencintai orang lain lagi kecuali Hilmy.

Maka dari itu, Hana memikirkan nasibnya kedepan. Bagaimana dia akan bertahan hidup tanpa guru tampannya itu. Hana alay, melankolis, lebay. Itu sebabnya dia tidak bisa ditinggalkan lagi.

“Hana, kita jalan bareng, ya?”

Pagi-pagi sekali Arya bertandang. Ini adalah hari libur. Arya sudah sadar bahwa hati tidak bisa dipaksakan, tetapi dia masih ingin mengajukan permintaan pertemanan. Setidaknya Arya tidak kehilangan cewek bawel itu.

“Kamu nanti maksa aku lagi buat jadi pacar kamu!” Hana melipat tangan di dada, dia belum mandi karena baru saja membersihkan rumah.

“Nggak, Hana. Aku nggak bakalan kek gitu lagi, aku sadar kalau aku salah. Aku cowok brengsek.”

“Memang!”

“Tapi kita masih bisa jadi teman, kan? Iya, kan?”

Hana mengetuk-ngetuk dahinya, sok berpikir. “Gimana, ya….”

“Kamu kan bilang kemarin kalau kita masih bisa temenan….”

“Nanti kamu baper!”

“Nggak apa-apa.”

“Nggak, ah! Pendaftaran temannya udah abis!”

Arya mengembuskan napas dan menatap Hana, tampak wajahnya berputus asa. Mata sipitnya mulai berkaca-kaca. Sebenarnya Arya bukan cowok yang mudah rapuh, dia gentleman. Namun demi mendapatkan belas kasihan dia akan melakukannya.

“Nggak usah nangis!”

“Hana, jangan benci aku, dong. Kita kan udah temenan dari kecil. Kita sering main layangan … masa kamu dendam, sih?”

“Kamu tuh yang nggak mikir! Kita udah temenan lama tapi kamu permaluin aku! Kamu itu temen macam apa, coba?! Cowok nggak tahu diri!”

Arya mengangguk, membenarkan perkataan Hana. Dia memang salah.

“Hana … aku harus gimana? Aku harus apa supaya kamu mau jadi teman aku lagi?”

Hana tersenyum licik. Otaknya sudah merencanakan banyak hal, dia akan memberikan sedikit hukuman untuk mantan kesayangannya itu. Hana bukan orang yang pendendam, kok. Tenang....

“Ok, kita jalan bareng. Tapi … kamu traktir aku makan. Apa pun yang aku pilih, kamu harus bayarin!”

“Beneran? Kamu mau jalan sama aku?”

Hana menguap. “Budek, ya?”

“Iya, iya. Aku mau, asal kita bisa jadi teman.”

Hana manggut-manggut. “Tunggu di luar. Aku mau mandi dulu. Mending sekarang kamu siapin mental buat nggak marah-marah, aku makannya banyak, lho!”

Arya tidak peduli, maupun dia harus menguras banyak uang. Yang terpenting Hana memberinya kesempatan untuk memperbaiki semuanya, walaupun hanya sebatas teman.

Tidak membutuhkan waktu yang lama Hana sudah siap. Dia memakai baju kaos biasa dipadukan celana jeans. Rambutnya dibiarkan tergerai. Hana tampak cantik hanya dengan pakaian sederhana itu. Sempat membuat Arya menyesali semuanya lagi, kenapa dia meninggalkan Hana?

“Nah! Kita mau kemana?” ucap Hana sembari memasangkan topi di kepalanya.

“Terserah, kamu yang atur.”

Oh... Teacher! [✓]Where stories live. Discover now