How is that Possible?

1.1K 185 24
                                    

Semua berubah.

Yup, kata kunci nya disini adalah, berubah. Semuanya berubah, Jisoo kira.

Entah kenapa, hanya saja ia merasa hidup kembali. Maksudku, seperti menghirup udara musim gugur tanpa beban. Well, itu menyenangkan mengingat hidupnya dulu bisa dikatakan hanya di dominasi oleh hitam dan putih saja. Apalagi dengan seseorang yang ikut menekuk sedikit lutunya menghadap ke arah matahari yang akan tumbang di ufuk barat.

"Dulu, aku takut mengingat mu akan menjadi bagian dari sinar jingga ini untuk selamanya." Pria di sampingnya membuka percakapan dengan topik yang sejujurnya tidak terlalu disukai oleh Jisoo.

"Kenapa kau membahas hal itu lagi, Tae? Bukankah kita sudah berjanji akan mengubur memori kelam itu dalam-dalam?" ucap Jisoo lirih tanpa menatap sang lawan bicara. Taehyung menatap si gadis Kim lembut, lalu merengkuh pundaknya, memeluk tubuh mungil Jisoo dari samping.

"Ya, kita akan menguburnya, dan akan aku pastikan, kau tidak akan kemana-mana lagi. Jika kau harus pergi, kita akan pergi bersama," lanjut Taehyung. Jisoo terkekeh renyah, "kenapa tiba-tiba kau mengatakan hal chessy seperti itu, huh?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari sang mentari.

"Oh, ayolah, Soo. Tidakkah kau tau aku belajar berkata-kata seperti ini kepada Hoseok Hyung selama 1 jam?" Taehyung tak terima. Jisoo tertawa, "lagipula kenpa diam-diam kau belajar hal seperti itu, eoh? Aku lebih menyukai Taehyung ku yang blak-blak kan dan childish daripada Taehyung yang tadi, tahu!" Jisoo memukul lengan Taehyung pelan.

Diam-diam Taehyung tersenyum, lalu memutar tubuh Jisoo dan mengunci Jisoo dengan tatapan dalam nya yang, tentu saja membuat pipi Jisoo memerah sendiri.

"Jika aku terus bersikap childish pada Noona, bagaimana aku bisa bersikap dewasa saat kita satu ranjang nanti?"

Wait-WHAT?

Jisoo hampir menganga, "yak! Apa-apaan! Kenapa tiba-tiba kau mengatakan hal vulgar seperti itu, eoh?" Jisoo tak habis pikir. Taehyung tersenyum miring, "bagaimanapun, kau akan menikah dengan ku nanti, lalu kita akan melewatkan malam pertama dengan panas dan penuh gairah, lalu kau akan melahirkan anak pertama kita dan kita akan menjadi keluarga kecil yang bahagia. Dan dengan apa aku harus menamai anak kita? Kim Taesoo? Kim Soohyung? Kim-"

"TAEHYUNG-AH! MENYEBALKAN!"

Jisoo memukul keras Taehyung yang bagi Taehyung sendiri tidak berasa apa-apa. Taehyung tertawa keras, puas menggoda Jisoo. Sedangkan Jisoo kesal sejadi-jadinya, "bagaimana bisa kau berpikir sejauh itu sedangkan kita menikah saja belum!" Jisoo berteriak kesal. Taehyung ber-smrik. Dengan tanpa dosa Taehyung merangkup wajah Jisoo dan mendaratkan ciuman di bibirnya.

"Geurae, will you be mine, Kim Jisoo?"

Jisoo menatap Taehyung tak berkedip. Antara terkejut dan terkejut. Intinya Jisoo terkejut. Taehyung memberinya double attack. Pertama, ciuman tak terduga itu. Dan kedua, lamaran yang tak terduga itu.

Belum saja Jisoo membuka mulutnya, Taehyung memotong, "jangan dijawab, karena aku sudah tahu pasti kau akan menjawab 'iya'!" ucapnya yang membuat Jisoo gemas setengah mati.

"Tuan Kim, kau benar-banar membuatku kesal hari ini. Lihat saja, aku akan membalas mu nanti," ancam Jisoo. Taehyung tertawa lalu menjilat bibirnya, "simpan itu sayang, kau akan sangat membutuhkannya di atas kasur nanti."

"DAMN KIM FUCKING TAEHYUNG!"

*****

Setelah dibuat darah tinggi oleh Kim Taehyung, mereka memutuskan untuk pergi ke kafe terdekat untuk melayani perut mereka yang demo minta diisi karena terkena angin terus-terusan saat mereka di taman tadi. Kata Taehyung, itu namanya 'pengikisan energi karena angin' dan Jisoo hanya berjalan tak peduli. Jujur masih kesal dengan si Pria Kim karena perbuatannya tadi, meski Taehyung sudah minta maaf yang jika Jisoo hitung, sudah lima belas kali dia mengatakannya hingga membuat Jisoo mau tak mau menganggukkan kepalanya.

"Tidakkah kau tau kalau hari ini sangat indah?" Taehyung mencari topik pembicaraan. Jisoo hanya bergumam setuju, sambil melirik beberapa pemuda yang tengah melakukan dance in publik.

Taehyung menghela napas, lalu meraih tangan Jisoo dan membuatnya berbalik menatapnya, "masih marah, ya? Maaf." Taehyung mengulangi perkataan nya hingga membuat Jisoo ikut mengambil napas lalu menatap Taehyung agak malas, "sudah kumaafkan," jawab Jiso seadanya lalu berlalu meningalkan Taehyung.

Taehyung menyusul jalan Jisoo yang agak cepat. Dia tahu kalau perbuatannya tadi cukup membuat 'gadisnya' itu kesal atau mungkin lebih. Jadi dia memutuskan mencari sesuatu yang bisa membuat Jisoo tersenyum lagi.

"YA! PERGI!"

Taehyung dibuat kaget dengan teriakan Jisoo yang kelewat sumbang di telinganya, segera menoleh. Jisoo berlari bersembunyi di balik jaket Taehyung. Dan kini dia tahu alasannya, seekor kucing mendekati mereka. Bagaimana Taehyung bisa lupa ketekutan Jisoo terhadap kucing? Bukan itu, dia phobia. Ya sekiranya begitu yang dikatakan Chaeyoung padanya.

Segera Taehyung membawa sang kucing menjauh. Dan yang ia pikirkan terjadi. Kim Jisoo, wajah gadis itu memerah sampai telinga, begitu pula dengan punggung tangannya. Sambil berjongkok menutupi telinganya, dia terlihat menyedihkan. Seperti seorang gembel dengan level savage.

Oke, lupakan. Taehyung segera mendekati gadis itu, "Soo, gwenchana?" tanya Taehyung.

Jisoo mengangkat kepalanya, Taehyung tersentak kaget saat melihat mata Jisoo yang awalnya biru laut berubah menjadi hitam. Apa mungkin dia memakai softlens?

"Soo, kamu pakai softlens?" Taehyung bertanya. Jisoo mengerutkan kening, "Apa? Tidak," jawabnya yang membuat Taehyung bingung sendiri.

Pertanyaannya, kenapa dia baru sadar?

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kucingnya sudah pergi?" tanya Jisoo. Taehyung buru-buru mengangguk. Dia melihat mata Jisoo membulat, "woah lihat itu! Diskon 30% ice cream ukuran jumbo special hanya untuk tanggal 3-6 saja! Sekarang tanggal berapa?"

Jisoo mengambil ponsel nya. Lucu sekali melihat keantusiasan Jisoo melihat diskon. Taehyung ingin tertawa saja. Jisoo meloncat girang, hampir membuat Taehyung terjungkal menahan tawa karena tingkah kelewat imut Jisoo, "asyik! Sekarang tanggal tiga! Ayo beli Tae!" Jisoo berlari duluan. Taehyung termenung.

Tunggu, dia sadar sesuatu. Warna mata Jisoo berubah, dia takut tapi tidak terjadi apa-apa apalagi sekarng tepat tanggal tiga.

Apa mungkin...

"Tae! Kenapa diam saja? Ayo keburu habis!" Jisoo berseru. Taehyung tak berkutik hingga membuat Jisoo berdecak gemas lalu mendekati Taehyung, "ada apa?" tanyanya, sebenanarnya sedikit kawatir ketika melihat raut muka Taehyung yang tidak bisa ia jelaskan.

"Kenapa kau tiba-tiba jadi aneh-"

"Apa kau sadar? Kalau kelebihan mu tidak bereaksi sama sekali hari ini? Maksudku kelebihan mu dengan alam itu, yeah kurang lebih." Taehyung mengangkat bahu. Jisoo berpikir sejenak.

Tunggu, Taehyung benar. Maklum saja daritadi ia merasa tak tertekan sama sekali. Apa mungkin, kelebihan itu hilang?

But, how is that possible?

[]

✩°-αƭ ƭɦ૨εε-°✩ [VSOO] Where stories live. Discover now