Stuck

1.5K 262 5
                                    

At Three

Beberapa kali bola mata itu berputar random. Semakin kesal, sedangkan lawan bicara nya mengernyit. Seperti bayi yang baru dilahirkan, tidak tau apa-apa. Berharap seseorang memberitahu situasi yang terjadi, dengan tatapan bingung, namun malah membuat kelima manusia didepan nya itu gemas setengah mati.

"Oh ayolah! Katakan padaku apa yang terjadi!" Taehyung berseru. Merasa tak tahan akan tatapan tak suka dan keheningan yang menyelimuti atmosfer mereka.

Seok Jin dan Namjoon bertukar pandang. Taehyung salah, iya. Membiarkan dirinya memecah gelapnya malam hari itu lalu membuat semuanya, Boom! Habis.

"Bagus Kim Taehyung! Sekali lagi kau membuat kesalahan," ucap Namjoon yang membuat Taehyung mendesah pelan.

Hey, bahkan dia baru bangun. Tidak, maksudku dia belum sembuh sepenuhnya, dan apa ini? Bukannya kata-kata seperti 'semoga lekas sembuh' atau 'apa kau baik-baik saja?' Namun namja itu malah kena omel habis-habisan oleh kelima teman nya. Ini tidak adil, hanya karena dia berkata 'kau? Siapa?' Pada gadis itu, dia dipojokkan dengan pertanyaan yang malah membuat pikirannya berkecamuk.

"Apa salah ku? Aku bahkan tidak mengingat apa-apa!" sarkas Taehyung kesal.

Ah ya, namja itu benar. Dia amnesia. Seok Jin tidak akan melupakan hal itu, dan Kim Jisoo langsung beranjak pergi sepuluh detik setelah dokter mengatakan hal itu. Mereka hanya tidak menyangka, Taehyung juga melupakan semua hal yang terjadi padanya bersama Jisoo.

Tentu saja hal itu membuat Seok Jin kesal. Bukan apa-apa, hal itu terjadi karena kebodohan Taehyung sendiri. Siapa yang menyuruh nya mengendarai sepeda motor dengan kecepatan yang jauh dari kata 'pelan' dalam amarah yang menggerogoti pikirannya?

Bodoh emang, belum lagi gadis itu juga tidak mau menjelaskan dan langsung melenceng pergi. Semua berakhir. Dalam sekejap. Seok Jin harap Jisoo tidak melakukan hal gila seperti mengakhiri hidup nya sendiri seperti yang dilakukan gadis yang tengah patah hati kebanyakan. Tapi ia yakin gadis itu tidak akan melakukannya, sejauh yang ia kenal, Jisoo gadis yang menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, gadis itu selalu tenang.

"Jadi? Apa hyung benar-benar tidak mengenalnya?" kini si yang paling muda, Jeon Jungkook membuka suara. Bertanya hal yang membuat Taehyung seperti sedang berpikir keras mengingat sesuatu. Tapi wajahnya berkata seakan itu nihil, dia tak mengingat apapun.

"Tapi, aku seperti pernah melihat nya," ucap Taehyung ragu.

Iris mata kelima nya balik menatap Taehyung, "kapan?" Jimin bertanya, membuat si Kim itu berpikir kembali sebelum wajahnya mendongak kembali.

"Dalam mimpi," jawabnya. Sontak saja kelima manusia itu melengos sebal. Ingin menghujani Taehyung dengan jitakan kecil namun takut membuat luka di kepalanya membesar dan tiba-tiba juga bertanya-siapa kalian?

Ah, itu benar-benar tidak lucu jika terjadi.

"Kau bercanda," sahut Namjoon kemudian. Taehyung menggeleng mantap, "tidak! Aku serius! Aku benar-benar melihatnya di mimpi ku yang datang setiap tanggal tiga! Aku yakin itu pasti dia!" jawab nya kemudian.

"Jangan bicara omong kosong Tae," ucap Seok Jin sambil menggelengkan kepala pelan. Taehyung menggeleng lagi, bibir nya mempout seperti bayi. Merengek bahwa yang ia katakan benar adanya.

"Terserah deh," Seok Jin melangkahkan kaki jenjang nya keluar dari ruangan yang mirip ruangan untuk menginterogasi nara pidana itu.

***

Alih-alih Taehyung yang tengah dilanda kebingungan, Kim Jisoo kembali ke kehidupannya seperti biasa. Mungkin tidak lagi dengan seorang namja yang kini tengah duduk manis disamping nya sambil menggendong seorang anak laki-laki. Si sulung Lee itu tersenyum lebar sambil sesekali candaan keluar dari mulutnya.

"Haejin masih mau permen?" tanya Jisoo sambil mengeluarkan sebuah permen lolipop dari sakunya. Membuat mata kecil itu berbinar lalu mengangguk mantap.

Jisoo tersenyum lalu memberikan permen itu, "adik mu benar-benar lucu, Tae."

Sontak, wajah gadis itu menekuk, senyum nya perlahan pudar. Lee Taeyong yang menyadari perubahan ekspresi gadis itu mendesah pelan.

"Maaf, kurasa namaku mengingatkan mu kepada, Taehyung." ucap Taeyong hati-hati takut gadis itu semakin menekuk wajahnya.

Jisoo mendongak, tersenyum tipis kepada namja itu, "tak apa," jawabnya singkat.

"Jisoo noona, siapa itu Taehyung?" anak laki-laki bernama lengkap Lee Haejin itu bertanya, membuat Taeyong mendesis pelan, mengisyaratkan adik kecilnya itu untuk diam. Namun Jisoo malah tersenyum, mengelus puncak kepala Haejin lembut.

"Taehyung itu penjahat yang sangat jahat," ucap Jisoo yang membuat atensi Taeyong beralih dengan alis yang sempurna menyatu. Dia tau, mungkin saja ada maksud dibalik ucapan gadis itu yang didasarkan bahwa hal tersebut hanya lelucon, tapi nampak sekali kalau ada sindiran yang disematkan pada kata-kata itu.

"Penjahat?" mata Haejin mengerjap-ngerjap polos. Jisoo mengangguk kecil, "em hmm, penjahat yang berbahaya. Jadi, Haejin harus menjauhi orang yang bernama Taehyung nee?"

Dasar penyebar hoax. Taeyong membatin. Bisa-bisa nya gadis itu dengan sukarela meracuni pikiran anak usia 5 tahun dengan alibi kesal, atau emang disengaja.

"Jangan pernah mempercayai Jisoo noona, Haejin-ah." bisik Taeyong pelan, namun disengaja agar Jisoo masih dapat mendengarnya. Membuat gadis itu merotasi mata jengah.

Tak mudah untuk gadis itu melupakan nama Kim Taehyung, meski kisahnya dengan alien itu tidak sepanjang dan seindah kisah Romeo dan Juliet, namun Jisoo masih tetap bersyukur bisa mengenal namja itu.

Hanya saja, cukup ia sayangkan kisah nya akan berakhir seperti ini. Dia tidak akan melupakan Taehyung. Tentu, dan faktanya justru Taehyung lah yang melupakan dirinya. Dia tidak akan menangis, cukup waras untuk menyia-nyiakan air mata suci nya hanya untuk menangisi si brengsek Kim Taehyung.

Well, dia juga tidak pernah berencana untuk memberi ruang bagi seorang Lee Taeyong. Bukan apa-apa, tapi itu sama saja seperti menjadikan nya tempat pelarian setelah patah hati. Bertunangan saja tidak mengartikan bahwa mereka benar-benar sedang melakukan hubungan itu. Ah, maksudku mereka seperti hanya sekedar teman baik. Sebagai tempat curhat, dan ya, tidak lebih dari itu.

"Aku tidak yakin untuk mengatakan hal ini didepan anak kecil, Soo. Tapi aku harus mengatakannya segera kepada mu," ucap Taeyong tiba-tiba. Jisoo mengernyit, lalu terkekeh pelan, "katakan saja selagi itu masih baik untuk dikatakan," jawab Jisoo.

Taeyong tersenyum miring, menatap gadis itu sebelum akhirnya menjatuhkan fokus nya ke anak berusia 5 tahun yang tengah lahap menjilati permen lolipop.

"Aku benar-benar menyukai mu. Dan aku juga tidak berharap kau mematahkan hatiku," ucap Taeyong tanpa menatap si gadis Kim. Jisoo mendelik.

Okay, she's stuck now.

[]

Double Up:*

✩°-αƭ ƭɦ૨εε-°✩ [VSOO] Where stories live. Discover now