Shock

1.4K 212 8
                                    

Warning! Chapter ini panjang seperti jarak aku dengan bias*eakk:v

At Three.

Jisoo POV.

Jujur aku terkejut. Dia menyukai Tzuyu? Itu diluar dugaanku. Aku tidak mengira hal itu sama sekali. Aku penasaran bagaimana jika Minhee tau bahwa nama yang baru saja ia sebut adalah alasan dibalik keadaan ku saat ini.

Well, aku tidak bodoh dengan mengatakan hal itu di depan Minhee. Itu jahat, dan aku bukan tipe yang suka menyakiti perasaan orang begitu saja.

Klik.

Minhee menjentikkan jari nya di depan wajahku. Aku menatapnya, "melamun, eoh?" tanyanya. Aku tersenyum tipis, menggeleng. Dia terkekeh.

"Siapa tadi? Ng...Jisoo?" Aku menoleh saat Minhee memanggil nama ku, "apa?" Dia menggeleng. "Namamu imut," ucapnya. Aku tertawa, sedikit tersanjung.

"Terimakasih," ucapku. Dia tersenyum. Heran, dia hantu tapi ganteng banget kalau senyum.

Setelah itu, kami berdiam diri. Aku mulai terbiasa dengan orang-orang yang menembus badanku. Aku nyaris saja tertawa saat melihat sepasang remaja yang kelihatan nya masih SMA berjalan beriringan menembus ku, samar-samar aku mendengar mereka memanggil satu sama lain dengan sebutan 'jagi ' (sayang). Mungkin tidak sopan, tapi aku tidak sengaja mendengarnya, sungguh.

"Kau mendengarnya?" Aku menatap Minhee dengan alis berkerut, "mendengar apa?" tanyaku. Minhee membalik tubuh 'transparan' nya menghadap ku, "sepasang remaja tadi."

Aku ber-oh ria. Aku tau maksudnya, lalu aku tertawa, "iya aku dengar," jawabku. Kali ini Minhee bergidik, "mereka terlihat masih SMA, tapi udah sayang-sayang an, gimana nanti kalau kuliah?" Minhee nampak kesal, tapi raut muka nya benar-benar lucu saat kesal, jadi aku tertawa.

"Udah biarin, namanya juga remaja," ucapku. "Tapi kan, ihh...mungkin kalau kuliah nanti manggil nya ayah sama bunda, kan ngeri."

Kini aku benar-benar tertawa. Jika itu benar-benar terjadi...

Aku menghentikan tawa ku. Itu tidak lucu, aku mulai tertular Minhee, menggidikkan bahu, menggelengkan kepala jijik saat memikirkan hal itu.

"Ayo kembali ke rumah sakit!" Aku menggoyangkan lengan Minhee. Sebenarnya ini juga membuat ku heran, aku bisa menyentuhnya. Mungkin karena kami sama-sama arwah, jadi aku bisa menyentuhnya.

"Eh, gak apa-apa kembali sekarang?" Dia menatapku intens, sedikit membuat ku salah tingkah. Aku cepat-cepat mengangguk kan kepala, sebenarnya aku masih ingin disini, tapi karena pasangan remaja tadi aku jadi kehilangan mood.

"Yakin?" Minhee tetap bertanya, aku mengangguk dengan pasti, "iya."

"Oke."

Tepat sedetik setelah Minhee mengatakan kata itu, dia memegang tangan ku, lalu seperkian detik aku merasa tubuhku tersedot ke belakang.

Plop.

Suara seperti gelembung pecah terdengar saat kami sampai di rumah sakit. Ini mulai menyenangkan, aku seperti bisa merasakan 'pintu kemana saja' milik Doraemon. Bedanya tadi adalah teleportasi.

Aku melihat ruangan tempat ku menginap sedikit gelap. Dengan jendela yang masih terbuka, sinar rembulan dengan sukarela menyinari lantai kamar dan,

Kim Taehyung?.

Aku melihat Taehyung tertidur di samping tubuh ku. Aku menatapnya prihatin, dia kacau sekali. Aku yakin dia pasti belum makan. Minhee tiba-tiba berjalan menjauh, menuju jendela terbuka, lalu duduk disana.

✩°-αƭ ƭɦ૨εε-°✩ [VSOO] Where stories live. Discover now