Occurred

1.2K 202 14
                                    

Tak.

Terdengar suara ketukan antara sendok dan gigi kontras dengan atmosfer hening mereka. Taehyung menyendok makanan lagi, lalu ia sodorkan kepada Jisoo.

Ah ya, pastinya setelah menjalani rawat inap dan terapi selama hampir 3 bulan, Jisoo telah sembuh meski belum total. Tak terhitung oleh jari pula kata-kata protektif Taehyung yang sejujurnya, ingin membuat Jisoo menjambak rambut coklat Taehyung.

"Ah, aku sudah kenyang, Tae."

Jisoo mendorong kembali sendok yang disandarkan Taehyung padanya yang sukses membuat lelaki itu menghela napas. "Tidak bisa, kau harus makan agar kau lekas sehat, Soo. Lihatlah, tubuh mu saja sudah mirip dengan Lisa."

Jisoo memutar bola mata nya, "tapi aku sudah kenyang," ungkapnya. Taehyung meletakkan piring itu di meja, lalu menatap Jisoo. Tanpa Jisoo duga Taehyung tiba-tiba menarik lembut kepalanya, lalu ia daratkan kecupan singkat di dahi.

"Dengar ini."

Lalu Taehyung kembali mengecup mata kiri Jisoo.

"Jangan sakit lagi."

Lalu beralih ke mata kanannya.

"Aku tidak suka."

Lalu pipi kanan Jisoo, "jangan pernah ninggalin aku lagi."

Lalu pipi kiri Jisoo, "Aku gak bisa hidup tanpa kamu."

Jisoo melebarkan matanya tatkala Taehyung tiba-tiba menyambar bibir nya, "paham?"

Oke, meski itu hanya kecupan sekilas, tapi mampu membuat tubuh Jisoo membeku, spechless. Tak tahan dengan ekspresi Jisoo yang dikira Taehyung kelewat menggemaskan itu, dia tersenyum tipis, lalu mencium bibir Jisoo lagi.

Berawal dengan kecupan biasa yang kini menjadi lebih, yeah..tidak perlu dijelaskan. Dan entah setan apa yang menempel pada Jisoo sehingga gadis itu membalas ciuman Taehyung, bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan yang menampakkan bayi kelinci dengan mata bulatnya yang secara tidak sengaja melihat adegan tidak senonoh di depannya.

"I don't see,"
"I don't see,"
"Aku akan pergi,"
"Astaga my eyes ternodai,"
"Maafkan aku Tuhan, aku tidak sengaja melihatnya."
"Jin Hyung-ah, aku tidak suci lagi, tolong aku."

Sedangkan Jisoo-Tae? Masa bodo. Lanjut.

"Aku candu masa." Taehyung mengusap bibir ranum Jisoo dengan ibu jari nya. Dia terkekeh kecil saat menyadari semburat merah muncul di pipi gembul Jisoo membuat nya secara sengaja menarik pipi itu keras.

"AW! Yak! Sakit!"

Jisoo mencubit tangan Taehyung. Taehyung malah terkekeh, lalu memeluk gadis nya itu. Dia merindukan aroma vanilla khas Jisoo, senyum heart gadis itu, dan yeah, semua nya.

"Aku merindukan mu, uri-pika."

"Pika?"

"Pikachu. Kau mirip dia, menggemaskan. Aku suka."

Jisoo tertawa. Lucu sekali dia di miripkan dengan sosok idola nya, Pikacu.

"Ekhem."

Deheman yang sengaja di keraskan. Jisoo dan Taehyung menoleh tanpa melepas pelukan. Mendapati sosok berparas cantik berdiri dengan senyum hangat khas nya. Tapi entah kenapa, Jisoo tetap tidak suka melihatnya.

"Oh, hai."

"Irene? Kenapa kau kesini?"

Irene yang menangkap raut ketidaksukaan yang tertampang kelewat jelas di wajah Jisoo, hanya terkekeh.

"Menjenguk, apalagi?" jawab Irene seadanya. Jisoo mendengus.

"Tolong jangan seperti itu, kau tidak tau kalau aku sedang berusaha untuk move on?" Irene mendekat, berdiri disamping Taehyung.

"Lalu?"

"Tidak, aku kira kau tengah berpikir aku kesini untuk hanya mencari perhatian. Well, aku tidak serendah itu sebenarnya. Dan ya, move on dari Taehyung itu tidak mudah. Kau tau itu, kan?" Irene melirik Taehyung sekilas.

Jisoo menyipitkan mata, berpikir barangkali dia harus memberi kepercayaan pada Irene meski tidak yakin sepenuhnya.

"Hey, jangan liat wajah ku, lihat mata ku saja. Mungkin wajah cantik ini tidak terlalu meyakinkan untuk mu."

Akhirnya dia menyerah. Dia menatap Taehyung yang memasang wajah blank, seperti orang bego. Untungnya tetap ganteng.

"Baiklah, teman?" Irene menyodorkan tangan nya ke arah Jisoo. Jisoo menatap tangan itu barang tiga detik, lalu ragu-ragu membalasnya.

Mungkin jiwa Nyai di tubuh Irene telah menghilang sehingga dia jadi sebaik ini padanya. Pikir Jisoo.

"Tae, bicaralah sesuatu." Irene melongok ke arah Taehyung yang benar-benar diam.

Taehyung hanya menatap Irene dengan tatapan, eung...

Yang jujur saja membuat Irene ingin menonjok muka nya karena benar-benar memeable.

"Apa? Kalian sudah baikan, kan? Yaudah."

Fu*k.

Tapi Irene hanya bisa tersenyum. Menatap Jisoo, "aku sarankan saat sudah mulai masuk kampus nanti berangkat pagi kalau mau lihat kejutan."

Jisoo mengernyit, "hah?"

Irene hanya tersenyum tipis, "Jinyoung akan kesini nanti, aku pulang. Dah!"

Irene melambaikan tangan yang hanya dibalas tatapan bingung Jisoo.

Cukup dengan Irene yang tiba-tiba baik dengan nya, jangan lagi dengan kebingungan yang Irene berikan padanya.

Sebenarnya bisa saja Jisoo tidak memikirkannya, tapi entah kenapa, it still occurred to her.

//.

Akhirnya update setelah seabad ga update....

Maap update lama + chapter ini agak pendek. Bikaus, hp aku rusak:") dan ini aku ngetik di laptop:)


Betewe ini cerita di endingin sampe chapter berapa ya? Soalnya mau buat work baru ehe:'

Thx for 12k readers & 3k vote.  It all means a lot to me.

Thx again:3
I Love You Guys<3

✩°-αƭ ƭɦ૨εε-°✩ [VSOO] Where stories live. Discover now