Jika buku novel yang beratus ratus halaman bisa ia baca dalam waktu satu hari pun. Tetapi, buku pelajaran baru membukanya saja sudah enek. Nadia terus mencari buku yang ia cari. Hingga akhirnya ia menemukan buku yang cocok dengan tugasnya.

Nadia melangkah untuk mencari buku yang lain, karena ia kekurangan buku. Jika membeli, ia tidak mau. Karena buku ini hanya dipakai sekali, jika meminjam ke perpustakaan, akan lebih hemat uang.

"Dar!" seseorang menepuk bahu Nadia dan membuat Nadia terkejut bukan main.

"Astagfirullah! Rara. Kamu ngagetin aja ishhh. Kalo aku jantungan gimana? Kamu mau tanggung jawab!" Nadia berdecak. Ia memanyunkan bibirnya kesal.

"Hihihi, maafin Rara. Habisnya di panggil-panggil dari tadi nggak denger," kata Zhafira sembari ngos-ngosan.

Nadia hanya bergumam lantas bertanya, "Kamu habis dari mana? Ko ngos-ngosan gitu?"

"Habis dari kerajaan mermeid," jawab Zhafira dengan cengiran polosnya, yang menampakkan kedua lesung pipinya yang cantik.

"Kerajaan mermeid pala mu, yu ah pergi, lagian aku udah beres pilih bukunya." Nadia berjalan ke arah meja Bu Tita, untuk mencatat namanya karena telah meminjam buku. Zhafira juga menyusul Nadia yang berjalan ke arah Bu Tita.

Nadia dan Zhafira berjalan keluar perpustakaan, dan memakai sepatunya masing-masing. Tiba-tiba Nadia melihat teman sekelasnya yang sedang melepas sepatu.

"Intan, ko disini? Kan sebentar lagi masuk." Nadia berdiri lalu mendekati temannya yang bernama Intan itu.

"Jam Pak Dudi kosong, lagi ada urusan, Bu haji Kokom juga kan izin anaknya kecelakaan, sama yang terakhir Pak Anang beliau juga nggak bisa masuk ada kerjaan di luar. Jadi hari ini nggak ada pelajaran, kosong semua," Intan berbicara panjang lebar.

"Oh, untung ada kamu yang ngasih tau, makasih ya tan," kata Nadia mengucapkan terimakasih kepada Intan. Lalu Intan masuk ke dalam perpustakaan bersama temannya.

"Tan tan, mantan sayang. Hahaha," perkataan Zhafira dibalas oleh pelototan Nadia.

"Sahabat nggak ada akhlak dirimu!" cibir Nadia yang mulai melangkah berjalan.

Zhafira tersenyum sembari menggerak gerakkan bibirnya. "Mangafin Nad,"

"Mangaf-mangaf, maaf sayang,"

"Cie panggil sayang cie," Nadia yang melihat aksi godaan dari Zhafira mulai kesal.

Nadia mencibir tidak jelas, ia tidak suka jika terus digoda. "Mulai deh mulai," lanjutnya. "Eh kan aku sama Afifah nggak ada kelas, kamu ada kelas nggak?" tanya Nadia mengalihkan pembicaraan yang tak mau membuat dirinya malu.

"Ada satu pelajaran ,tapi dosen nya nggak tau ada nggak tau enggak. Aku coba cari tau dulu ke kelas ya, entar kalo aku nggak ada kelas juga. Kita pergi makan gimana? Mau nggak? Udah lama juga kita nggak pergi keluar dikarenakan tugas yang manja,"

"Okey deh aku setuju. Yaudah aku mau ke kelas dulu, mau liat si Afifah tuh anak udah dateng belum, nanti kamu chat kalo kamu nggak ada kelas."

Nadia dan Zhafira berjalan ke arah kelasnya masing-masing. Nadia melangkah ke arah kelasnya, ia hanya menemukan segerombolan teman lelakinya yang sedang bermain game, ada pula yang sedang makan sembari mengobrol ria. Nah ada juga yang tidur seperti kebo.

Takdir Cinta Nadia [SELESAI]Where stories live. Discover now